Ini Alasan Sukardi Tolak Jabatan Komisaris Utama BTN
A
A
A
JAKARTA - Sukardi Rinakit mengungkapkan alasan penolakan jabatan sebagai komisaris utama (komut) PT Bank Tabungan Negara (BTN). Dia mengatakan dirinya tidak pas menduduki jabatan di perbankan karena tak sesuai dengan bidangnya.
"Saya tidak mau menerima posisi komut BTN karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik. Kalau saya masuk; padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan), maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN," ungkap Sukardi dalam pesan singkatnya kepada Sindonews, Mingggu (5/4/2015).
Dia menyatakan, penunjukan dirinya di BTN bukan bagi-bagi kekuasaan. Pemerintah memerlukan dirinya untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan lebih mudah. Sehingga, program sejuta rumah yang diusung pemerintah bisa sukses.
"Dari sisi pemerintah, saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses. Jadi, positif sekali dan bukan bagi-bagi kue kekuasaan ke saya," tegas pengamat politik ini.
Sukardi menuturkan, dirinya saat ini mendapat tugas menjadi staf khusus di Kementerian Sekretaris Negara. Tugas yang diemban salah satunya mempersiapkan pidato presiden.
"Saya sudah bertemu Mensesneg Pak Pratikno, dan saya akan mendapat tugas khusus menjadi staf khusus mensesneg. Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya," tandasnya. (Baca: Sukardi Tolak Jabatan Komut BTN Dinilai Keputusan Berani)
Berikut pesan singkat Sukardi Rinakit kepada Sindonews:
Saya tidak mau menerima posisi Komut BTN karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik. Kalau saya masuk; padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan) maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN.
Dari sisi pemerintah, saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses. Jadi positif sekali dan bukan bagi-bagi kue kekuasaan ke saya.
Saya sudah bertemu Mensesneg Pak Pratikno, dan saya akan mendapat tugas khusus menjadi Staf Khusus Mensesneg. Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya. Tabik! Sukardi Rinakit
"Saya tidak mau menerima posisi komut BTN karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik. Kalau saya masuk; padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan), maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN," ungkap Sukardi dalam pesan singkatnya kepada Sindonews, Mingggu (5/4/2015).
Dia menyatakan, penunjukan dirinya di BTN bukan bagi-bagi kekuasaan. Pemerintah memerlukan dirinya untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan lebih mudah. Sehingga, program sejuta rumah yang diusung pemerintah bisa sukses.
"Dari sisi pemerintah, saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses. Jadi, positif sekali dan bukan bagi-bagi kue kekuasaan ke saya," tegas pengamat politik ini.
Sukardi menuturkan, dirinya saat ini mendapat tugas menjadi staf khusus di Kementerian Sekretaris Negara. Tugas yang diemban salah satunya mempersiapkan pidato presiden.
"Saya sudah bertemu Mensesneg Pak Pratikno, dan saya akan mendapat tugas khusus menjadi staf khusus mensesneg. Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya," tandasnya. (Baca: Sukardi Tolak Jabatan Komut BTN Dinilai Keputusan Berani)
Berikut pesan singkat Sukardi Rinakit kepada Sindonews:
Saya tidak mau menerima posisi Komut BTN karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik. Kalau saya masuk; padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan) maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN.
Dari sisi pemerintah, saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses. Jadi positif sekali dan bukan bagi-bagi kue kekuasaan ke saya.
Saya sudah bertemu Mensesneg Pak Pratikno, dan saya akan mendapat tugas khusus menjadi Staf Khusus Mensesneg. Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya. Tabik! Sukardi Rinakit
(dmd)