Penjualan Furnitur di Semarang Diprediksi Tumbuh 20%
A
A
A
SEMARANG - Penjualan furnitur pada awal 2015 di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) sedikit kurang bergairah. Namun, semakin meningkatnya hunian baru di Kota Semarang diprediksi akan meningkatkan penjualan furnitur.
Owner Toko Furniture Rumah Kita Jimmy Jati Utomo mengatakan, saat ini pertumbuhan perumahan khususnya kelas menengah ke atas berkembang cukup pesat. Perumahan dan apartemen tumbuh subur di kota ini.
Dia memperkirakan pertumbuhan penjualan furnitur akan tumbuh antara 15%-20% dari tahun sebelumnya. "Kalau perumahan tumbuh jelas akan berpengaruh terhadap penjualan furnitur, karena rumah baru pasti membutuhkan furnitur baru, baik itu sofa maupun spring bed," katanya di sela-sela pembukaan pameran springbed di Mal Paragon, Semarang, Rabu (25/2/2015).
Menurutnya, tren furnitur 2015 diprediksi tidak akan banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, yakni masih berkisar tipe minimalis dengan aksen yang sederhana. Contohnya sofa yang akan laris di pasaran adalah sofa-sofa polos dengan sedikit aksen, demikian juga springebed tidak akan banyak berubah.
"Funitur akan menyesuaikan rumah, kalau rumah minimalis tentu furniturnya juga yang minimalis. Saya melihat tren saat ini masih akan tetap sama," ujarnya.
Jimmy mengaku, meski di awal tahun ini terjadi kenaikan harga furnitur 10%-15%, namun tidak akan berpengaruh banyak terhadap penjualan, terutama untuk produk-produk kelas menengah ke atas atau premium.
Area Sales Maneger SERTA Semarang Tommy mengatakan, produk untuk kelas premium terutama springbed di Kota Semarang tumbuh dengan baik. "Serta produk springbed kelas premium. Kami hadir di Semarang sejak 2012 dan penjualan cukup bagus setiap tahun," kata dia.
Pihaknya mengaku, selama pameran yang digelar di Mal Paragon mulai 25 Februari hingga 8 Maret, SERTA menargetkan penjualan hingga Rp500 juta. "Kami ada beberapa produk kelas premium, salah satunya produk natural yang memiliki pori-pori oksigen sehingga saat digunakan tidur bisa mengatur sirkulasi udara," pungkasnya.
Owner Toko Furniture Rumah Kita Jimmy Jati Utomo mengatakan, saat ini pertumbuhan perumahan khususnya kelas menengah ke atas berkembang cukup pesat. Perumahan dan apartemen tumbuh subur di kota ini.
Dia memperkirakan pertumbuhan penjualan furnitur akan tumbuh antara 15%-20% dari tahun sebelumnya. "Kalau perumahan tumbuh jelas akan berpengaruh terhadap penjualan furnitur, karena rumah baru pasti membutuhkan furnitur baru, baik itu sofa maupun spring bed," katanya di sela-sela pembukaan pameran springbed di Mal Paragon, Semarang, Rabu (25/2/2015).
Menurutnya, tren furnitur 2015 diprediksi tidak akan banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, yakni masih berkisar tipe minimalis dengan aksen yang sederhana. Contohnya sofa yang akan laris di pasaran adalah sofa-sofa polos dengan sedikit aksen, demikian juga springebed tidak akan banyak berubah.
"Funitur akan menyesuaikan rumah, kalau rumah minimalis tentu furniturnya juga yang minimalis. Saya melihat tren saat ini masih akan tetap sama," ujarnya.
Jimmy mengaku, meski di awal tahun ini terjadi kenaikan harga furnitur 10%-15%, namun tidak akan berpengaruh banyak terhadap penjualan, terutama untuk produk-produk kelas menengah ke atas atau premium.
Area Sales Maneger SERTA Semarang Tommy mengatakan, produk untuk kelas premium terutama springbed di Kota Semarang tumbuh dengan baik. "Serta produk springbed kelas premium. Kami hadir di Semarang sejak 2012 dan penjualan cukup bagus setiap tahun," kata dia.
Pihaknya mengaku, selama pameran yang digelar di Mal Paragon mulai 25 Februari hingga 8 Maret, SERTA menargetkan penjualan hingga Rp500 juta. "Kami ada beberapa produk kelas premium, salah satunya produk natural yang memiliki pori-pori oksigen sehingga saat digunakan tidur bisa mengatur sirkulasi udara," pungkasnya.
(izz)