Perbankan Global Bergejolak, OJK Sebut Stabilitas Keuangan RI Terjaga
Selasa, 04 April 2023 - 08:12 WIB
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa kondisi stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga dengan meningkatnya kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan. Permodalan dan likuiditas juga berada pada level memadai.
“Kondisi tersebut menjadi modalitas penting dalam menghadapi dinamika global,” ujar Ketua OJK, Mahendra Siregar dalam ‘Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Maret 2023’, Senin (3/4/2023).
Menurut dia, stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga meski di tengah laju pengetatan kebijakan moneter yang cepat pada bulan lalu.
Kondisi tersebut mulai menekan stabilitas sistem keuangan global, dengan bergejolaknya sistem perbankan global akibat penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Namun, Mahendra menilai, otoritas negara-negara tersebut bertindak cepat guna mengatasi permasalahan tersebut dan mencegah merambatnya penularan risiko.
Di sisi lain, kinerja perekonomian global tahun ini secara umum masih resilien, tercermin dari pasar tenaga kerja AS yang masih solid dan tekanan inflasi mereda. “Meskipun masih berada di level yang tinggi, seiring meredanya tekanan pada rantai pasok global,” tuturnya.
Sementara itu, pembukaan kembali perekonomian China diikuti dengan terus membaiknya kegiatan perekonomian masyarakat dan industri di Negeri Tirai Bambu.
Namun demikian, pengetatan kebijakan moneter global dinilai akan terus berlanjut seiring tingkat inflasi dari sisi permintaan yang masih tinggi.
“Kondisi tersebut menjadi modalitas penting dalam menghadapi dinamika global,” ujar Ketua OJK, Mahendra Siregar dalam ‘Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Maret 2023’, Senin (3/4/2023).
Menurut dia, stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga meski di tengah laju pengetatan kebijakan moneter yang cepat pada bulan lalu.
Kondisi tersebut mulai menekan stabilitas sistem keuangan global, dengan bergejolaknya sistem perbankan global akibat penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Namun, Mahendra menilai, otoritas negara-negara tersebut bertindak cepat guna mengatasi permasalahan tersebut dan mencegah merambatnya penularan risiko.
Di sisi lain, kinerja perekonomian global tahun ini secara umum masih resilien, tercermin dari pasar tenaga kerja AS yang masih solid dan tekanan inflasi mereda. “Meskipun masih berada di level yang tinggi, seiring meredanya tekanan pada rantai pasok global,” tuturnya.
Sementara itu, pembukaan kembali perekonomian China diikuti dengan terus membaiknya kegiatan perekonomian masyarakat dan industri di Negeri Tirai Bambu.
Namun demikian, pengetatan kebijakan moneter global dinilai akan terus berlanjut seiring tingkat inflasi dari sisi permintaan yang masih tinggi.
tulis komentar anda