Keberanian Jadi Modal Kembangkan Bisnis

Rabu, 22 April 2015 - 11:22 WIB
Keberanian Jadi Modal...
Keberanian Jadi Modal Kembangkan Bisnis
A A A
JAKARTA - Ada banyak peluang mengembangkan bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Modalnya, perlu keberanian dan mampu melihat peluang pasar untuk mengembangkan sebuah produk.

Dalam ajang pembuktian Rekor Bisnis (ReBi) 13 sesi dua yang digelar KORAN SINDO bersama Tera Foundation di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, kemarin, terdapat sejumlah peserta yang mampu mencuri perhatian Dewan Juri ReBi 13 sesi dua kali ini. PT Indah Golden Signature (IGS) misalnya, mengajukan klaim sebagai perusahaan pengekspor emas terbesar di Indonesia mampu meyakinkan Dewan Juri ReBi.

Para Dewan Juri ReBi kali ini terdiri atas para pakar, di antaranya Eliezer Hernawan Hardjo (Ketua Dewan Juri ReBi), Handi Irawan D (Pendiri Tera Foundation), Sururi Alfaruq (Direktur Utama KORAN SINDO ), serta Amalia E Maulana (Direktur ETNOMARK Consulting).

Ketua Dewan Juri ReBi Eliezer Hernawan Hardjo mengatakan, PT Indah Golden Signature merupakan perusahaan swasta yang belum banyak dikenal sebagai pengekspor emas terbesar dari Indonesia.

”Saya kira perusahaan ini menarik. Ada banyak perusahaan besar pengekspor seperti BUMN yang bergerak di sektor tambang, namun PT Indah Golden Signature justru melihat keuntungan yang lebih besar dengan mengekspor emas paling besar dan memberikan kontribusi bagi negara,” ujar Eliezer.

Perusahaan ini, kata Eliezer, juga mampu menunjukkan bukti-bukti yang mendukung klaim. Salah satunya sebagai sepuluh eksportir terbesar di Indonesia dengan berbagai penghargaan yang diterimanya.

Direktur PT Indah Golden Signature Benny Muliawan mengungkapkan, keikutsertaan perusahaan yang dipimpinnya mengikuti ReBi kali ini untuk memperkuat eksistensi perusahaannya yang konsen pada ekspor emas dari Indonesia. ”Kita sudah menjangkau negara seperti Singapura, Afrika Selatan, hingga ke Swiss. Dengan keikutsertaan pada ReBi kali ini, kita ingin mengukuhkan klaim yang kami bawa,” kata Benny yang baru kali pertama ikut ajang ReBi ini.

Anggota Dewan Juri ReBi Handi Irawan D mengatakan, keberanian merupakan kemauan perusahaan untuk maju dengan inovasi-inovasi yang dibawanya. Namun, inovasi tersebut harus didukung dengan keberhasilan-keberhasilan yang pada akhirnya mampu diapresiasi dalam berbagai bentuk.

”Saya melihat keberanian keberanian itu ada pada keikutsertaan para peserta ReBi 13 sesi dua kali ini. Karena memang untuk itulah ReBi ada. Sebagai apresiasi terhadap inovasi-inovasi yang dilakukan perusahaan sehingga berdampak positif pada perusahaan itu sendiri,” ujarnya.

Dalam ajang ReBi 13 sesi dua kali ini, ada lima peserta yang baru kali ini ikut dalam ajang ini. Mereka antara lain PT Biru Sejahtera Abadi dengan klaim pelopor gerobak modern dengan rancangan komputerisasi dengan pendekatan food and beverages dan PT Indah Golden Signature dengan klaim perusahaan pengekspor emas paling besar di Indonesia.

Selain itu, ada PT Kramat Agung dengan klaim lampu bohlam LED paling efisien, PT Aplikanusa Lintas Arta dengan klaim perusahaan dengan remote VSAT terbanyak di Indonesia, serta PT ANZ Indonesia dengan klaim pelopor KPR pertama yang menggunakan benchmark rate (JIBOR).

Menurut anggota Dewan Juri ReBi Amalia E Maulana, para peserta yang baru kali pertama mengikuti ReBi beberapa di antaranya mampu meyakinkan dewan juri. ”Saya melihat ada beberapa yang menarik, seperti pelopor industri gerobak,” kata Amalia. Tapi klaim yang dibawanya, lanjut Amalia, masih harus dibuktikan lagi.

Artinya, harus didukung dengan data yang kuat, misalnya seberapa besar gerobak tersebut bisa mendukung penjualan secara eksternal dan berpengaruh baik terhadap perusahaan. Kemudian, ada PT Kramat Agung dengan produk lampu bohlam paling efisien. Dari sisi penghitungan cahaya, bohlam ini juga harus dibuktikan lebih dalam lagi. ”Sebab, kita tahu ReBi ini juga harus hati-hati mengingat perusahaan produk lampu bohlam di Indonesia sudah banyak yang dikenal konsumen,” ujar dia.

Di sisi lain, Dewan Juri ReBi juga masih memberikan kesempatan untuk memberikan data yang mendukung klaim yang dibawa peserta ReBi. Selain kelima peserta baru, masih ada lima peserta lain yang kembali ikut klaim ReBi kali ini.

Mereka di antaranya PT Permata Bank, dengan klaim bank pertama yang melakukan kerja sama dengan FIFA untuk program Integrated Marketing Communication, PT Great Eastern Life Indonesia dengan klaim perusahaan asuransi jiwa yang menyediakan program great employee benefit terunik dan terkreatif.

Ada pula PT Astra International Tbk-Honda dengan klaim main dealer sepeda motor dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia, PT Kimia Farma Apotik dengan klaim layanan kesehatan dengan jaringan terluas di Indonesia, serta PT Blue Bird dengan klaim perusahaan taksi pertama yang menggunakan layanan online credit voucher management kepada pelanggan corporate.

Kelima peserta yang telah mengikuti klaim ReBi pada sesi sebelumnya, beberapa di antaranya membawa klaim yang mampu meyakinkan dewan juri. PT Astra International Tbk misalnya, dengan penguasaan pasar yang besar untuk produk reseller Honda, hanya membutuhkan tambahan data penjualan.

Di sisi lain, masih ada PT Blue Bird Tbk yang optimistis klaimnya mampu diterima Dewan Juri ReBi. ”Kami optimistis dengan klaim yang kami bawa sebagai perusahaan taksi dengan layanan online. Kami bahkan menguji produk kami ini sejak diluncurkan pertama kali tahun lalu. Dan hasilnya, signifikan bagi perusahaan,” kata Vice President Central Operation PT Blue Bird Tbk Maria Lihawa.

Total ada sepuluh peserta atau perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam ajang pembuktian ReBi 13 sesi dua kali ini. Meski begitu, keputusan dewan juri belum final dan masih memberikan kesempatan kepada peserta memberikan data dan fakta yang mendukung klaim masing-masing peserta.

Ichsan amin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1004 seconds (0.1#10.140)