Semen Indonesia Bangun Pabrik di Papua
A
A
A
JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) berencana membangun pabrik semen terintegrasi di Kabupaten Jayapura, Papua, dengan investasi USD150 juta atau setara Rp1,95 triliun (Rp13.000/USD).
Corporate Secretary Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan perseroan dan Pemerintah Kabupaten Jayapura sebelumnya telah melakukan kesepakatan kerja sama untuk pembangunan pabrik semen terintegrasi berkapasitas 1 juta ton per tahun tersebut.
”Pembangunan pabrik ini selaras dengan fokus pemerintah untuk percepatan kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian timur,” kata Agung di Jakarta kemarin. Lebih lanjut dia menjelaskan, pertumbuhan permintaan semen di wilayah Indonesia timur seperti Papua, Maluku, dan sekitarnya terus meningkat.
Dengan dasar potensi penghematan biaya transportasi dan distribusi semen, SMGR berencana membangun pabrik semen di Jayapura. ”Pabrik semen terintegrasi ini memiliki kapasitas sebesar 1 juta ton per tahun dengan biaya investasi diperkirakan mencapai USD150 juta,” paparnya.
Menurut Agung, pembangunan pabrik semen di Jayapura ini direncanakan akan dimulai tahun 2016. Adapun masa pengerjaan diperkirakan selama tiga tahun dan ditargetkan beroperasi pada awal tahun 2019. Dia berharap, pabrik baru ini dapat memenuhi permintaan kebutuhan semen di Provinsi Papua yang pada tahun lalu mencapai sekitar 800.000 ton.
Hal ini sekaligus dapat memasok permintaan semen di daerah sekitarnya seperti Maluku serta peluang ekspor ke Papua New Guinea. Menurut Agung, hasil studi awal yang dilakukan mengindikasikan kondisi geografis Kabupaten Jayapura sesuai dengan rencana perluasan bisnis perseroan, baik dari segi lokasi, ketersediaan bahan baku, potensi efisiensi dalam biaya transportasi dan distribusi, serta rencana pengembangan ke depan.
Sebelumnya, Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengatakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen semen tersebut tengah berencana melakukan ekspansi ke Vietnam. Perseroan melihat adanya ruang untuk melakukan perluasan bisnis di luar negeri.
Suparni juga menjelaskan, rencananya perseroan ingin membangun dua cabang perusahaan di sana. ”Diharapkan dapat bersinergi secara baik dengan SMGR yang ada di domestik,” paparnya belum lama ini.
Dia menambahkan, dalam waktu dekat ini perseroan akan melakukan ekspansi ke negara ASEAN seperti Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja. Bangladesh juga menjadi fokus ekspansi ke luar negeri. Menurut dia, ekspansi ini sifatnya terus-menerus sehingga pengerjaannya akan terus menjadi bagian dari perseroan untuk diselesaikan.
Namun, menurutnya, pada tahun ini ekspansi domestik masih tetap jadi fokus perseroan untuk menyelesaikan pembangunan dua pabrik yang terletak di Rembang, Jawa Tengah, dan Indarung, Sumatera Barat. Dua pabrik tersebut masing-masing memiliki kapasitas sebesar 3 juta ton per tahun.
”Dua pabrik itu nilainya Rp9 triliun. Saat ini perkembangannya sudah mencapai 17%, ditargetkan pabrik tersebut akan diselesaikan pada akhir tahun 2016. Dengan ekspansi itu diharapkan kebutuhan semen perseroan dapat meningkat dan dananya akan digunakan untuk akuisisi pabrik. Itu yang jadi prioritas dan fokus perseroan saat ini,” imbuhnya.
Vice President PT Quant Kapital Investama Hans Kwee memproyeksikan Semen Indonesia akan tetap meraih laba yang ditargetkan meskipun ada sedikit sentimen negatif mengenai penurunan harga semen per saknya.
”Sentimen tersebut akan berdampak jangka pendek dan sentimen itu bersamaan dengan penurunan harga BBM, listrik, dan gas. Jadi walaupun turun harga semennya, harga pengeluaran produksi juga ikut turun,” katanya.
