Australia Perbesar Biaya Investor Properti Asing

Kamis, 26 Februari 2015 - 12:34 WIB
Australia Perbesar Biaya...
Australia Perbesar Biaya Investor Properti Asing
A A A
SYDNEY - Para investor mungkin harus membayar biaya yang besar sebelum dapat membeli real estat pemukiman atau bisnis di Australia. Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott mengungkapkan hal itu kemarin.

Menurut Abbott, pemerintah mengusulkan sejumlah penalti sipil dan denda terkait investasi asing. Harga properti menjadi isu panas di Australia, khususnya di Sydney dan ada klaim investasi asing telah mendorong harga rumah. Meski demikian, Abbott menilai tidak ada data yang cukup mengenai klaim tersebut.

Dia juga menepis peninjauan kembali aturan rasio negatif yang menurut para analis properti telah meningkatkan harga properti. Rasio negatif ialah saat investasi menghasilkan arus kas negatif dan mengizinkan investor mengklaim pengurangan pajak. Proposal itu setelah pengumuman awal tahun ini oleh pemerintah bahwa mereka memperketat aturan bagi investasi asing di lahan pertanian.

Sesuai proposal baru, investor asing yang ingin membeli properti Australia bernilai hingga 1 juta dolar Australia harus membayar biaya aplikasi 5.000 dolar Australia pada Badan Peninjauan Investasi Asing (FIRB). Investasi lebih dari 1 juta dolar Australia harus membayar biaya aplikasi 10.000 dolar Australia untuk setiap tambahan satu juta dolar dalam harga pembelian.

Aplikasi untuk membeli bisnis senilai 1 miliar dolar Australia akan membutuhkan biaya aplikasi 100.000 dolar Australia. Para investor asing yang melanggar aturan ini akan didenda hingga 25% nilai investasi dan dapat dipaksa menjual properti tersebut. Pendaftaran aplikasi akan mencatat berapa banyak pemilik properti pertanian dan pemukiman asing di Australia dan siapa mereka.

Pemerintah menyatakan, kebijakan investasi asing untuk real estat pemukiman telah didesain untuk meningkatkan stok rumah Australia tapi kurang dalam penerapan aturan dalam beberapa tahun berakhir. Kondisi ini dapat mengancam integritas kebijakan tersebut. ”Kami ingin warga Australia berperan di level lapangan permainan,” ujar Abbott saat menjelaskan pasar properti, dikutip BBC.

Analis dari JW Nevile Fellow of Economics di UNSW Australia Business School, Tim Harcourt, menjelaskan, kekhawatiran tentang investasi asing di properti, terutama investasi China, telah membuat Pemerintah Australia mengusulkan perubahan bagi aturan investasi asingnya.

”Ada persepsi di masyarakat bahwa pemuda Australia mengalami kenaikan harga properti akibat spekulasi investor asing,” paparnya. Masalah ini mungkin menjadi debat investasi asing terbesar di Australia, terlepas dari investasi China di lahan pertanian. Tapi, banyak pembeli asing sebenarnya merupakan warga Australia keturunan China atau India.

”Pemerintah menyatakan aturan baru akan ada di lapangan permainan tapi menghindari fakta bahwa sebagian besar pembeli rumah yang berusia muda, terlahir di era baby boomer Australia sehingga saat ini permintaan meningkat dan harga naik,” tutur Harcourt.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0596 seconds (0.1#10.140)