WIKA Jajaki Ekspansi ke Filipina
A
A
A
JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melalui anak usahanya, PT Wika Beton Tbk (WTON), berencana melebarkan sayap usaha ke pasar internasional melalui ekspor tiang pancang (pre cast) ke wilayah Filipina.
Direktur Operasional IV Wijaya Karya Destiawan Soemardjono mengatakan, perseroan melihat prospek bisnis konstruksi di negara tersebut. Menurutnya, bisnis yang paling potensial di Filipina yaitu bahan baku konstruksi atau tiang pancang.
”Kami telah melihat potensi di Filipina, nanti kami akan masuk melalui Kuching (Malaysia), sedangkan yang akan ekspansi ke Filipina adalah Wika Beton,” kata Destiawan kepada sejumlah media di Jakarta kemarin. Dia mengungkapkan, emiten konstruksi pelat merah ini memang tengah membidik lima negara untuk pangsa pasar internasional. Lima negara tersebut yaitu Arab Saudi, Aljazair, Myanmar, Timor Leste, dan Malaysia. Meski demikian, perseroan juga gencar menjajaki bisnis ke negara sekitarnya.
Menurut Destiawan, keseriusan WIKA berekspansi bisnis wilayah Timur Tengah ditunjukkan melalui pembukaan unit cabang di Arab Saudi. Perseroan telah memperoleh persetujuan dari regulator setempat untuk membuka kantor unit di sana. Setelah izin usahanya tuntas, dalam 3-4 bulan ke depan WIKA siap menggarap sejumlah proyek di Arab Saudi. ”Sudah ada negosiasi proyek di Mekkah yang dibidik yaitu pembangunan hotel dengan menyasar beberapa tower, akhir tahun ini persiapannya baru pre cast, sementara fisiknya tahun depan,” paparnya.
Dari lima negara yang diincar, nilai kontrak terbesar diperoleh tahun lalu dari pembangunan gedung di Myanmar senilai USD125 juta hingga USD200 juta. Sementara di Timor Leste, WIKA membidik proyek bandara senilai USD92 juta dan proyek 3-4 jembatan dengan nilai USD30-40 juta. ”Di Myanmar, kami juga tengah bernegosiasi dengan perusahaan Jepang untuk menggarap pelabuhan dengan dana dari Jepang sebesar USD20-25 juta, untuk di Malaysia masih tender dengan partner untuk pembangunan 9 apartemen di sana,” tandasnya.
Sebelumnya Direktur Utama Waskita Karya Bintang Perbowo menjelaskan, hingga pekan ketiga April 2015 perseroan berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp4,43 triliun atau sekitar 13,99% dari target kontrak baru yang mencapai Rp31,64 triliun. ”Tahun ini kami menargetkan total kontrak dihadapi sebesar Rp54,39 triliun. Nilai kontrak tersebut terdiri atas target kontrak baru 2015 sebesar Rp31,64 triliun dan carry over dari 2014 sebesar Rp22,75 triliun,” kata Bintang.
Lebih lanjut dia menjelaskan, komposisi perolehan kontrak baru WIKA tahun ini ditargetkan berasal dari pemerintah sebesar 52,02% dari badan usaha milik negara (BUMN) sebesar 22,17% dan sisanya sekitar 25,21% itu berasal dari pihak swasta.
Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga pekan ketiga April 2015 antara lain proyek Bendungan Kreuretok Aceh Rp403 miliar, proyek tol Bogor - Ciawi-Sukabumi (Bocimi) tahap I Rp355 miliar, proyek Oe- Cusse Airport Timur Leste USD92 juta, proyek Funtasy Island di Pulau Manis Batam Rp161 miliar, dan proyek pembangunan konstruksi runway Bandara Samarinda Baru, Samarinda Rp124,20 miliar.
Tahun ini, lanjut Bintang, BUMN konstruksi tersebut berencana menyebarkan dividen tunai sebesar Rp123,03 miliar.
Heru febrianto
Direktur Operasional IV Wijaya Karya Destiawan Soemardjono mengatakan, perseroan melihat prospek bisnis konstruksi di negara tersebut. Menurutnya, bisnis yang paling potensial di Filipina yaitu bahan baku konstruksi atau tiang pancang.
”Kami telah melihat potensi di Filipina, nanti kami akan masuk melalui Kuching (Malaysia), sedangkan yang akan ekspansi ke Filipina adalah Wika Beton,” kata Destiawan kepada sejumlah media di Jakarta kemarin. Dia mengungkapkan, emiten konstruksi pelat merah ini memang tengah membidik lima negara untuk pangsa pasar internasional. Lima negara tersebut yaitu Arab Saudi, Aljazair, Myanmar, Timor Leste, dan Malaysia. Meski demikian, perseroan juga gencar menjajaki bisnis ke negara sekitarnya.
Menurut Destiawan, keseriusan WIKA berekspansi bisnis wilayah Timur Tengah ditunjukkan melalui pembukaan unit cabang di Arab Saudi. Perseroan telah memperoleh persetujuan dari regulator setempat untuk membuka kantor unit di sana. Setelah izin usahanya tuntas, dalam 3-4 bulan ke depan WIKA siap menggarap sejumlah proyek di Arab Saudi. ”Sudah ada negosiasi proyek di Mekkah yang dibidik yaitu pembangunan hotel dengan menyasar beberapa tower, akhir tahun ini persiapannya baru pre cast, sementara fisiknya tahun depan,” paparnya.
Dari lima negara yang diincar, nilai kontrak terbesar diperoleh tahun lalu dari pembangunan gedung di Myanmar senilai USD125 juta hingga USD200 juta. Sementara di Timor Leste, WIKA membidik proyek bandara senilai USD92 juta dan proyek 3-4 jembatan dengan nilai USD30-40 juta. ”Di Myanmar, kami juga tengah bernegosiasi dengan perusahaan Jepang untuk menggarap pelabuhan dengan dana dari Jepang sebesar USD20-25 juta, untuk di Malaysia masih tender dengan partner untuk pembangunan 9 apartemen di sana,” tandasnya.
Sebelumnya Direktur Utama Waskita Karya Bintang Perbowo menjelaskan, hingga pekan ketiga April 2015 perseroan berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp4,43 triliun atau sekitar 13,99% dari target kontrak baru yang mencapai Rp31,64 triliun. ”Tahun ini kami menargetkan total kontrak dihadapi sebesar Rp54,39 triliun. Nilai kontrak tersebut terdiri atas target kontrak baru 2015 sebesar Rp31,64 triliun dan carry over dari 2014 sebesar Rp22,75 triliun,” kata Bintang.
Lebih lanjut dia menjelaskan, komposisi perolehan kontrak baru WIKA tahun ini ditargetkan berasal dari pemerintah sebesar 52,02% dari badan usaha milik negara (BUMN) sebesar 22,17% dan sisanya sekitar 25,21% itu berasal dari pihak swasta.
Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga pekan ketiga April 2015 antara lain proyek Bendungan Kreuretok Aceh Rp403 miliar, proyek tol Bogor - Ciawi-Sukabumi (Bocimi) tahap I Rp355 miliar, proyek Oe- Cusse Airport Timur Leste USD92 juta, proyek Funtasy Island di Pulau Manis Batam Rp161 miliar, dan proyek pembangunan konstruksi runway Bandara Samarinda Baru, Samarinda Rp124,20 miliar.
Tahun ini, lanjut Bintang, BUMN konstruksi tersebut berencana menyebarkan dividen tunai sebesar Rp123,03 miliar.
Heru febrianto
(ars)