Harga Baru Biodiesel Segera Diumumkan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan revisi harga indeks pasar (HIP) bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel efektif berlaku seiring telah ditandatanganinya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang formula harga biodiesel yang baru pada akhir pekan lalu.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, harga baru untuk biodiesel akan dipublikasikan seiring dengan pengumuman harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 Maret 2015. “Sudah ditandatangani Pak Menteri, nanti segera akan diumumkan,” kata dia diJakarta kemarin.
Menurut Dadan, formula perhitungan harga indeks pasar biodiesel yang baru sama dengan yang telah disampaikan kepada Dewan Pertimbangan Rakyat (DPR). “Formulanya adalah harga minyak sawit mentah (crude palm oil /CPO) ditambah biaya konversi. Semuanya dihitung dalam dolar Amerika Serikat,” ungkap dia.
Harga baru biodiesel untuk merevisi harga sebelumnya yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2185/12/MEM/2014. Permen tersebut menetapkan harga indeks pasar untuk BBN jenis biosolar sebesar 103,48 mean of platts Singapore (MOPS) solar. Menurut Dadan, setiap bulan Kementerian ESDM akan melakukan evaluasi terhadap harga pasar biodiesel.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong peningkatan pemanfaatan BBN. Revisi formula harga pasar biodiesel disebabkan anjloknya harga minyak dunia, sehingga menimbulkan kerugian besar terhadap produsen biodiesel. Selain menetapkan formula harga pasar biodiesel yang baru, pemerintah akan menyubsidi biodiesel sebesar Rp4.000 per liter dan bioetanol sebesar Rp3.000 per liter.
Dadan menegaskan, harga pasar BBN yang akan direvisi hanya untuk biodiesel, sementara harga pasar bioetanol tidak mengalami perubahan. Sepanjang 2015 Kementerian ESDM menargetkan penyerapan biodiesel untuk public service obligation (PSO) dan non- PSO sebesar 3,4 juta kiloliter (kl).
Target tersebut naik dibanding realisasi penyerapan 2014 sebesar 1,7 juta kl, adapun target pada 2013 hanya 600.000 kl. Dadan menyampaikan, sepanjang 2015 pemerintah masih akan meneruskan mandatori pencampuran 10% BBN jenis biodiesel pada bahan bakar solar. Mandatori B10 akan terus difokuskan pada BBN PSO. “B15 keliatannya untuk yang PSO tidak mungkin, tahun ini most likely B10 karena terkait subsidi, kecuali kalau harga kompetitif, akan kita pikirkan. Sambil kita juga persiapkan untuk B20,” ungkap dia.
Tender Pertamina
Seiring penetapan harga baru biodiesel, PT Pertamina (Persero) akan menggelar tender pengadaan biodiesel untuk dicampur dengan BBM jenis solar. Stok biodiesel Pertamina akan habis pada Februari 2015, setelah tender yang digelar pada Desember 2014 gagal mendapatkan pemenang. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, habisnya persediaan biodiesel Pertamina karena pada tender sebelumnya praktis tidak ada peminat.
“Tender kemarin tidak ada yang ikut karena harganya masih rendah,” kata dia. Ahmad mengatakan, tender kali ini Pertamina akan menunggu keputusan harga indeks pasar biodiesel yang baru dari pemerintah. “Kami akan nunggu formula baru, kalau tidak ada ,itu tidak bisa,” tukas dia. Pertamina membutuhkan pasokan biodiesel sebesar 1,6 juta kl pada tahun ini untuk dicampur dengan solar bersubsidi maupun nonsubsidi.
Pengadaan biodiesel ditujukan untuk pencampuran BBM bersubsidi jenis solar yang pada tahun ini mencapai 16 juta kl. Presiden Direktur PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) Immanuel Sutarto mengatakan, formula harga pasar biodiesel yang baru lebih realistis bagi pelaku usaha. “Pada prinsipnya,lebih baik dari segi bisnis. Kami dengar formula harga biodiesel yang baru itu adalah harga CPO plus biaya produksi dan subsidi sebesar Rp4.000 per liter,” tandas dia. Eterindo, salah satu produsen biodiesel, tercatat memiliki kontrak memasok biodiesel sebanyak 36.000 metrik ton (MT) pada tahun ini ke Pertamina.
