Perusahaan Sawit Gandeng Warga Antisipasi Kebakaran
A
A
A
PELALAWAN - Setiap tahun di musim kemarau selalu saja terjadi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dituding sebagai biang keladi pemicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini.
Maklum saja, pembakaran merupakan cara yang paling murah untuk membuka lahan oleh dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab walaupun sangat dilarang pemerintah. Kondisi ini mendorong PT Sari Lembah Subur (SLS), anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mengajak warga sekitar dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan.
SLS meluncurkan program pencegahan kebakaran lahan dan hutan yang diberi nama Aksi Kepedulian Lingkungan bersama Masyarakat dan PT Sari Lembah Subur (AKLIMASI). Program diharapkan menjadi upaya preventif untuk penanggulangan kebakaran. Bupati Pelalawan HM Harris mengapresiasi Program AKLIMASI ini. Menurutnya, bencana kebakaran hutan dan lahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga masyarakat luas.
”Kami atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan menyambut positif program ini,” kata Harris saat meresmikan pencanangan Program AKLIMASI 2015 di Lapangan PT Sari Lembah Subur (SLS), Desa Genduang, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Selasa (7/4). Dia berharap, program semacam ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan agar turut ambil bagian dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan.
”Kita tahu semua bahwa kebakaran ini tidak hanya menjadi persoalan di tingkat lokal saja, tapi sudah menjadi persoalan nasional bahkan internasional. Karena itu, saya mengajak seluruh komponen masyarakat terlibat aktif dalam upaya pencegahan kebakaran ini,” harap Harris. Direktur Area Andalas 2 PT Astra Agro Lestari Tbk Bambang Wijanarko menjelaskan, program ini bertujuan mengajak masyarakat sadar bahaya kebakaran hutan dan lahan. Dalam program ini ada tujuh poin yang diberikan kepada masyarakat.
Ketujuh poin tersebut pada intinya semua bermuara untuk menggugah kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran. Bambang memaparkan, ketujuh poin tersebut adalah Program Masyarakat Peduli Api, Program Komunitas Petani Madu Sialang, Program Desa Sehat, Program Sekolah Lestari, Program Rehabilitasi Lahan Terdegradasi, Program Konservasi Spesies Lokal, dan Program Pengembangan Seni Budaya Melayu.
”Bersama pemerintah daerah dan masyarakat, kami berharap program AKLIMASI ini dapat berjalan berkelanjutan sampai terwujudnya masyarakat yang hidup nyaman sejahtera di dalam lingkungan yang lestari,” tambah Bambang. Di tempat yang sama Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pelalawan Syamsul Anwar mengaku senang dengan program semacam ini. Apalagi, anggaran pemda untuk pengelolaan lingkungan hidup sangat terbatas. Menurutnya, Program AKLIMASI telah mendukung program pemda dalam pengelolaan lingkungan hidup.
”Makanya begitu ada program semacam ini, kami sambut baik. Kami memberikan dukungan penuh dengan adanya program ini,” kata Syamsul Anwar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) Kabupaten Pelalawan Abu Bakar FE mengatakan, program ini sangat baik karena memberikan edukasi, pemahaman kepada masyarakat.
”Kabupaten Pelalawan adalah daerah yang rawan kebakaran hutan. Oleh karena itu, perlu ditimbulkan kesadaran semua pihak untuk menjaga dan mencegah terjadinya kebakaran,” kata Abu Bakar. Administratur PT SLS Cahyo Kurniawan menambahkan, AKLIMASI merupakan program CSR lingkungan secara terpadu dan berkesinambungan yang dalam pelaksanaannya melibatkan peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah.
Harapannya, program ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat mulai mengenal lebih jauh tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan serta cara menghadapinya. ”Program ini menggabungkan beberapa pendekatan, yakni sosial ekonomi, kesehatan, seni budaya, pendidikan, dan lingkungan itu sendiri,” kata Cahyo.
Dalam pelaksanaannya, PT SLS bekerja sama dengan Pemkab Pelalawan menggelar program ini di desa-desa yang berada di Kecamatan Pangkalan Lesung dan Kecamatan Kerumutan. Dua kecamatan tersebut merupakan daerah terdekat dengan kebun kelapa sawit milik PT SLS. PT SLS adalah anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Perusahaan ini memiliki lahan kebun inti seluas sekitar 7.900 hektare (ha) dan kebun plasma sekitar 8.000 ha, serta kebun Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) seluas 3.000 ha. Saat ini PT SLS mengoperasikan dua pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas total 90 ton TBS (tandan buah segar) per jam. Sementara, jumlah karyawan hingga saat ini mencapai 1.800 orang.
Program AKLIMASI ini merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) PT SLS. Selama ini perseroan telah merealisasikan CSR, di antaranya memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi, honor guru di sekitar kebun, revitalisasi posyandu, perbaikan jalan desa, perbaikan tempat ibadah. PT SLS juga telah mendapatkan penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan penghargaan dari Pemkab Pelalawan sebagai perusahaan dengan CSR terbaik.
Plasma PT SLS dijadikan sebagai pilot project untuk penerapan standar ISPO petani swadaya. Proyek tersebut merupakan program nasional hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan United Nation Development Programme (UNDP).
