Telkom Kembangkan Bisnis Logistik Maritim
A
A
A
JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menargetkan pendapatan sebesar Rp500 miliar dari penyediaan logistik di wilayah maritim Indonesia.
Direktur Enterprise & Business Service Telkom, Muhammad Awaluddin mengatakan, sejak tahun lalu perseroan mengembangkan lini bisnis penyediaan solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang maritim. “Tahun ini di sektor maritim target pendapatan sekitar Rp500 miliar, itu terdiri dari pasar logistik dan bukan dari transportasinya,” kata Awaluddin saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/2) kemarin.
Dia menjelaskan, untuk menggenjot target tersebut, sejak tahun 2014 emiten operator telekomunikasi pelat merah ini telah membangun enam broadband port dengan total investasi sekitar Rp90 miliar. Satu broadband port membutuhkan biaya sekitar Rp5 miliar.
Eenam broadband port yang telah dibangun Telkom sejak tahun lalu yaitu Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makasar, dan Pelabuhan Sorong. “Tahun ini kami mengalokasikan belanja modal lagi sebesar sekitar Rp200 miliar, nanti akan ditambah jumlah broadband port-nya menjadi 18,” imbuhnya.
Awaluddin mengungkapkan, ke-18 pelabuhan yang akan dipasang broadband ports antara lain, Pelabuhan Banda Aceh, Pelabuhan Pangkal Pinang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Padang, Pelabuhan Cilacap, Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Palangkaraya.
Lalu, Pelabuhan Maloy, Pelabuhan Lombok, Pelabuhan Kupang, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Halmahera, Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Merauke) sebagai bagian dari program Maritim Logistik. “Dana alokasi pembangunan broadband port2015 sebesar 60–65% untuk infrastruktur akses seperti serat optik dan akses wifi, sebesar 20- 25% untuk aplikasi, dan sebesar 10–15% untuk perangkat,” ujar Awaluddin.
Strategi Telkom dalam mendorong industri maritim dengan broadband itu melalui program Maritim Logistik, Maritim Fishery serta Maritim Defense. Maritim Logistik menyediakan infrastruktur broadband dan layanan ICT kawasan pelabuhan sebagai fondasi menuju digital modern seaportdi Indonesia.
Dia mengungkapkan, Maritim Fishery menyediakan platform digital untuk ekosistem Kampung Nelayan Indonesia sehingga memiliki daya saing yang tinggi dan efficiency cost yang berdampak pada peningkatan pendapatan maupun keuntungan bagi ekosistem Kampung Nelayan.
Sedangkan, Maritim Defense menyediakan layanan ICT di pulau terluar Indonesia untuk kedaulatan RI. Sebelumnya Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengatakan, perseroan telah mencanangkan target pada 2015 agar menjadi penguasa pasar di semua lini bisnis yang digeluti.
Di seluler, melalui Telkomsel, PT Telkom akan menjadi King of Digital dengan dukungan mobile broadband. Di layanan berbasis kabel, Telkom akan menjadi juara dengan layanan Fiber to the Home (FTTH) melalui Indi Home yang menawarkan Triple Play. Sementara, backbone akan memperkuat Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dari Aceh hingga Papua.
“Kami juga akan memperkuat foot print dikawasan agar menjadi pemain regional dengan intermediate objectives. Tahun 2015 ini adalah mencapai pendapatan Rp100 triliun dengan market cap Rp300 triliun,” pungkasnya.
Heru febrianto
Direktur Enterprise & Business Service Telkom, Muhammad Awaluddin mengatakan, sejak tahun lalu perseroan mengembangkan lini bisnis penyediaan solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang maritim. “Tahun ini di sektor maritim target pendapatan sekitar Rp500 miliar, itu terdiri dari pasar logistik dan bukan dari transportasinya,” kata Awaluddin saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/2) kemarin.
Dia menjelaskan, untuk menggenjot target tersebut, sejak tahun 2014 emiten operator telekomunikasi pelat merah ini telah membangun enam broadband port dengan total investasi sekitar Rp90 miliar. Satu broadband port membutuhkan biaya sekitar Rp5 miliar.
Eenam broadband port yang telah dibangun Telkom sejak tahun lalu yaitu Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makasar, dan Pelabuhan Sorong. “Tahun ini kami mengalokasikan belanja modal lagi sebesar sekitar Rp200 miliar, nanti akan ditambah jumlah broadband port-nya menjadi 18,” imbuhnya.
Awaluddin mengungkapkan, ke-18 pelabuhan yang akan dipasang broadband ports antara lain, Pelabuhan Banda Aceh, Pelabuhan Pangkal Pinang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Padang, Pelabuhan Cilacap, Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Palangkaraya.
Lalu, Pelabuhan Maloy, Pelabuhan Lombok, Pelabuhan Kupang, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Halmahera, Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Merauke) sebagai bagian dari program Maritim Logistik. “Dana alokasi pembangunan broadband port2015 sebesar 60–65% untuk infrastruktur akses seperti serat optik dan akses wifi, sebesar 20- 25% untuk aplikasi, dan sebesar 10–15% untuk perangkat,” ujar Awaluddin.
Strategi Telkom dalam mendorong industri maritim dengan broadband itu melalui program Maritim Logistik, Maritim Fishery serta Maritim Defense. Maritim Logistik menyediakan infrastruktur broadband dan layanan ICT kawasan pelabuhan sebagai fondasi menuju digital modern seaportdi Indonesia.
Dia mengungkapkan, Maritim Fishery menyediakan platform digital untuk ekosistem Kampung Nelayan Indonesia sehingga memiliki daya saing yang tinggi dan efficiency cost yang berdampak pada peningkatan pendapatan maupun keuntungan bagi ekosistem Kampung Nelayan.
Sedangkan, Maritim Defense menyediakan layanan ICT di pulau terluar Indonesia untuk kedaulatan RI. Sebelumnya Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengatakan, perseroan telah mencanangkan target pada 2015 agar menjadi penguasa pasar di semua lini bisnis yang digeluti.
Di seluler, melalui Telkomsel, PT Telkom akan menjadi King of Digital dengan dukungan mobile broadband. Di layanan berbasis kabel, Telkom akan menjadi juara dengan layanan Fiber to the Home (FTTH) melalui Indi Home yang menawarkan Triple Play. Sementara, backbone akan memperkuat Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dari Aceh hingga Papua.
“Kami juga akan memperkuat foot print dikawasan agar menjadi pemain regional dengan intermediate objectives. Tahun 2015 ini adalah mencapai pendapatan Rp100 triliun dengan market cap Rp300 triliun,” pungkasnya.
Heru febrianto
(ftr)