Hadapi MEA, Industri Kreatif Malang Tingkatkan Skill
A
A
A
JAKARTA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang, Jawa Timur (Jatim) melatih skill para pelaku usaha kreatif untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Para pelaku industri kreatif dari berbagai komunitas ini mendapat pelatihan selama 10 hari untuk meningkatkan skill dalam membuat aneka produk dari bahan bekas seperti limbah kain dan dedaunan.
Kepala Seksi Pengembanan Industri Tekstil dan Aneka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nugroho Nanang mengatakan, hasil pelatihan ini nanti juga akan dibantu promosinya di pameran-pameran yang digelar di berbagai kota. "Kita tampung limbah dari pabrik konveksi untuk diolah lagi menjadi barang bernilai ekonomis," katanya di sela-sela pelatihan, Rabu (8/4/2015).
Menurutnya, hasil produksi para pelaku industri kreatif semacam ini mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Bahkan pemasaran mereka juga ada yang sampai ekspor terutama produk hiasan rumah seperti sarung bantal, kursi, dan hiasan dinding. "Hasil kerajinan tangan seperti ini lebih laku di pameran daripada hasil pabrik," ujar dia.
Sementara, instruktur pelatihan Nur Suryanti mengatakan, pelatihan ini untuk mempersiapkan para pelaku industri kreatif di Kota Malang dalam menghadapi MEA.
"Selain keterampilan, kualitas dan desain mereka juga menjadi prioritas pelatihan untuk menghadapi persaingan," kata Nur yang juga membina ibu-ibu mantan TKW ini.
Menurutnya, sengaja dipilih produksi yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah pabrik konveksi. "Dari pabrik per kilogram biasanya Rp4 ribu sampai Rp7 ribu," imbuhnya.
Setelah menjadi produk, kata Nur, bisa laku antara Rp25 ribu hingga Rp2 juta, bahkan ekspor ke Jepang untuk kelengkapan interior mobil. Jaringan di antara mereka juga diharapkan kian diperkuat agar tidak ada kompetitor di antara teman dan berubah menjadi sebuah komunitas yang kuat dan berdaya saing.
Para pelaku industri kreatif dari berbagai komunitas ini mendapat pelatihan selama 10 hari untuk meningkatkan skill dalam membuat aneka produk dari bahan bekas seperti limbah kain dan dedaunan.
Kepala Seksi Pengembanan Industri Tekstil dan Aneka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nugroho Nanang mengatakan, hasil pelatihan ini nanti juga akan dibantu promosinya di pameran-pameran yang digelar di berbagai kota. "Kita tampung limbah dari pabrik konveksi untuk diolah lagi menjadi barang bernilai ekonomis," katanya di sela-sela pelatihan, Rabu (8/4/2015).
Menurutnya, hasil produksi para pelaku industri kreatif semacam ini mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Bahkan pemasaran mereka juga ada yang sampai ekspor terutama produk hiasan rumah seperti sarung bantal, kursi, dan hiasan dinding. "Hasil kerajinan tangan seperti ini lebih laku di pameran daripada hasil pabrik," ujar dia.
Sementara, instruktur pelatihan Nur Suryanti mengatakan, pelatihan ini untuk mempersiapkan para pelaku industri kreatif di Kota Malang dalam menghadapi MEA.
"Selain keterampilan, kualitas dan desain mereka juga menjadi prioritas pelatihan untuk menghadapi persaingan," kata Nur yang juga membina ibu-ibu mantan TKW ini.
Menurutnya, sengaja dipilih produksi yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah pabrik konveksi. "Dari pabrik per kilogram biasanya Rp4 ribu sampai Rp7 ribu," imbuhnya.
Setelah menjadi produk, kata Nur, bisa laku antara Rp25 ribu hingga Rp2 juta, bahkan ekspor ke Jepang untuk kelengkapan interior mobil. Jaringan di antara mereka juga diharapkan kian diperkuat agar tidak ada kompetitor di antara teman dan berubah menjadi sebuah komunitas yang kuat dan berdaya saing.
(izz)