Suzuki Tembus Pasar Eropa
A
A
A
BEKASI - Sepeda motor produksi Indonesia diakui dunia, terbukti dengan lolosnya produk Suzuki Address ke pasar Eropa yang dikenal berstandar tinggi.
Mengawali pergerakan bisnis di industri automotif pada 2015, PT Suzuki Indomobil Motor (PT SIM) dan PT Suzuki Indomobil Sales (PT SIS) divisi roda dua selaku produsen dan pemasar sepeda motor Suzuki melakukan ekspansi pasar produk skutik dengan melakukan terobosan berupa ekspor perdana Suzuki Address ke 24 negara di kawasan Eropa, Jepang, dan Oceania.
Total pengiriman direncanakan sebanyak 30.000 unit (CKDset/CBU) atau sekitar 20% dari proyeksi total ekspor sepeda motor Suzuki pada 2015 sebesar 150.000 unit. “Ekspor ini membuktikan bahwa produk kami bisa diterima masyarakat dan konsumen di sana, terutama di Eropa yang dikenal punya banyak aturan dan standar produk seperti kualitas keamanan dan masalah emisi gas buang,” ujar President Director PT SIM dan PT SIS Shuji Oishi di sela-sela peresmian ekspor Suzuki Address di PT SIM Tambun, Jawa Barat, kemarin.
Dalam acara tersebut, Managing Officer Suzuki Motor Corporation dan Managing Director 2W PT SIS Motoo Murakami mengatakan, sebelum diekspor Suzuki Address telah lebih dulu dipasarkan di dalam negeri dan mendapat respons positif karena irit bahan bakar dan berkualitas.
Suzuki Address juga menjadi skutik produksi Indonesia pertama dan satu-satunya yang memenuhi standar dunia. “Peran Indonesia sebagai pusat penjualan sepeda motor Suzuki menjadi semakin penting dan tidak terbatas pada domestik saja. Ke depan kami akan mengembangkan model baru yang menarik untuk memperluas ekspor sehingga meningkatkan devisa,” tuturnya.
SMC selaku induk perusahaan sepeda motor Suzuki sejak lama telah mempercayakan Indonesia sebagai mother plant untuk produksi sepeda motor di kawasan ASEAN. Sebelumnya PT SIM tercatat telah mengekspor berbagai varian sepeda motor Suzuki antara lain Satria FU150, Shooter F1, Shogun Axelo, Nex FI, Hayate, dan Lets ke berbagai negara di Asia.
Total ekspor sepeda motor Suzuki sepanjang April 2013 hingga Maret 2014 sebanyak 114.000 unit (CKDset/CBU). PT SIM juga telah menyiapkan rencana ekspor sepeda motor Suzuki hingga lima tahun mendatang dengan proyeksi pada 2018 sebanyak 200.000 unit.
Mendag Rachmat Gobel menargetkan ekspor sepeda motor dalam lima tahun ke depan bisa mencapai 1-2 juta unit. “Dalam lima tahun musti 2 juta unit. Paling tidak komposisinya 80% domestik dan 20% ekspor. Ekspor automotif roda empat juga akan kita dorong,” tandasnya.
Menperin Saleh Husin mengatakan, keberhasilan PT SIM mengekspor sepeda motor ke Eropa dan negara tujuan ekspor lain akan semakin menambah kepercayaan pasar internasional terhadap produk automotif khususnya sepeda motor buatan dalam negeri.
Dia mengharapkan langkah ini diikuti produsen sepeda motor dalam negeri lain dalam melakukan terobosan ekspor untuk mengurangi defisit perdagangan Indonesia. Dia juga berharap PT SIM terus melakukan langkah terobosan guna meningkatkan ekspor dengan cara mengembangkan sepeda motor berukuran besar 250 CC ke atas sesuai standar kualitas dan keamanan yang dipersyaratkan oleh pasar global terutama negara-negara maju seperti Eropa dan Jepang.
Terkait tuntutan mendag untuk mengejar ekspor sepeda motor 1-2 juta unit di 2019, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Shinduwinata mengaku tidak mudah. Tetapi, pihaknya berkomitmen untuk mencapai target tersebut.
“Sebetulnya kalau hanya naik 300%, ekspornya mudah saja. Saat ini AISI mengekspor 40.000-50.000 unit dengan tambahan ekspor Suzuki ini pun naiknya sudah 50%. Kalau 2-3 tahun lagi naik 300% kan enteng,” pungkasnya.
