Tak Mau Lagi Bergantung pada Greenback, BRICS Bakal Bikin Duit Sendiri
Rabu, 05 April 2023 - 14:35 WIB
JAKARTA - Rencana penggunaan mata uang tunggal saat ini datang dari forum ekonomi BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. BRICS dinilai memiliki banyak peluang untuk menciptakan mata uang sendiri, terlebih ada bumbu China dan Rusia akan semakin "lengket".
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa usulan mata uang tunggal dari berbagai negara sudah datang empat tahun yang lalu. China, Rusia kemudian ASEAN termasuk Indonesia sudah mewanti-wanti menggunakan mata uang tunggal.
Selain itu, transaksi perdagangan antara dua negara juga sudah banyak menggunakan mata uang masing-masing. Jadi tak bergantung lagi pada dolar Amerika alias greenback.
"Misalnya banyak negara yang menggunakan mata uang regional, seperti Indonesia dan China mata uang yuan dan rupiah. Kemudian juga India. Bersamaan dengan kondisi dominasi dolar yang cukup kuat, jadi banyak alternatif baru terutama negara BRICS," ungkap Ibrahim saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (5/4/2023).
Menariknya, negara anggota BRICS saat ini menjadi salah satu negara yang perekonomiannya sedang berkembang. Terlepas dari tujuan politik, Ibrahim melihat BRICS memiliki kemampuan secara ekonomi yang mumpuni.
Peluang lainnya datang dari Rusia dan China yang tidak bergantung pada pembayaran lewat Visa dan Master. Pilihan itu lantaran bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga cukup tinggi sehingga berdampak pada kenaikan kartu kredit Visa dan Master.
"Sehingga China, Rusia ya mereka tidak menggunakan Visa dan Master. Mereka menggunakan mata uang sendiri, begitupun juga Indonesia yang akan meninggalkan Visa dan Master," jelasnya.
Tahun lalu, sejumlah kalangan menilai pertemuan BRICS tampak memberi pesan yang lebih soal relasi China dan Rusia yang memiliki hubungan "tanpa batas." Salah satu pengamat dari Pusat Penelitian Kebijakan di New Delhi, Sushant Singh, mengatakan pertemuan tahunan ke-14 BRICS merefleksikan pandangan soal tatanan global dan situasi di Ukraina yang menyimpang dari Barat.
Ibrahim lantas membenarkan bahwa sebetulnya negara tersebut sudah meninggalkan dolar. Presiden Rusia Vladimir Putin pun bakal memberikan kepastian secara hukum bahwa BRICS harus mempunyai mata uang tunggal.
"Tujuannya jika punya mata uang tunggal akan lari dari dolar, tapi apakah ini bisa terjadi? Ya tentu saja. Jika terjadi perlu ada kesepakatan," kata Ibrahim.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa usulan mata uang tunggal dari berbagai negara sudah datang empat tahun yang lalu. China, Rusia kemudian ASEAN termasuk Indonesia sudah mewanti-wanti menggunakan mata uang tunggal.
Selain itu, transaksi perdagangan antara dua negara juga sudah banyak menggunakan mata uang masing-masing. Jadi tak bergantung lagi pada dolar Amerika alias greenback.
"Misalnya banyak negara yang menggunakan mata uang regional, seperti Indonesia dan China mata uang yuan dan rupiah. Kemudian juga India. Bersamaan dengan kondisi dominasi dolar yang cukup kuat, jadi banyak alternatif baru terutama negara BRICS," ungkap Ibrahim saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (5/4/2023).
Menariknya, negara anggota BRICS saat ini menjadi salah satu negara yang perekonomiannya sedang berkembang. Terlepas dari tujuan politik, Ibrahim melihat BRICS memiliki kemampuan secara ekonomi yang mumpuni.
Peluang lainnya datang dari Rusia dan China yang tidak bergantung pada pembayaran lewat Visa dan Master. Pilihan itu lantaran bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga cukup tinggi sehingga berdampak pada kenaikan kartu kredit Visa dan Master.
"Sehingga China, Rusia ya mereka tidak menggunakan Visa dan Master. Mereka menggunakan mata uang sendiri, begitupun juga Indonesia yang akan meninggalkan Visa dan Master," jelasnya.
Tahun lalu, sejumlah kalangan menilai pertemuan BRICS tampak memberi pesan yang lebih soal relasi China dan Rusia yang memiliki hubungan "tanpa batas." Salah satu pengamat dari Pusat Penelitian Kebijakan di New Delhi, Sushant Singh, mengatakan pertemuan tahunan ke-14 BRICS merefleksikan pandangan soal tatanan global dan situasi di Ukraina yang menyimpang dari Barat.
Ibrahim lantas membenarkan bahwa sebetulnya negara tersebut sudah meninggalkan dolar. Presiden Rusia Vladimir Putin pun bakal memberikan kepastian secara hukum bahwa BRICS harus mempunyai mata uang tunggal.
"Tujuannya jika punya mata uang tunggal akan lari dari dolar, tapi apakah ini bisa terjadi? Ya tentu saja. Jika terjadi perlu ada kesepakatan," kata Ibrahim.
(uka)
tulis komentar anda