IMF Apresiasi Bank Infrastruktur
A
A
A
BEIJING - Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menyambut pembentukan bank infrastruktur baru oleh China. Lembaga baru itu mendapat dukungan dari Eropa namun ditanggapi skeptis oleh Amerika Serikat (AS).
Komentar Lagarde itu muncul saat lawatan lima hari di China. Lawatan ini setelah Beijing menjadi tuan rumah bagi negara-negara Eropa yang menandatangani dukungan untuk Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang dipimpin China. Langkah yang diambil Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan negara lain mengakibatkan kekhawatiran di AS dan Jepang yang memimpin Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang berbasis di Manila.
Beberapa pihak menilai, bank baru itu kompetitor bagi dua institusi tersebut. Melalui pernyataan yang dikeluarkan setelah dia bertemu Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang, Lagarde memuji langkah Beijing untuk mereformasi sejumlah sektor termasuk memberantas korupsi, mengendalikanpolusi, danmembukadiriuntuk lebih terhubung dengan dunia.
”Saya menyambut berbagai inisiatif China di bidang ini, termasuk melalui pendirian AIIB,” kata Lagarde, dikutip kantor berita AFP . Lagarde menjelaskan, IMF akan senang bekerja sama dengan bank baru tersebut, menurut laporan kantor berita Xinhua. Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati juga memuji AIIB.
”Inisiatif apa pun yang akan memobilisasi dana untuk mengisi kesenjangan infrastruktur sangat disambut,” ujarnya kepada Xinhua . China telah mendapatkan dukungan Eropa untuk terlibat dalam lembaga baru tersebut. Media China menyebutkan, AS menghadapi risiko tersisihkan.
Beijing menjadikan lembaga yang dibangun dengan dana USD50 miliar itu sebagai alat untuk membantu mengisi kesenjangan kebutuhan dana untuk pembangunan regional di Asia. Meski demikian, para pejabat AS menunjukkan kekhawatiran bahwa lembaga baru itu akan mengganggu kinerja Bank Dunia. Lagarde juga menjelaskan, IMF menyambut langkah China untuk memasukkan yuan dalam cadangan devisa IMF.
”Kami akan bekerja sama dengan otoritas China dalam hal ini,” ujar Lagarde. Kunjungan Lagarde itu dilakukan seiring melemahnya pertumbuhan di China. Para pemimpin China menyatakan, perekonomian negara itu sedang mengalami transisi dari pertumbuhan tahunan dua digit selama beberapa dekade, menjadi model pertumbuhan berkelanjutan yang lebih lamban. ”Ini harus menuju pada pertumbuhan yang lebih lamban, aman, dan berkelanjutan, dengan fokus pada inovasi dan entrepreneurship, yang akan bagus bagi China dan rakyatnya, dan bagus bagi dunia,” papar Lagarde.
Syarifudin
Komentar Lagarde itu muncul saat lawatan lima hari di China. Lawatan ini setelah Beijing menjadi tuan rumah bagi negara-negara Eropa yang menandatangani dukungan untuk Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang dipimpin China. Langkah yang diambil Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan negara lain mengakibatkan kekhawatiran di AS dan Jepang yang memimpin Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang berbasis di Manila.
Beberapa pihak menilai, bank baru itu kompetitor bagi dua institusi tersebut. Melalui pernyataan yang dikeluarkan setelah dia bertemu Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang, Lagarde memuji langkah Beijing untuk mereformasi sejumlah sektor termasuk memberantas korupsi, mengendalikanpolusi, danmembukadiriuntuk lebih terhubung dengan dunia.
”Saya menyambut berbagai inisiatif China di bidang ini, termasuk melalui pendirian AIIB,” kata Lagarde, dikutip kantor berita AFP . Lagarde menjelaskan, IMF akan senang bekerja sama dengan bank baru tersebut, menurut laporan kantor berita Xinhua. Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati juga memuji AIIB.
”Inisiatif apa pun yang akan memobilisasi dana untuk mengisi kesenjangan infrastruktur sangat disambut,” ujarnya kepada Xinhua . China telah mendapatkan dukungan Eropa untuk terlibat dalam lembaga baru tersebut. Media China menyebutkan, AS menghadapi risiko tersisihkan.
Beijing menjadikan lembaga yang dibangun dengan dana USD50 miliar itu sebagai alat untuk membantu mengisi kesenjangan kebutuhan dana untuk pembangunan regional di Asia. Meski demikian, para pejabat AS menunjukkan kekhawatiran bahwa lembaga baru itu akan mengganggu kinerja Bank Dunia. Lagarde juga menjelaskan, IMF menyambut langkah China untuk memasukkan yuan dalam cadangan devisa IMF.
”Kami akan bekerja sama dengan otoritas China dalam hal ini,” ujar Lagarde. Kunjungan Lagarde itu dilakukan seiring melemahnya pertumbuhan di China. Para pemimpin China menyatakan, perekonomian negara itu sedang mengalami transisi dari pertumbuhan tahunan dua digit selama beberapa dekade, menjadi model pertumbuhan berkelanjutan yang lebih lamban. ”Ini harus menuju pada pertumbuhan yang lebih lamban, aman, dan berkelanjutan, dengan fokus pada inovasi dan entrepreneurship, yang akan bagus bagi China dan rakyatnya, dan bagus bagi dunia,” papar Lagarde.
Syarifudin
(bbg)