Inda susanti
Mengawali pergerakan bisnis di industri automotif pada 2015, PT Suzuki Indomobil Motor (PT SIM) dan PT Suzuki Indomobil Sales (PT SIS) divisi roda dua selaku produsen dan pemasar sepeda motor Suzuki melakukan ekspansi pasar produk skutik dengan melakukan terobosan berupa ekspor perdana Suzuki Address ke 24 negara di kawasan Eropa, Jepang, dan Oceania.
Total pengiriman direncanakan sebanyak 30.000 unit (CKDset/CBU) atau sekitar 20% dari proyeksi total ekspor sepeda motor Suzuki pada 2015 sebesar 150.000 unit. “Ekspor ini membuktikan bahwa produk kami bisa diterima masyarakat dan konsumen di sana, terutama di Eropa yang dikenal punya banyak aturan dan standar produk seperti kualitas keamanan dan masalah emisi gas buang,” ujar President Director PT SIM dan PT SIS Shuji Oishi di sela-sela peresmian ekspor Suzuki Address di PT SIM Tambun, Jawa Barat, kemarin.
Dalam acara tersebut, Managing Officer Suzuki Motor Corporation dan Managing Director 2W PT SIS Motoo Murakami mengatakan, sebelum diekspor Suzuki Address telah lebih dulu dipasarkan di dalam negeri dan mendapat respons positif karena irit bahan bakar dan berkualitas.
Suzuki Address juga menjadi skutik produksi Indonesia pertama dan satu-satunya yang memenuhi standar dunia. “Peran Indonesia sebagai pusat penjualan sepeda motor Suzuki menjadi semakin penting dan tidak terbatas pada domestik saja. Ke depan kami akan mengembangkan model baru yang menarik untuk memperluas ekspor sehingga meningkatkan devisa,” tuturnya.
SMC selaku induk perusahaan sepeda motor Suzuki sejak lama telah mempercayakan Indonesia sebagai mother plant untuk produksi sepeda motor di kawasan ASEAN. Sebelumnya PT SIM tercatat telah mengekspor berbagai varian sepeda motor Suzuki antara lain Satria FU150, Shooter F1, Shogun Axelo, Nex FI, Hayate, dan Lets ke berbagai negara di Asia.
Total ekspor sepeda motor Suzuki sepanjang April 2013 hingga Maret 2014 sebanyak 114.000 unit (CKDset/CBU). PT SIM juga telah menyiapkan rencana ekspor sepeda motor Suzuki hingga lima tahun mendatang dengan proyeksi pada 2018 sebanyak 200.000 unit.
Mendag Rachmat Gobel menargetkan ekspor sepeda motor dalam lima tahun ke depan bisa mencapai 1-2 juta unit. “Dalam lima tahun musti 2 juta unit. Paling tidak komposisinya 80% domestik dan 20% ekspor. Ekspor automotif roda empat juga akan kita dorong,” tandasnya.
Menperin Saleh Husin mengatakan, keberhasilan PT SIM mengekspor sepeda motor ke Eropa dan negara tujuan ekspor lain akan semakin menambah kepercayaan pasar internasional terhadap produk automotif khususnya sepeda motor buatan dalam negeri.
Dia mengharapkan langkah ini diikuti produsen sepeda motor dalam negeri lain dalam melakukan terobosan ekspor untuk mengurangi defisit perdagangan Indonesia. Dia juga berharap PT SIM terus melakukan langkah terobosan guna meningkatkan ekspor dengan cara mengembangkan sepeda motor berukuran besar 250 CC ke atas sesuai standar kualitas dan keamanan yang dipersyaratkan oleh pasar global terutama negara-negara maju seperti Eropa dan Jepang.
Terkait tuntutan mendag untuk mengejar ekspor sepeda motor 1-2 juta unit di 2019, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Shinduwinata mengaku tidak mudah. Tetapi, pihaknya berkomitmen untuk mencapai target tersebut.
“Sebetulnya kalau hanya naik 300%, ekspornya mudah saja. Saat ini AISI mengekspor 40.000-50.000 unit dengan tambahan ekspor Suzuki ini pun naiknya sudah 50%. Kalau 2-3 tahun lagi naik 300% kan enteng,” pungkasnya.
Inda susanti
(ftr)