Ibu Rumah Tangga Mengeluh Harga Serba Naik
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan beras, bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik, elpiji 12 kilogram (kg), tol dan tiket kereta secara bersamaan membuat beberapa lapisan masyarakat menjerit, terutama ibu rumah tangga.
Salah satu ibu rumah tangga yang mengeluhkan kenaikan harga tersebut adalah Sofia (48), warga Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dia mengatakan, makin terbebani dengan naiknya harga kebutuhan pokok dalam waktu berdekatan.
"Kalau begitu, listrik bulan April mulai naik ya? Kok rasanya naik terus? Turunnya kapan?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (7/3/2015).
Dia menambahkan, jika naiknya harga BBM yang telah terjadi awal bulan ini, diikuti dengan naiknya listrik pada bulan depan dan tarif tol ditambah dengan tiket kereta maka akan berdampak signifikan pada harga komoditas bahan pokok rumah tangga dan logistik.
"Nanti kalau itu semua naik, harga cabai, minyak goreng, bumbu-bumbu dapur juga ikutan naik. Saya bingung kalau semua pada naik begini. Sudah begitu, suami saya hanya pensiunan," imbuhnya.
Sofia berharap, pemerintah bisa mengendalikan harga tersebut akan tidak naik dalam waktu yang berdekatan karena akan mengangetkan dan makin membebani masyarakat, sehingga dia khawatir akan terjadi aksi protes di mana-mana.
"Saya saja kaget. Kemarin sempat kumpul sama ibu-ibu arisan RT, mereka juga ngeluh karena semua pada naik. Listrik juga bakalan naik April. Mau tidak mau, kita mesti hemat banget," ujarnya.
Hal serupa dikatakan oleh Maryati (60). Maryati mengaku sudah siap untuk lebih 'mengencangkan ikat pinggang' untuk menghadapi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok.
"Seminggu lalu beras, nanti listrik. Memangnya kita orang kaya semua? Sebulan naik, bulan besok naik lagi. Gempor dong kantongnya," ujar pedagang sayur tersebut.
Dia berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar lebih sayang kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah, dengan menaikan harga pelan-pelan dan tidak berbarengan seperti saat ini.
"Kan pak Jokowi itu dari wong cilik, ya coba itu dilihat yang lebih bawah dari saya, pasti mereka lebih menjerit dari pada saya," pungkasnya.
Salah satu ibu rumah tangga yang mengeluhkan kenaikan harga tersebut adalah Sofia (48), warga Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dia mengatakan, makin terbebani dengan naiknya harga kebutuhan pokok dalam waktu berdekatan.
"Kalau begitu, listrik bulan April mulai naik ya? Kok rasanya naik terus? Turunnya kapan?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (7/3/2015).
Dia menambahkan, jika naiknya harga BBM yang telah terjadi awal bulan ini, diikuti dengan naiknya listrik pada bulan depan dan tarif tol ditambah dengan tiket kereta maka akan berdampak signifikan pada harga komoditas bahan pokok rumah tangga dan logistik.
"Nanti kalau itu semua naik, harga cabai, minyak goreng, bumbu-bumbu dapur juga ikutan naik. Saya bingung kalau semua pada naik begini. Sudah begitu, suami saya hanya pensiunan," imbuhnya.
Sofia berharap, pemerintah bisa mengendalikan harga tersebut akan tidak naik dalam waktu yang berdekatan karena akan mengangetkan dan makin membebani masyarakat, sehingga dia khawatir akan terjadi aksi protes di mana-mana.
"Saya saja kaget. Kemarin sempat kumpul sama ibu-ibu arisan RT, mereka juga ngeluh karena semua pada naik. Listrik juga bakalan naik April. Mau tidak mau, kita mesti hemat banget," ujarnya.
Hal serupa dikatakan oleh Maryati (60). Maryati mengaku sudah siap untuk lebih 'mengencangkan ikat pinggang' untuk menghadapi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok.
"Seminggu lalu beras, nanti listrik. Memangnya kita orang kaya semua? Sebulan naik, bulan besok naik lagi. Gempor dong kantongnya," ujar pedagang sayur tersebut.
Dia berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar lebih sayang kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah, dengan menaikan harga pelan-pelan dan tidak berbarengan seperti saat ini.
"Kan pak Jokowi itu dari wong cilik, ya coba itu dilihat yang lebih bawah dari saya, pasti mereka lebih menjerit dari pada saya," pungkasnya.
(rna)