Pipa Gas Elpiji Rumah Tangga Disiapkan

Rabu, 04 Maret 2015 - 10:53 WIB
Pipa Gas Elpiji Rumah Tangga Disiapkan
Pipa Gas Elpiji Rumah Tangga Disiapkan
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan mengembangkan pipa gas rumah tangga agar distribusi elpiji 3 kilogram (kg) lebih tepat sasaran. Namun, realisasinya masih perlu waktu karena infrastrukturnya belum tersedia.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, kebijakan perubahan pola distribusi gas ini akan menjadi sebuah tren baru di masyarakat ke depan. Meski demikian, tidak semudah membalik telapak tangan untuk mewujudkannya. “Nanti ke depan elpiji tidak lagi digotong-gotongmelainkanmelalui pipa gas rumah tangga.

Itu bisa menjadi solusi,” ungkap Sudirman saat kunjungan ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Jakarta, kemarin. Dia menambahkan, tidak terkontrolnya distribusi elpiji 3 kg merupakan akibat adanya disparitas harga antara dengan elpiji non subsidi kemasan 12 kg. Untuk itu, ke depan pola distribusi tabung gas diganti dengan pipa. “Pembangunannya lama dan butuh waktu.

Tapi, di beberapa titik sudah siap diresmikan, seperti di Semarang. Sedangkan di Jabodetabek, sudah ada yang diresmikan,” ungkapnya. Dia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar rumah baru bisa diikutkan dengan pola distribusi semacam ini. Sehingga, tidak perlu lagi ada pembongkaran jika dipasang infrastruktur pipa jaringan gas rumah tangga.

“Jadi nanti ke depan, yang digotong-gotong ini tidak perlu lagi karena pakai pipa,” jelasnya. Sudirman mengklaim, tidak ada kendala dalam membangun jaringan pipa gas rumah tangga. Hanya, pemerintah perlu mempersiapkan anggaran dan bekerja sama dengan pemerintah daerah. “Karena urusannya ini masuk ke rumah-rumah tangga. Maka harus bekerja sama dengan pemda,” tuturnya.

Tidak hanya itu, ujar dia, dalam waktu dekat pemerintah jugaakanmenerapkandistribusi tertutup untuk mengantisipasi migrasi akibat naiknya harga elpiji 12 kg beberapa hari lalu. Sehingga, kekhawatiran adanya perpindahan pengguna elpiji 12 kg ke 3 kg dapat dikurangi. “Ini akan dilakukan paralel distribusi tertutup harus dicapai dalam waktu singkat karena urusan migrasi harus diawasi.

Sambil jalan kita bangun pipa gas,” ujarnya. Pada kesempatan tersebut Sudirman juga mengakui bahwa distribusi elpiji 3 kg tidak terkontrol sehingga kerap kali di suatu daerah kesulitan mendapatkan gas tabung melon. Namun, pihaknya menganggap itu hanya masalah kecil bukan kelangkaan besar. “Hanya di beberapa titik mungkin sulit tapi Pertamina sudah ada sistem (SIMOL3K).

Sehingga, bisa langsung diatasi, hanya kasuistik minor,” katanya. Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan, target pipa gas rumah tangga untuk lima tahun ke depan sebanyak 1,2 juta rumah tangga. “Sumatera dan Kalimantan menjadi prioritas kami,” ungkapnya di tempat yang sama.

Terkait distribusi tertutup, Wiratmadja menyatakan bahwa penerapan sistem tersebut tidak ada kendala, tinggal diimplementasikan saja. Namun, hingga saat ini masih terkendala soal anggaran hingga saat ini belum turun. “Tinggal dilakukan saja tapi maksud dan teknisnya harus jelas. Tapi, anggaran bulan ini belum turun,” pungkasnya. Wakil Komisi VII DPR Satya W Yudha meminta pemerintah untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan harga elpiji 12 kg yakni yang mendorong migrasi ke elpiji kemasan 3 kg.

Pemerintah seharusnya sudah menerapkan pola distribusi terbuka menjadi tertutup. “Jika pola distribusi masih memakai pola terbuka, maka semua orang bisa pakai elpiji 3 kg,” terangnya. Satya menegaskan, meski peluang migrasi dari elpiji 12 kg ke 3 kg tetap ada, paling tidak dapat diminimalisasi jika pemerintah menerapkan distribusi tertutup. “Meski ada rembesan, tapi tidak akan membengkakkan subsidi elpiji 3 kg. Ini risiko komoditas dua harga seperti di pupuk. Tapi, di pupuk dilakukan distribusi tertutup,” ungkapnya.

Nanang wijayanto
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3157 seconds (0.1#10.140)