Surplus Dagang China Februari Tembus Rekor

Senin, 09 Maret 2015 - 10:02 WIB
Surplus Dagang China...
Surplus Dagang China Februari Tembus Rekor
A A A
BEIJING - Surplus perdagangan bulanan China untuk Februari mencapai 370,5 miliar yuan (sekitar USD59 miliar), rekor baru bagi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Ekspor Februari China tercatat melonjak 48,9% (year on year /yoy) menjadi 1,04 triliun yuan, sementara impor turun 20,1% menjadi 666,1 miliar yuan. Pencapaian surplus sebesar 370,5 miliar yuan itu mengalahkan rekor sebelumnya sebesar 366,9 miliar yuan yang dicatat pada Januari. Pencapaian itu terjadi berkat lonjakan aktivitas eksportir Negeri Panda itu sebelum libur panjang perayaan tahun baru.

Sebagai informasi, Tahun Baru China jatuh pada 19 Februari 2015, sementara tahun lalu jatuh pada akhir Januari sehingga basis perbandingan relatif rendah. “Dipengaruhi faktor Festival Musim Semi, perusahaanperusahaan eksportir meningkatkan aktivitasnya sebelum libur panjang dan kembali bekerja setelahnya,” ungkap pernyataan Kepabeanan China seperti dikutip AFP kemarin.

Dalam dua bulan pertama tahun ini, total surplus perdagangan China mencapai 737,4 miliar yuan. Terlepas dari itu, China tahun ini menurunkan target pertumbuhan ekonominya menjadi hanya sekitar 7%. Pemerintah China mengakui banyak tantangan berat yang harus dihadapi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Target pertumbuhan yang diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang tersebut tercatat sebagai yang terendah sejak 2004, saat negara itu menargetkan pertumbuhan di angka yang sama.

Penurunan target itu didasarkan atas realisasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai tahun lalu, hanya sebesar 7,4%. Realisasi pertumbuhan pada 2014 itu tercatat sebagai yang terendah dalam 24 tahun terakhir. Beijing bahkan juga memangkas target pertumbuhan perdagangan, inflasi, dan sejumlah indikator ekonomi lain.

Li mengatakan, target pertumbuhan perdagangan tahun ini diturunkan menjadi sekitar 6% dari tahun sebelumnya 7,5%. China diketahui telah gagal mencapai target pertumbuhan perdagangannya selama tiga tahun berturut-turut akibat melemahnya permintaan domestik dan luar negeri.

M faizal
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8388 seconds (0.1#10.140)