Stunting di Jateng Tinggal 11,9%, Ganjar Puji Penanganan di Sukoharjo
Selasa, 11 Juli 2023 - 13:30 WIB
SUKOHARJO - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meninjau pelaksanaan program inovasi yang diciptakan kader Posyandu Pundungsari, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Para kader membuat suplemen herbal yang terbuat dari algae spirulina dan dimanfaatkan untuk mencukupi multivitamin, serta mineral alami untuk anak stunting .
"Di sini bagus sekali pola penanganan stuntingnya. Ada satu treatment yang diberikan seperti herbal untuk bisa menambah nafsu makan, sehingga ketika si bayi diberikan satu treatment dengan herbal itu nafsu makannya tinggi," ujar Ganjar dalam pernyataannya, dikutip, Selasa (11/7/2023).
Ganjar menambahkan program yang dijalankan itu terbukti berhasil mengurangi kasus bayi stunting, khususnya di Posyandu Pundungsari, Desa Mranggen.
"Ada data-data yang cukup bagus yang bisa ditampilkan, ternyata hampir 55% bisa tertangani dengan cepat. Contohnya di tempat ini dari Februari dulu ada 97, sekarang sudah 33," jelas Ganjar.
Bahkan, angka stunting di posyandu desa tersebut kini sudah mencapai nol kasus. "Jadi kurang lebih hampir 60% bisa dibereskan dan di posyandu ini kini sudah nol," lanjut Ganjar.
Dia mengapresiasi kinerja Pemkab Sukoharjo dan juga keseriusan kader posyandu dalam menekan stunting di daerahnya. Selama ini, Ganjar terus mengupayakan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah melalui kebijakan dan program pilot project bersama pemerintah kabupaten dan kota.
Sebagai informasi, angka stunting Sukoharjo tahun 2022 menurut Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (e-PPBGM), berada di angka 8,1%. Sementara, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Ganjar sukses menurunkan stunting di Jawa Tengah. Berdasarkan ePPGBM, stunting di Jawa Tengah tahun 2018 yakni 24,4% dan turun di 2019 menjadi 18,3%. Lalu tahun 2020 turun lagi 14,5%, 2021 menjadi 12,8% hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9%.
Keberhasilan Ganjar dalam menekan stunting tak lepas dari keberhasilan program yang digagasnya. Seperti Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), Jo Kawin Bocah, One Student One Client hingga terbaru Ganjar meluncurkan beras fortifikasi sebagai penambah gizi untuk ibu hamil.
Dia meyakini stunting di Jateng bisa terus turun melalui koordinasi dan inovasi-inovasi yang diciptakan kader kesehatan di daerah. "Maka saya yakin betul kalau kita keroyok, ini waktunya hanya butuh 2-3 bulan. Maka keserentakannya menjadi penting dan contoh-contoh baik ini bisa dipakai di tempat lain," jelas Ganjar.
"Di sini bagus sekali pola penanganan stuntingnya. Ada satu treatment yang diberikan seperti herbal untuk bisa menambah nafsu makan, sehingga ketika si bayi diberikan satu treatment dengan herbal itu nafsu makannya tinggi," ujar Ganjar dalam pernyataannya, dikutip, Selasa (11/7/2023).
Ganjar menambahkan program yang dijalankan itu terbukti berhasil mengurangi kasus bayi stunting, khususnya di Posyandu Pundungsari, Desa Mranggen.
"Ada data-data yang cukup bagus yang bisa ditampilkan, ternyata hampir 55% bisa tertangani dengan cepat. Contohnya di tempat ini dari Februari dulu ada 97, sekarang sudah 33," jelas Ganjar.
Bahkan, angka stunting di posyandu desa tersebut kini sudah mencapai nol kasus. "Jadi kurang lebih hampir 60% bisa dibereskan dan di posyandu ini kini sudah nol," lanjut Ganjar.
Dia mengapresiasi kinerja Pemkab Sukoharjo dan juga keseriusan kader posyandu dalam menekan stunting di daerahnya. Selama ini, Ganjar terus mengupayakan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah melalui kebijakan dan program pilot project bersama pemerintah kabupaten dan kota.
Sebagai informasi, angka stunting Sukoharjo tahun 2022 menurut Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (e-PPBGM), berada di angka 8,1%. Sementara, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Ganjar sukses menurunkan stunting di Jawa Tengah. Berdasarkan ePPGBM, stunting di Jawa Tengah tahun 2018 yakni 24,4% dan turun di 2019 menjadi 18,3%. Lalu tahun 2020 turun lagi 14,5%, 2021 menjadi 12,8% hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9%.
Keberhasilan Ganjar dalam menekan stunting tak lepas dari keberhasilan program yang digagasnya. Seperti Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), Jo Kawin Bocah, One Student One Client hingga terbaru Ganjar meluncurkan beras fortifikasi sebagai penambah gizi untuk ibu hamil.
Dia meyakini stunting di Jateng bisa terus turun melalui koordinasi dan inovasi-inovasi yang diciptakan kader kesehatan di daerah. "Maka saya yakin betul kalau kita keroyok, ini waktunya hanya butuh 2-3 bulan. Maka keserentakannya menjadi penting dan contoh-contoh baik ini bisa dipakai di tempat lain," jelas Ganjar.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda