17.520 Sekolah Belum Teraliri Listrik
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berjanji akan menuntaskan kekurangan pasokan listrik dari sekolah tingkat dasar hingga menengah atas di seluruh Indonesia. Saat ini, sebanyak 17.520 sekolah belum teraliri listrik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, telah mendapatkan laporan dari Kementerian Pendidikan masih banyak sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas belum mendapatkan pasokan listrik. Hal itu membuat kedua pihak bergerak cepat menuntaskan masalah ini.
"Hari ini kami mendapat informasi penting bahwa di bawah Kemendikbud masih banyak sekolah yang belum memperoleh sambungan listrik," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/3/2015).
Menurut Sudirman, kekurangan pasokan listrik di sejumlah sekolah tersebut menjadi tanggung jawab besar Kementerian ESDM sebagai pengelola energi. Selanjutnya pihaknya akan memverifikasi secara terencana dan melakukan tindakan lapangan supaya segera teratasi.
"Pendidikan adalah pintu kemajuan, kalau sekolah-sekolah belum mendapat dukungan listrik rasanya kurang pas," kata dia.
Dia memandang masalah listrik sekolah sebagai pintu masuk menggenjot rasio elektrifikasi (RE). Terkait sekolah-sekolah di daerah terpencil pihaknya akan menjangkau dengan basis energi baru dan terbarukan. "Karena secara natural infrastruktur susah, sehingga hanya EBT yang bisa kita dorong," jelas dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan senang karena laporannya direspon Menteri ESDM. Bagaimanapun, listrik merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran.
"Listrik menjadi kebutuhan mendasar. Kita kaji data istrik dan banyak sekali sekolah yang belum teraliri listrik. Kemendikbud, datang ke ESDM dalam rangka memastikan anak-anak kita bisa belajar baik," tuturnya.
Anies menyebut, terdapat sekitar 208.000 sekolah dari tingkat dasar hingga menengah di seluruh Indonesia. Terdapat 17.520 sekolah belum teraliri listrik, terbesar ialah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar 14.992 sekolah sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) senanyak 2528 unit sekolah.
"Kalau rasio elektrifikasi mencapai 85% ini sekolah yang belum teraliri listrik 8,4%. Jadi angka 17.000 itu equivalen dengan 8,4% sekolah," terangnya.
Dia mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kementerian ESDM akan membuat gugus tugas bersama mengumpulkan data verifikasi dan bergerak menyelesaikan masalah sesuai dengan tantangan di daerah. Hal ini merupakan langkah guna menyelesaikan masalah listrik bersama.
"Kita berharap dimulainya gugus tugas ini kita bisa menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih baik untuk semua. Sama-sama menyiapkan masa depan anak-anak kita untuk lebih baik," tutup dia.
Berdasarkan data Kemendikbud total listrik SD/SMP/SMA/SMK terendah secara persentase, di antaranya Papua, baru 55% dan Sulawesi Barat 63% Papua Barat 66%, Nusa Tenggara Timur NTT 70% , Kalimantan Barat 71% . Sedangkan persentase daerah paling tinggi diantaranya Jawa Tengah 97% , Bangka Belitung 96% , Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 96% , Jawa Barat 95% dan Jawa Timur 95%. Rata-rata sekolah yang tidak teraliri listrik adalah di daerah yang tertinggal pembangunannya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, telah mendapatkan laporan dari Kementerian Pendidikan masih banyak sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas belum mendapatkan pasokan listrik. Hal itu membuat kedua pihak bergerak cepat menuntaskan masalah ini.
"Hari ini kami mendapat informasi penting bahwa di bawah Kemendikbud masih banyak sekolah yang belum memperoleh sambungan listrik," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/3/2015).
Menurut Sudirman, kekurangan pasokan listrik di sejumlah sekolah tersebut menjadi tanggung jawab besar Kementerian ESDM sebagai pengelola energi. Selanjutnya pihaknya akan memverifikasi secara terencana dan melakukan tindakan lapangan supaya segera teratasi.
"Pendidikan adalah pintu kemajuan, kalau sekolah-sekolah belum mendapat dukungan listrik rasanya kurang pas," kata dia.
Dia memandang masalah listrik sekolah sebagai pintu masuk menggenjot rasio elektrifikasi (RE). Terkait sekolah-sekolah di daerah terpencil pihaknya akan menjangkau dengan basis energi baru dan terbarukan. "Karena secara natural infrastruktur susah, sehingga hanya EBT yang bisa kita dorong," jelas dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan senang karena laporannya direspon Menteri ESDM. Bagaimanapun, listrik merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran.
"Listrik menjadi kebutuhan mendasar. Kita kaji data istrik dan banyak sekali sekolah yang belum teraliri listrik. Kemendikbud, datang ke ESDM dalam rangka memastikan anak-anak kita bisa belajar baik," tuturnya.
Anies menyebut, terdapat sekitar 208.000 sekolah dari tingkat dasar hingga menengah di seluruh Indonesia. Terdapat 17.520 sekolah belum teraliri listrik, terbesar ialah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar 14.992 sekolah sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) senanyak 2528 unit sekolah.
"Kalau rasio elektrifikasi mencapai 85% ini sekolah yang belum teraliri listrik 8,4%. Jadi angka 17.000 itu equivalen dengan 8,4% sekolah," terangnya.
Dia mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kementerian ESDM akan membuat gugus tugas bersama mengumpulkan data verifikasi dan bergerak menyelesaikan masalah sesuai dengan tantangan di daerah. Hal ini merupakan langkah guna menyelesaikan masalah listrik bersama.
"Kita berharap dimulainya gugus tugas ini kita bisa menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih baik untuk semua. Sama-sama menyiapkan masa depan anak-anak kita untuk lebih baik," tutup dia.
Berdasarkan data Kemendikbud total listrik SD/SMP/SMA/SMK terendah secara persentase, di antaranya Papua, baru 55% dan Sulawesi Barat 63% Papua Barat 66%, Nusa Tenggara Timur NTT 70% , Kalimantan Barat 71% . Sedangkan persentase daerah paling tinggi diantaranya Jawa Tengah 97% , Bangka Belitung 96% , Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 96% , Jawa Barat 95% dan Jawa Timur 95%. Rata-rata sekolah yang tidak teraliri listrik adalah di daerah yang tertinggal pembangunannya.
(dmd)