Sudarsono
Maklum saja, pembakaran merupakan cara yang paling murah untuk membuka lahan oleh dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab walaupun sangat dilarang pemerintah. Kondisi ini mendorong PT Sari Lembah Subur (SLS), anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mengajak warga sekitar dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan.
SLS meluncurkan program pencegahan kebakaran lahan dan hutan yang diberi nama Aksi Kepedulian Lingkungan bersama Masyarakat dan PT Sari Lembah Subur (AKLIMASI). Program diharapkan menjadi upaya preventif untuk penanggulangan kebakaran. Bupati Pelalawan HM Harris mengapresiasi Program AKLIMASI ini. Menurutnya, bencana kebakaran hutan dan lahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga masyarakat luas.
”Kami atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan menyambut positif program ini,” kata Harris saat meresmikan pencanangan Program AKLIMASI 2015 di Lapangan PT Sari Lembah Subur (SLS), Desa Genduang, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Selasa (7/4). Dia berharap, program semacam ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan agar turut ambil bagian dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan.
”Kita tahu semua bahwa kebakaran ini tidak hanya menjadi persoalan di tingkat lokal saja, tapi sudah menjadi persoalan nasional bahkan internasional. Karena itu, saya mengajak seluruh komponen masyarakat terlibat aktif dalam upaya pencegahan kebakaran ini,” harap Harris. Direktur Area Andalas 2 PT Astra Agro Lestari Tbk Bambang Wijanarko menjelaskan, program ini bertujuan mengajak masyarakat sadar bahaya kebakaran hutan dan lahan. Dalam program ini ada tujuh poin yang diberikan kepada masyarakat.
Ketujuh poin tersebut pada intinya semua bermuara untuk menggugah kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran. Bambang memaparkan, ketujuh poin tersebut adalah Program Masyarakat Peduli Api, Program Komunitas Petani Madu Sialang, Program Desa Sehat, Program Sekolah Lestari, Program Rehabilitasi Lahan Terdegradasi, Program Konservasi Spesies Lokal, dan Program Pengembangan Seni Budaya Melayu.
”Bersama pemerintah daerah dan masyarakat, kami berharap program AKLIMASI ini dapat berjalan berkelanjutan sampai terwujudnya masyarakat yang hidup nyaman sejahtera di dalam lingkungan yang lestari,” tambah Bambang. Di tempat yang sama Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pelalawan Syamsul Anwar mengaku senang dengan program semacam ini. Apalagi, anggaran pemda untuk pengelolaan lingkungan hidup sangat terbatas. Menurutnya, Program AKLIMASI telah mendukung program pemda dalam pengelolaan lingkungan hidup.
”Makanya begitu ada program semacam ini, kami sambut baik. Kami memberikan dukungan penuh dengan adanya program ini,” kata Syamsul Anwar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) Kabupaten Pelalawan Abu Bakar FE mengatakan, program ini sangat baik karena memberikan edukasi, pemahaman kepada masyarakat.
”Kabupaten Pelalawan adalah daerah yang rawan kebakaran hutan. Oleh karena itu, perlu ditimbulkan kesadaran semua pihak untuk menjaga dan mencegah terjadinya kebakaran,” kata Abu Bakar. Administratur PT SLS Cahyo Kurniawan menambahkan, AKLIMASI merupakan program CSR lingkungan secara terpadu dan berkesinambungan yang dalam pelaksanaannya melibatkan peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah.
Harapannya, program ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat mulai mengenal lebih jauh tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan serta cara menghadapinya. ”Program ini menggabungkan beberapa pendekatan, yakni sosial ekonomi, kesehatan, seni budaya, pendidikan, dan lingkungan itu sendiri,” kata Cahyo.
Dalam pelaksanaannya, PT SLS bekerja sama dengan Pemkab Pelalawan menggelar program ini di desa-desa yang berada di Kecamatan Pangkalan Lesung dan Kecamatan Kerumutan. Dua kecamatan tersebut merupakan daerah terdekat dengan kebun kelapa sawit milik PT SLS. PT SLS adalah anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Perusahaan ini memiliki lahan kebun inti seluas sekitar 7.900 hektare (ha) dan kebun plasma sekitar 8.000 ha, serta kebun Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) seluas 3.000 ha. Saat ini PT SLS mengoperasikan dua pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas total 90 ton TBS (tandan buah segar) per jam. Sementara, jumlah karyawan hingga saat ini mencapai 1.800 orang.
Program AKLIMASI ini merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) PT SLS. Selama ini perseroan telah merealisasikan CSR, di antaranya memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi, honor guru di sekitar kebun, revitalisasi posyandu, perbaikan jalan desa, perbaikan tempat ibadah. PT SLS juga telah mendapatkan penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan penghargaan dari Pemkab Pelalawan sebagai perusahaan dengan CSR terbaik.
Plasma PT SLS dijadikan sebagai pilot project untuk penerapan standar ISPO petani swadaya. Proyek tersebut merupakan program nasional hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan United Nation Development Programme (UNDP).
Sudarsono
(ars)