Tingkatkan Efisiensi, Bakrie Pipe Akan Operasikan Pabrik Coating
A
A
A
JAKARTA - PT Bakrie Pipe Industries yang bergerak di sektor produksi pipa baja akan meresmikan pabrik coating senilai USD10 juta dengan kapasitas produksi 800.000 meter persegi per tahun pada 12 Mei 2015 di Bekasi, Jawa Barat.
Pembangunan pabrik coating ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan menambah lini produksi agar tidak lagi menyerahkan pengerjaan pelapisan pipa bajanya kepada pabrik lain. Presiden Direktur PT Bakrie Pipe Industries Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan, pembangunan pabrik ini merupakan salah satu upaya menambah tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
”Jadi ini merupakan bisnis tambahan untuk meningkatkan TKDN sehingga produk kita bisa lebih kompetitif dan ada efisiensi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/4). Dia melanjutkan, pabrik tersebut nantinya tidak hanya untuk mengerjakan proses coating milik PT Bakrie Pipe Industries namun juga menerima pesanan dari pabrik pipa lainnya. Pabrik tersebut menggunakan bahan baku dalam negeri sebesar 40% dan bahan baku impor sebanyak 60%. ”Jika ada permintaan untuk ekspor, kita kerjakan juga untuk ekspor,” imbuhnya.
Dia menambahkan, kebutuhan baja dalam negeri cukup tinggi sebesar 1,5 juta ton. Adapun kapasitas produksi nasional mencapai 900.000 ton pipa baja per tahun sehingga ada selisih yang harus diisi dengan impor. ”Ironisnya, utilisasi produksi dalam negeri nasional hanya 60%-70%,” jelasnya.
Selain utilisasi yang tidak mencapai 100%, industri pipa baja dalam negeri juga harus bersaing dengan pipa baja impor yang harga jualnya 25% lebih murah. Diharapkan pemerintah bisa mengupayakan agar kapasitas pabrik meningkat sehingga bisa membatasi impor.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian (kemenperin) Harjanto mengatakan, pembangunan pabrik pipa gas ini akan mendukung industri migas. ”Penggunaan dalam negeri harus ditekankan lagi. Mereka menyampaikan bahwa penggunaan besi dalam negeri memang prioritas mereka,” ujarnya.
Dia menambahkan, memang industri pipa baja dalam negeri mengalami dilema. Di satu sisi mereka ingin menggunakan produksi dalam negeri namun di sisi lain harga kurang kompetitif.
Oktiani endarwati
Pembangunan pabrik coating ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan menambah lini produksi agar tidak lagi menyerahkan pengerjaan pelapisan pipa bajanya kepada pabrik lain. Presiden Direktur PT Bakrie Pipe Industries Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan, pembangunan pabrik ini merupakan salah satu upaya menambah tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
”Jadi ini merupakan bisnis tambahan untuk meningkatkan TKDN sehingga produk kita bisa lebih kompetitif dan ada efisiensi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/4). Dia melanjutkan, pabrik tersebut nantinya tidak hanya untuk mengerjakan proses coating milik PT Bakrie Pipe Industries namun juga menerima pesanan dari pabrik pipa lainnya. Pabrik tersebut menggunakan bahan baku dalam negeri sebesar 40% dan bahan baku impor sebanyak 60%. ”Jika ada permintaan untuk ekspor, kita kerjakan juga untuk ekspor,” imbuhnya.
Dia menambahkan, kebutuhan baja dalam negeri cukup tinggi sebesar 1,5 juta ton. Adapun kapasitas produksi nasional mencapai 900.000 ton pipa baja per tahun sehingga ada selisih yang harus diisi dengan impor. ”Ironisnya, utilisasi produksi dalam negeri nasional hanya 60%-70%,” jelasnya.
Selain utilisasi yang tidak mencapai 100%, industri pipa baja dalam negeri juga harus bersaing dengan pipa baja impor yang harga jualnya 25% lebih murah. Diharapkan pemerintah bisa mengupayakan agar kapasitas pabrik meningkat sehingga bisa membatasi impor.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian (kemenperin) Harjanto mengatakan, pembangunan pabrik pipa gas ini akan mendukung industri migas. ”Penggunaan dalam negeri harus ditekankan lagi. Mereka menyampaikan bahwa penggunaan besi dalam negeri memang prioritas mereka,” ujarnya.
Dia menambahkan, memang industri pipa baja dalam negeri mengalami dilema. Di satu sisi mereka ingin menggunakan produksi dalam negeri namun di sisi lain harga kurang kompetitif.
Oktiani endarwati
(ftr)