Nanang wijayanto
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, harga baru untuk biodiesel akan dipublikasikan seiring dengan pengumuman harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 Maret 2015. “Sudah ditandatangani Pak Menteri, nanti segera akan diumumkan,” kata dia diJakarta kemarin.
Menurut Dadan, formula perhitungan harga indeks pasar biodiesel yang baru sama dengan yang telah disampaikan kepada Dewan Pertimbangan Rakyat (DPR). “Formulanya adalah harga minyak sawit mentah (crude palm oil /CPO) ditambah biaya konversi. Semuanya dihitung dalam dolar Amerika Serikat,” ungkap dia.
Harga baru biodiesel untuk merevisi harga sebelumnya yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2185/12/MEM/2014. Permen tersebut menetapkan harga indeks pasar untuk BBN jenis biosolar sebesar 103,48 mean of platts Singapore (MOPS) solar. Menurut Dadan, setiap bulan Kementerian ESDM akan melakukan evaluasi terhadap harga pasar biodiesel.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong peningkatan pemanfaatan BBN. Revisi formula harga pasar biodiesel disebabkan anjloknya harga minyak dunia, sehingga menimbulkan kerugian besar terhadap produsen biodiesel. Selain menetapkan formula harga pasar biodiesel yang baru, pemerintah akan menyubsidi biodiesel sebesar Rp4.000 per liter dan bioetanol sebesar Rp3.000 per liter.
Dadan menegaskan, harga pasar BBN yang akan direvisi hanya untuk biodiesel, sementara harga pasar bioetanol tidak mengalami perubahan. Sepanjang 2015 Kementerian ESDM menargetkan penyerapan biodiesel untuk public service obligation (PSO) dan non- PSO sebesar 3,4 juta kiloliter (kl).
Target tersebut naik dibanding realisasi penyerapan 2014 sebesar 1,7 juta kl, adapun target pada 2013 hanya 600.000 kl. Dadan menyampaikan, sepanjang 2015 pemerintah masih akan meneruskan mandatori pencampuran 10% BBN jenis biodiesel pada bahan bakar solar. Mandatori B10 akan terus difokuskan pada BBN PSO. “B15 keliatannya untuk yang PSO tidak mungkin, tahun ini most likely B10 karena terkait subsidi, kecuali kalau harga kompetitif, akan kita pikirkan. Sambil kita juga persiapkan untuk B20,” ungkap dia.
Tender Pertamina
Seiring penetapan harga baru biodiesel, PT Pertamina (Persero) akan menggelar tender pengadaan biodiesel untuk dicampur dengan BBM jenis solar. Stok biodiesel Pertamina akan habis pada Februari 2015, setelah tender yang digelar pada Desember 2014 gagal mendapatkan pemenang. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, habisnya persediaan biodiesel Pertamina karena pada tender sebelumnya praktis tidak ada peminat.
“Tender kemarin tidak ada yang ikut karena harganya masih rendah,” kata dia. Ahmad mengatakan, tender kali ini Pertamina akan menunggu keputusan harga indeks pasar biodiesel yang baru dari pemerintah. “Kami akan nunggu formula baru, kalau tidak ada ,itu tidak bisa,” tukas dia. Pertamina membutuhkan pasokan biodiesel sebesar 1,6 juta kl pada tahun ini untuk dicampur dengan solar bersubsidi maupun nonsubsidi.
Pengadaan biodiesel ditujukan untuk pencampuran BBM bersubsidi jenis solar yang pada tahun ini mencapai 16 juta kl. Presiden Direktur PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) Immanuel Sutarto mengatakan, formula harga pasar biodiesel yang baru lebih realistis bagi pelaku usaha. “Pada prinsipnya,lebih baik dari segi bisnis. Kami dengar formula harga biodiesel yang baru itu adalah harga CPO plus biaya produksi dan subsidi sebesar Rp4.000 per liter,” tandas dia. Eterindo, salah satu produsen biodiesel, tercatat memiliki kontrak memasok biodiesel sebanyak 36.000 metrik ton (MT) pada tahun ini ke Pertamina.
Nanang wijayanto
(bbg)