Heru febrianto
Corporate Secretary Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan perseroan dan Pemerintah Kabupaten Jayapura sebelumnya telah melakukan kesepakatan kerja sama untuk pembangunan pabrik semen terintegrasi berkapasitas 1 juta ton per tahun tersebut.
”Pembangunan pabrik ini selaras dengan fokus pemerintah untuk percepatan kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian timur,” kata Agung di Jakarta kemarin. Lebih lanjut dia menjelaskan, pertumbuhan permintaan semen di wilayah Indonesia timur seperti Papua, Maluku, dan sekitarnya terus meningkat.
Dengan dasar potensi penghematan biaya transportasi dan distribusi semen, SMGR berencana membangun pabrik semen di Jayapura. ”Pabrik semen terintegrasi ini memiliki kapasitas sebesar 1 juta ton per tahun dengan biaya investasi diperkirakan mencapai USD150 juta,” paparnya.
Menurut Agung, pembangunan pabrik semen di Jayapura ini direncanakan akan dimulai tahun 2016. Adapun masa pengerjaan diperkirakan selama tiga tahun dan ditargetkan beroperasi pada awal tahun 2019. Dia berharap, pabrik baru ini dapat memenuhi permintaan kebutuhan semen di Provinsi Papua yang pada tahun lalu mencapai sekitar 800.000 ton.
Hal ini sekaligus dapat memasok permintaan semen di daerah sekitarnya seperti Maluku serta peluang ekspor ke Papua New Guinea. Menurut Agung, hasil studi awal yang dilakukan mengindikasikan kondisi geografis Kabupaten Jayapura sesuai dengan rencana perluasan bisnis perseroan, baik dari segi lokasi, ketersediaan bahan baku, potensi efisiensi dalam biaya transportasi dan distribusi, serta rencana pengembangan ke depan.
Sebelumnya, Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengatakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen semen tersebut tengah berencana melakukan ekspansi ke Vietnam. Perseroan melihat adanya ruang untuk melakukan perluasan bisnis di luar negeri.
Suparni juga menjelaskan, rencananya perseroan ingin membangun dua cabang perusahaan di sana. ”Diharapkan dapat bersinergi secara baik dengan SMGR yang ada di domestik,” paparnya belum lama ini.
Dia menambahkan, dalam waktu dekat ini perseroan akan melakukan ekspansi ke negara ASEAN seperti Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja. Bangladesh juga menjadi fokus ekspansi ke luar negeri. Menurut dia, ekspansi ini sifatnya terus-menerus sehingga pengerjaannya akan terus menjadi bagian dari perseroan untuk diselesaikan.
Namun, menurutnya, pada tahun ini ekspansi domestik masih tetap jadi fokus perseroan untuk menyelesaikan pembangunan dua pabrik yang terletak di Rembang, Jawa Tengah, dan Indarung, Sumatera Barat. Dua pabrik tersebut masing-masing memiliki kapasitas sebesar 3 juta ton per tahun.
”Dua pabrik itu nilainya Rp9 triliun. Saat ini perkembangannya sudah mencapai 17%, ditargetkan pabrik tersebut akan diselesaikan pada akhir tahun 2016. Dengan ekspansi itu diharapkan kebutuhan semen perseroan dapat meningkat dan dananya akan digunakan untuk akuisisi pabrik. Itu yang jadi prioritas dan fokus perseroan saat ini,” imbuhnya.
Vice President PT Quant Kapital Investama Hans Kwee memproyeksikan Semen Indonesia akan tetap meraih laba yang ditargetkan meskipun ada sedikit sentimen negatif mengenai penurunan harga semen per saknya.
”Sentimen tersebut akan berdampak jangka pendek dan sentimen itu bersamaan dengan penurunan harga BBM, listrik, dan gas. Jadi walaupun turun harga semennya, harga pengeluaran produksi juga ikut turun,” katanya.
Heru febrianto
(ftr)