Pemerintah Lelang SUN Rp10 T

Senin, 30 Maret 2015 - 09:44 WIB
Pemerintah Lelang SUN Rp10 T
Pemerintah Lelang SUN Rp10 T
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melelang empat seri surat utang negara (SUN) dengan target indikatif sebesar Rp10 triliun.

Dalam lelang yang akan diselenggarakan Selasa (31/3) besok, pemerintah akan mengeluarkan seri SUN sebagai berikut, SPN03150701 (new issuance), SPN12160401 (new issuance ), FR0070(reopening ), danFR0068 (reopening ). Lelang yang bersifat terbuka ini akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.

Menurut pernyataan tertulis dari DJPPR, metode SUN yang dibuat dengan metode harga beragam ini yaitu langsung mengumumkan pemenang lelang pada hari yang sama. Sedangkan, proses akhir penyelesaian transaksi akan dilakukan pada dua hari setelah pelelangan, tepat pada 2 April 2015, dengan menerapkan sistem lelang yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI).

Pembayaran bunga secara diskonto akan dilakukan pada seri SPN03150701 dan SPN12160401 yang secara berurutan akan jatuh tempo pada 1 Juli 2015 dan 1 April 2016. Sementara, penawaran tingkat bunga tetap sebesar 8,375% akan diberikan pada seri FR0070 dan seri FR0068 yang masing-masingnya akan jatuh tempo pada 15 Maret 2024 dan 15 Maret 20134.

Sebagai informasi, lelang SUN ini adalah yang ketiga kalinya di bulan Maret. Sebelumnya pemerintah telah melakukan pelelangan sebanyak dua kali pada 3 Maret dan 17 Maret 2015 yang sama-sama menyerap dana investor sebanyak Rp10 triliun, dengan rata-rata penawaran berada pada kisaran Rp20 sampai Rp30 triliun. Senior analis obligasi, Desmon Silitonga, mengatakan bahwa tren lelang di Indonesia saat ini memang cenderung turun.

Penilannya tersebut berdasarkan penawaran empat seri SUN di periode sebelumnya. Walau begitu, kondisi tersebut masih dapat dikatakan stabil dan cukup baik karena tidak terlalu berdampak pada rupiah. ”Apalagi dengan imbal hasil bagi investasi obligasi yang rata-rata maksimalnya sekitar 7,3%, itu termasuk aman,” ukatanya. Desmon menyatakan, jika pemerintah mampu membawa ke arah di bawah persentase tersebut, tentu akan lebih bagus lagi.

Rabia edra
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6205 seconds (0.1#10.140)