Genjot Pinjaman, ADB Bermitra dengan AIIB

Selasa, 05 Mei 2015 - 10:03 WIB
Genjot Pinjaman, ADB Bermitra dengan AIIB
Genjot Pinjaman, ADB Bermitra dengan AIIB
A A A
BAKU - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) tanpa diduga sepakat untuk berkolaborasi dengan lembaga keuangan rivalnya yang didukung oleh China, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

ADB mau bergandengan dengan AIIB dalam proyek pembiayaan bersama dengan harapan bisa menggenjot penyaluran kredit tahunannya hingga 50% menjadi USD20 miliar pada 2017. Presiden ADB Takehiko Nakao mengumumkan rencana tersebut dalam sebuah konferensi pers di Baku, Azerbaijan, di sela pertemuan tahunan dewan gubernur ADB.

Namun, Nakao menegaskan bahwa kemitraan dengan lembaga keuangan global baru tersebut tidak berarti bahwa institusi yang berbasis di Manila itu akan melonggarkan aturan dalam penyaluran kreditnya. Seperti diketahui, ADB dan Bank Dunia sebagai institusi finansial global yang telah lebih dulu mapan, selama ini kerap menyerang AIIB dengan menilai bahwa lembaga baru itu belum menunjukkan standar yang cukup baik dalam hal tatanan organisasi, sosial, lingkungan, dan pemerintahan.

Pasalnya, AIIB yang kini telah menerima aplikasi dari lebih 57 negara untuk bergabung itu, dianggap sebagai pesaing potensial oleh ADB yang disokong Jepang dan Amerika Serikat (AS). ”Meski berkolaborasi dengan AIIB, ADB tidak akan menurunkan standar penyaluran pinjamannya,” tegas Nakao seperti dikutip Asahi Shimbun.

Nakao mengatakan, dirinya lebih lanjut akan mendiskusikan mengenai kerja sama antara kedua lembaga keuangan itu dengan mantan Deputi Menteri Keuangan China Jin Liqun. Jin secara umum dianggap sebagai kandidat utama pucuk pimpinan AIIB. Untuk mendongkrak kapsitas pinjamannya, ADB berencana menggabungkan salah satu produknya, yaitu dana pembangunan Asia, yakni dana khusus yang disediakan untuk pinjaman berbunga rendah serta hibah bagi negara kurang mampu, ke dalam modalnya.

Dengan begitu, kelayakan kredit lembaga itu akan meningkat sehingga akan lebih mudah menarik dana tambahan dari pasar untuk memperbanyak kreditnya. Menurut Nakao, sekitar 80% dari kredit ADB akan ditujukan pada proyek infrastruktur. Dia menambahkan, ADB akan memangkas waktu yang dibutuhkan kreditor untuk menyelesaikan prosedur kredit, hal yang kerap menjadi keluhan negara peminjam di masa lalu.

Upaya ADB untuk meningkatkan penyaluran kreditnya terkait dengan kenyataan bahwa kredit tahunannya masih terlalu kecil dibandingkan peningkatan permintaan pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur di Asia. Berdasarkan perkiraan, kebutuhan pendanaan infrastruktur di Asia lebih dari USD700 miliar per tahun. Sementara, penyaluran pinjaman ADB tahun lalu hanya sekitar USD13,7 miliar. Sedangkan China, secara khusus memang membentuk AIIB untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

M faizal
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4188 seconds (0.1#10.140)