DPR: Bicara Pertalite, Sebaiknya Pertamina Benahi SPBU
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Hari Purnomo mengatakan, daripada menggembar gemborkan pertalite yang masih dikaji, PT Pertamina (Persero) sebaiknya memperbaiki sistem distribusi penjualan BBM di SPBU. Pertamina dinilai masih lemah dari sektor retail ooutlet.
Outlet Pertamina yang menjual BBM subsidi kondisinya kadang tidak layak. Karena tata letaknya memang buruk, sehingga jika ada orang mau membeli merasa tidak nyaman.
"Bahkan di kota-kota besar mereka enggak ada yang mau jual pertamax. Kenapa tidak fokus saja ke perbaikan distribusi BBM? Di Jakarta saja banyak pom bensin Pertamina yang tutup. Di daerah Antasari ada empat yang tutup," ujar Anggota DPR dari Fraksi Gerindra ini, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Kondisi tersebut, ujar Hari berbanding terbalik dengan pom bensin milik Amerika Serikat Shell yang saat ini sudah ada di mana-mana.
"Shell sekarang malah eksis. Padahal di Rapat Dengar Pendapat (RDP) sebelumnya, kita dukung penuh Pertamina untuk jangan kalah bersaing dengan pom bensin milik asing. Tahun ini usahakan Pertamina harus perbaiki retail outlet," ujar dia.
Selain itu, setiap pom bensin juga harus berani menjual bbm non subsidi dan membuat nyaman masyarakat yang akan mengisi bahan bakar di pom bensin Pertamina.
"Karena kadang mereka lebih baik mengisi di pom bensin asing, dibanding Pertamina karena pomnya enggak jual pertamax, jualnya premium saja, itupun ngantrenya ampun-ampunan," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Ahmad Bambang menegaskan bahwa, Pertamina sebetulnya tidak mencari tambahan pendapatan untuk saat ini. "Kami bukan mau cari tambahan pendapatan tapi kami ingin mengurangi kerugian," ucapnya.
Pasalnya, jika pertalite fix menggantikan premium, seperti di berita sebelumnya, Pertamina akan mengurangi banyak impor minyak dari luar negeri dan akan mengurangi pengeluaran serta menutupi kerugian Pertamina.
(Baca: Pertamina Tak Berniat Paksa Konsumen Gunakan Pertalite)
Outlet Pertamina yang menjual BBM subsidi kondisinya kadang tidak layak. Karena tata letaknya memang buruk, sehingga jika ada orang mau membeli merasa tidak nyaman.
"Bahkan di kota-kota besar mereka enggak ada yang mau jual pertamax. Kenapa tidak fokus saja ke perbaikan distribusi BBM? Di Jakarta saja banyak pom bensin Pertamina yang tutup. Di daerah Antasari ada empat yang tutup," ujar Anggota DPR dari Fraksi Gerindra ini, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Kondisi tersebut, ujar Hari berbanding terbalik dengan pom bensin milik Amerika Serikat Shell yang saat ini sudah ada di mana-mana.
"Shell sekarang malah eksis. Padahal di Rapat Dengar Pendapat (RDP) sebelumnya, kita dukung penuh Pertamina untuk jangan kalah bersaing dengan pom bensin milik asing. Tahun ini usahakan Pertamina harus perbaiki retail outlet," ujar dia.
Selain itu, setiap pom bensin juga harus berani menjual bbm non subsidi dan membuat nyaman masyarakat yang akan mengisi bahan bakar di pom bensin Pertamina.
"Karena kadang mereka lebih baik mengisi di pom bensin asing, dibanding Pertamina karena pomnya enggak jual pertamax, jualnya premium saja, itupun ngantrenya ampun-ampunan," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Ahmad Bambang menegaskan bahwa, Pertamina sebetulnya tidak mencari tambahan pendapatan untuk saat ini. "Kami bukan mau cari tambahan pendapatan tapi kami ingin mengurangi kerugian," ucapnya.
Pasalnya, jika pertalite fix menggantikan premium, seperti di berita sebelumnya, Pertamina akan mengurangi banyak impor minyak dari luar negeri dan akan mengurangi pengeluaran serta menutupi kerugian Pertamina.
(Baca: Pertamina Tak Berniat Paksa Konsumen Gunakan Pertalite)
(izz)