Bulog Hanya Pengguna Data BPS

Minggu, 03 Mei 2015 - 11:54 WIB
Bulog Hanya Pengguna...
Bulog Hanya Pengguna Data BPS
A A A
JAKARTA - Penggunaan data 2011 pada penyaluran beras untuk warga miskin (raskin) mutlak tanggung jawab Badan Pusat Statistik (BPS).

Bulog tidak bisa disalahkan karena hanya merupakan user data dari BPS itu sendiri. Demikian disampaikan Profesor Jangkung Handoyo Mulyo, guru besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut dia, perbaikan metode pemutakhiran data memang sangat penting. Sebab, menyangkut efektivitas penyaluran raskin itu sendiri. ”Yang jelas, Bulog tidak bisa disalahkan jika BPS tidak melakukan update data,” katanya dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Dalam konteks itulah, Handoyo menyikapi positif pembaruan data yang dilakukan di beberapa daerah. Menurut dia, sebagai sebuah iktikad baik, tentu saja hal itu harus diapresiasi. Hanya, mekanisme perbaikan data seperti itu harus disesuaikan dengan kaidahkaidah yang ada. Hal ini untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Dia menambahkan, harusnya mekanisme pengumpulan data seperti ini bisa menjadi tantangan bagi BPS. Bukan saja agar pemutakhiran bisa dilakukan dalam periode yang singkat, juga melibatkan perangkat terendah, semisal rukun tetangga (RT).

Jika itu dilakukan, maka data yang dipergunakan Bulog ke depan akan lebih mutakhir lagi. Di Samarinda, Kalimantan Timur, misalnya, pemutakhiran memang selalu dilakukan setiap tahun. Menurut pelaksana pendistribusian raskin di Kelurahan Jawa Kecamatan Samarinda Ulu, Ribut Riyadi, pemutakhiran data dilakukan langsung oleh RT yang bersangkutan, yang memang mengetahui kondisi masing-masing warga.

RT 37, misalnya, jika sebelumnya terdapat 5 rumah tangga miskin yang berhak menerima raskin, maka pada 2014 lalu jumlahnya berkurang menjadi empat orang karena meninggal dunia. Dari tingkat RT, Ribut menyebutkan, data tersebut dilanjutkan verifikasi data di tingkat ke kelurahan. Setelah itu, data tersebut diteruskan ke kecamatan dan kemudian dilanjutkan ke Bappeda.

Dari sanalah kemudian data yang sudah diperbarui tersebut diberikan kepada Bulog sehingga Bulog bisa menyesuaikan pendistribusian raskin. Dengan demikian, meski pendataan terakhir yang dilakukan melalui PPLS adalah pada 2011, namun di lapangan, data yang dipakai Bulog justru selalu up to date . ”Jadi Alhamdulillah, untuk masalah distribusi tidak ada masalah. Kecil kemungkinan jika raskin diberikan kepada warga yang salah. Juga kecil kemungkinan ada warga miskin yang tidak menerima,” kata Ribut.

Di sisi lain, Ribut juga memuji kualitas raskin yang disalurkan Bulog. Kualitas raskin, menurut dia, cukup baik dan layak dikonsumsi. Bahkan, tidak ada raskin berwarna hitam, seperti yang disampaikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Demikian disampaikan pelaksana pendistribusian raskin di Kelurahan Jawa Kecamatan Samarinda Ulu Ribut Riyadi.

”Secara umum masih baik. Tidak benar kalau ada yang berwarna hitam. Kalaupun sedikit berdebu, saya kira wajar karena beras tersebut memang disimpan di dalam gudang,” kata Ribut. Ribut mengatakan, jika memang kualitas raskin jelek, tentu akan ada komplain dari masyarakat. Faktanya, hingga sekarang tidak pernah ada keluhan sama sekali. Sebaliknya, Ribut mengatakan, antusiasme warga miskin di Kelurahan Jawa sangat tinggi. Mereka selalu menunggu raskin karena memang sangat membantu bagi keluarga miskin. Tidak hanya kualitas.

Ribut juga mengatakan bahwa jadwal penyaluran juga selalu tepat waktu. Termasuk penyaluran sebelum ini, yang disampaikan pada April 2015 pun. Jadi, pada prinsipnya, lanjut Ribut, masyarakat bisa menerima raskin dengan senang hati. ”Saya atas nama penerima raskin sangat berterima kasih kepada Bulog. Dengan adanya raskin, bisa mengurangi beban masyarakat miskin,” kata Ribut. Terkait kualitas raskin, Bulog juga tidak tinggal diam. Kendati di lapangan masyarakat menilai bahwa kualitas sudah layak, upaya peningkatan kualitas terus dilakukan.

Seperti disampaikan Kepala Divisi Penyaluran Perum Bulog Basirun, perbaikan kualitas antara lain dilakukan melalui tim survei independen dan tim survei Divre. ”Perbaikan kualitas yang dilakukan, antara lain melakukan penyortiran sebelum penyaluran. Selain itu, dilakukan pengecekan kualitas oleh tim koordinasi raskin di daerah. Pengecekan dilakukan secara rutin, misalnya mingguan,” katanya.

Sudarsono
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0607 seconds (0.1#10.140)