Karyawan Galau

Selasa, 14 April 2015 - 10:44 WIB
Karyawan Galau
Karyawan Galau
A A A
Banyak profesional kerja bercerita, bahkan terkadang cenderung mengeluh mengenai pekerjaannya. Dimulai dari betapa kesalnya mereka ketika harus berhadapan dengan atasan yang sama sekali tidak mengerti apa yang menjadi pemikiran mereka, sampai kepada begitu banyaknya tekanan dalam pekerjaan yang apabila berhasil pun diselesaikan belum tentu mendapatkan apresiasi dari apa yang sudah dikerjakan.

Lantas apabila sudah demikian yang terjadi, para profesional kerja ini mengutarakan niatnya ingin mengundurkan diri. Memang curahan hati ini tidak sertamerta langsung diutarakan kepada sang atasan, tetapi biasanya di ceritakan kepada sahabat atau rekan kerja yang lain. Uniknya perasaan ingin mengundurkan diri ini terkadang hanya berlangsung 2-3 hari, namun apabila situasi sudah kembali normal, niat untuk berhenti dari pekerjaan sudah tidak muncul lagi di pikiran.

‘Kegalauan’ seorang profesional kerja bukanlah hal aneh, karena perasaan tersebut bisa saja terjadi pada siapa pun yang sedang bekerja di bidang apapun. Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi seminggu ke depan. Kita pun tidak tahu bagaimana mood atasan ketika berhadapan dengan timnya di saat-saat tertentu. Inilah dinamika seseorang ketika bekerja dalam sebuah organisasi.

Kegalauan ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal sehingga berdampak kepada perasaan, psikologis, dan pikiran dari seorang pekerja. Faktor eksternal ini bisa dari pekerjaan itu sendiri, bisa juga karena hubungan dengan atasan, atau bisa juga dikarenakan atmosfer dari pekerjaan itu sendiri.

Tentu bila perasaan ini terus dipelihara, tidak akan baik bagi organisasi maupun bagi perkembangan karier seorang pekerja.Bila demikian, apa yang perlu menjadi perhatian organisasi maupun seorang karyawan untuk kembali kepada mood yang semangat dalam bekerja.

Belajar dari Situasi Apapun


Selalu ada hal yang bisa dipelajari dalam situasi apapun. Biasanya seorang karyawan akan menjadi begitu bersemangat, bila : idenya diterima, pekerjaannya diapresiasi, atasan maupun manajemen memahami pemikirannya dan mau mendengar apa yang menjadi pendapatnya.

Artinya, apabila kemauan sang karyawan ‘dituruti’ atau terpenuhi, maka biasanya situasi ini akan memberikan kegembiraan untuk karyawan. Namun sebaliknya, seorang karyawan akan terdemotivasi dan frustrasi apabila merasa masukannya tidak didengar, tidak diapresiasi keberhasilan yang sudah dicapainya, atau ide presentasinya ditolak. Situasi yang sangat bertolak belakang akan menghasilkan perasaan yang bertolak belakang pula.

Dalam hidup ini, khususnya di dunia pekerjaan, terkadang segala sesuatu tidak selalu berjalan indah dan semua harapan dan keinginan seorang karyawan dapat terpenuhi. Yang menjadi pertanyaannya adalah apa yang kita pelajari bila situasi tidak sesuai yang kita harapkan, apakah kita mau membuka diri dan memahami makna dari setiap kejadian tersebut.

Belajarlah bukan hanya dari keadaan yang nyaman saja, melainkan juga dari setiap tantangan yang kita hadapi. Seorang karyawan tangguh tidak dibentuk dari situasi-situasi yang nyaman, tetapi ia juga harus siap dibentuk dari setiap penolakan, tekanan, dan tantangan pekerjaan. Bagaimana seseorang merespons apa yang terjadi pada dirinya menentukan bagaimana dia memandang sesuatu dalam hidupnya.

Ada yang menganggap idenya ditolak, tapi mungkin ada juga yang menganggap idenya perlu disempurnakan lebih baik lagi. Ada yang menganggap bekerja adalah tekanan, tapi ada pula yang menganggapnya sebagai cara untuk mengoptimalkan potensi diri. Sebelum kita menyalahkan faktor eksternal, mari kita berkaca pada diri lebih dahulu apa yang sudah kita pelajari lewat situasi yang dihadapi.

Setting Ulang Fokus

Saat menjalanipekerjaan, terkadangkitamerasabegitu excited dankadangmerasajenuh, bosan, atau mungkin sedikit kecewa karena sebagian ekspektasi belum terpenuhi. Tidak selamanya segala sesuatu berjalan mulus dan lancar, terkadang untuk menapaki puncak keberhasilan ada kerikil-kerikil kecil yang mungkin dapat menghambat atau justru dijadikan pengalaman untuk menjadi lebih baik.

Apapun perasaan Anda saat ini baik itu terkait dengan perusahaan, pekerjaan, ataupun atasan Anda langsung, hal mendasar yang perlu menjadi refleksi adalah apa yang menjadi fokus Anda saat ini, mengapa Anda mau bekerja, apa yang Anda cari dalam sebuah pekerjaan, apa motif mendasar Anda mau bekerja, karya seperti apa yang ingin Anda wujudkan dalam organisasi, Anda ingin dikenal sebagai karyawan yang seperti apa?

Bila apa yang Anda rasakan saat ini dapat mengganggu tujuan awal Anda untuk mencapai impian karier dan pengembangan diri Anda, maka mungkin Anda perlu memutuskan apa langkah berikut dalam karier Anda. Namun, apabila apa yang Anda pikirkan dan rasakan hanyalah kerikil kecil dan tidak akan menggoyahkan rencana Anda dalam mencapai impian karier di organisasi sekarang,

maka bangkit dan berhenti menyimpan perasaan negatif tersebut. Kegalauan dalam berkarier hanyalah karena faktor sepele tidak akan memberi produktivitas lebih dalam perkembangan diri Anda. Mengeluh tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Karyawan direkrut untuk menyelesaikan masalah bukan untuk mengeluh dan menjadi bagian dari masalah.

MUK KUANG
Professional Trainer,
Speaker Author-Messages of Hope,
Amazing Life,
Think and Act Like A Winner
Email : mukkuang@gmail.com
@mukkuang
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5718 seconds (0.1#10.140)