Harga Beras Melonjak

Selasa, 17 Februari 2015 - 14:23 WIB
Harga Beras Melonjak
Harga Beras Melonjak
A A A
JAKARTA - Harga beras di DKI Jakarta dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) harga beras jenis medium di Ibu Kota kemarin mencapai Rp10.060 per kilogram (kg).

Harga tersebut lebih tinggi jika dibandingkan harga beras dengan jenis yang sama tiga kota lain di Jawa. Di Kota Bandung harganya Rp9.600 per kg, Semarang Rp10.000, Serang Rp9.000. Harga rata-rata nasional Rp9.763 per kg. Tingginya harga beras tersebut ditengarai kurangnya pasokan dari sentra produksi padi mengingat pada JanuaridanFebruari ini masuk pada masa paceklik.

Apalagi masa tanam padi yang mundur berdampak cukup besar terhadap mekanisme panen. Menyikapi lonjakan harga tersebut, kemarin Perum Bulog melakukan operasi pasar (OP) beras murah. Untuk melaksanakan kegiatan ini, Bulog menggandeng Kodam Jaya.

”Diharapkan, OP ini bisa menjaga stabilitas harga dan masyarakat dapat memperoleh beras berkualitas dengan harga terjangkau,” kata Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat di sela acara Peluncuran Operasi Pasar Beras di Jakarta kemarin. Menurutnya, OP ini dilaksanakan di 62 titik yang terdiri atas 50 titik di wilayah permukiman dan 12 pasar strategis di Jabodetabek.

Beras yang dijual sudah dikemas 5 kg/pak dengan harga Rp7.400/kg untuk jenis beras medium dan Rp9.000/kg untuk beras premium. ”Ada 20armada. Kitamenjual beras berkualitas, halal, dengan harga yang terjangkau di masyarakat di mana harga sudah ditentukan per kilo Rp7.400. Kita akan melakukannya sampai akhir Februari,” kata Lenny.

Dia melanjutkan, setiap hari akan dipantau perkembangan harga dan kalau memang diperlukan akan dilanjutkan hingga harga beras kembali stabil. ”Kita punya stok beras yang cukup. Sebentar lagi Maret sampai Juni memasuki panen raya. Sementara kapasitas gudang Bulog bisa menyimpan 4 juta ton beras. Kita upayakan semaksimal mungkin penyerapan produksi dalam negeri,” paparnya.

Dalam rangka OP ini, pihaknya menyiapkan beras sebanyak 2.000 ton yang akan didistribusikan selama dua pekan. Kendati demikian, Lenny mengaku siap mendistribusikan beras dalam jumlah banyak hingga harga kembali stabil. ”Berapa pun kebutuhan akan kita lakukan operasi pasar sampai harga turun stabil,” katanya. Menurutnya, suntikan penyertaan modal negara (PMN) kepada Bulog sebesar Rp3 triliun pada RAPBN-P 2015 akan menjadi modal kerja Bulog.

”Ada harapan dan keinginan kuat dari pemerintah supaya Bulog bisa lebih fleksibel, bergerak, karena ditambah modal,” sebutnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, suntikan PMN ke Bulog tersebut memberikan kuota yang sangat besar bagi Bulog untuk dapat melakukan OP beras.

”Bulog dari gudangnya menjual dengan harga Rp6.600 seharusnya di pasar itu Rp7.400, tetapi sekarang Rp8.200 - Rp8.300 sehingga paling tidak kita harus langsung ke titik tempat yang memang membutuhkan beras untuk menstabilkan harga kembali,” tuturnya. Dia menambahkan, fungsi Bulog sekarang sebagai stabilitator harga.

”Jadi janganlah harga ini dipermainkan oleh beberapa pihak yang ingin mendapatkan keuntungan lebih,” ujarnya. Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel mengatakan, OP ini sebagai upaya agar beras yang memang seharusnya dikonsumsi rakyat bisa tepat sampai kepada masyarakat. ”Sekarang ini masalah beras selalu menjadi isu yang cukup besar karena permainan dari pada pedagang. Adanya sistem yang tidak baik akhirnya menyebabkan naiknya harga beras itu sendiri,” ungkapnya.

Oktiani endarwati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2919 seconds (0.1#10.140)