Harga Minyak Stabil Didukung Permintaan di Asia
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak global stabil pada awal perdagangan Jumat, menyusul penurunan tajam di sesi sebelumnya karena prospek permintaan di Asia tetap sehat meski mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Harga minyak jatuh 3% pada Kamis karena menguatnya dolar Amerika Serikat (USD). Namun data permintaan minyak di Asia yang sehat, membantu menstabilkan harga pada hari ini.
Thomson Reuters memperkirakan, indikator awal menunjukkan bahwa arus minyak mentah melalui laut ke Asia akan menjadi sekitar 80 juta-82 juta ton metrik setara 586 juta-601 juta barel pada Mei, meningkat dibanding April.
Minyak mentah Brent naik 12 sen menjadi USD65,66/barel pada pukul 0055 GMT. Sementara minyak mentah AS meningkat 8 sen menjadi USD59,02/barel.
Meskipun harga hanya naik sedikit, beberapa analis mengatakan bahwa kenaikan harga minyak hanya sekita USD70/barel karena masih ada kelebihan pasokan minyak mentah dan produsen AS telah mengurangi pengeboran dalam beberapa bulan terakhir karena rendahnya harga minyak. Namun mereka dapat meningkatkan produksinya lagi.
"Produsen AS mengindikasikan bahwa mereka akan meningkatkan aktivitas pengeboran jika harga terus naik," kata ANZ Bank dalam sebuah catatannya seperti dilansir dari Reuters, Jumat (8/5/2015).
Harga minyak jatuh 3% pada Kamis karena menguatnya dolar Amerika Serikat (USD). Namun data permintaan minyak di Asia yang sehat, membantu menstabilkan harga pada hari ini.
Thomson Reuters memperkirakan, indikator awal menunjukkan bahwa arus minyak mentah melalui laut ke Asia akan menjadi sekitar 80 juta-82 juta ton metrik setara 586 juta-601 juta barel pada Mei, meningkat dibanding April.
Minyak mentah Brent naik 12 sen menjadi USD65,66/barel pada pukul 0055 GMT. Sementara minyak mentah AS meningkat 8 sen menjadi USD59,02/barel.
Meskipun harga hanya naik sedikit, beberapa analis mengatakan bahwa kenaikan harga minyak hanya sekita USD70/barel karena masih ada kelebihan pasokan minyak mentah dan produsen AS telah mengurangi pengeboran dalam beberapa bulan terakhir karena rendahnya harga minyak. Namun mereka dapat meningkatkan produksinya lagi.
"Produsen AS mengindikasikan bahwa mereka akan meningkatkan aktivitas pengeboran jika harga terus naik," kata ANZ Bank dalam sebuah catatannya seperti dilansir dari Reuters, Jumat (8/5/2015).
(rna)