BSM Tekan Pembiayaan Bermasalah

Senin, 23 Maret 2015 - 12:12 WIB
BSM Tekan Pembiayaan Bermasalah
BSM Tekan Pembiayaan Bermasalah
A A A
JAKARTA - PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan penurunan pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/ NPF) gros hingga di bawah 6% pada akhir tahun ini.

Untuk itu, BSM melakukan sejumlah terobosan di bidang pembiayaan, mulai pembenahan proses bisnis, penguatan manajemen risiko, pengendalian internal, pengembangan bisnis, hingga pemulihan aset.

”Untuk itu, tahun ini kami targetkan bisa menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp400 miliar. Kami juga serius mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi turun,” kata Direktur Utama BSM Agus Sudiarto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta kemarin.

Dia mengungkapkan, pihaknya telah memetakan nasabah pembiayaan yang bermasalah sekaligus mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi jatuh. Di antaranya, nasabah yang cenderung turun karena teknikal, yakni arus kasnya (cashflow) tidak matching dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.

Kemudian, nasabah yang telah direstrukturisasi. Selanjutnya, nasabah yang berpotensi masuk program restrukturisasi. Serta nasabah yang cenderung jatuh dan sulit dipertahankan. ”Dengan pemetaan tersebut, dipastikan strategi penanganan (account strategy) dapat dieksekusi dengan tepat dan efektif,” paparnya.

Di samping itu, ungkap Agus, BSM juga terus membenahi proses bisnis di setiap tingkatan, mulai lini depan (front end process), lini tengah (middle end process), hingga lini belakang (back end process ). Artinya, kata dia, proses di depan harus kuat dan benar. Tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian, unit manajemen risiko yang berada di lini tengah bisa mempercepat proses pembiayaan.

Lini belakang serius menagih pembiayaan bermasalah, baik yang on balanced maupun off balanced. ”Semua unit di BSM akan bahu membahu untuk mengatasi NPF dan memerangi fraud, sekaligus meningkatkan kualitas pembiayaan,” ungkap dia.

Saat ini BSM memiliki tiga satuan tugas financing recovery division (FRD). Selama 2014, FRD I, FRD II, dan FRD III telah melakukan perbaikan NPF sebesar Rp2,92 triliun atau ratarata Rp244 miliar per bulan.

Corporate Secretary BSM Dian Faqihdien Suzabar menambahkan, terhadap nasabah yang pembiayaannya sudah dihapusbukukan (write off), tingkat recovery pada 2014 sebesar Rp233 miliar, meningkat Rp90 miliar atau 63% dibandingkan 2013 sebesar Rp143 miliar.

Sementara untuk meningkatkan perbaikan kolektibilitas pembiayaan dan pemulihan write off, BSM membentuk ”bad bank” sebagai unit sentralisasi penanganan NPF dan write off yang dijalankan regional representative financing recovery (R3).

Menurut Dian, guna mempercepat perbaikan NPF, perseroan mengimplementasikan Gerakan Sikat 1 Triliun (Ges1t). Gerakan ini memiliki delapan program penanganan NPF dan write off, antara lain monitoring sistem, daftar agunan lelang online di website, preapproval diskon margin, insentif program, weekend collection, dan lawyer in action.

Ke depan, lanjutnya, BSM akan menyasar target pasar secara selektif yang sesuai dengan kebutuhan nasabah di setiap segmen, baik segmen konsumer, komersial, maupun korporasi.

Kunthi fahmar sandy
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5130 seconds (0.1#10.140)