Israel Kuras Cadangan Devisa hingga Rp704,9 Triliun Usai Diserang Hamas
Selasa, 10 Oktober 2023 - 14:15 WIB
TEL AVIV - Bank sentral Israel telah menggunakan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menahan volatilitas paling intens yang pernah dihadapi oleh shekel ( mata uang Israel ) dalam dua dekade. Namun jurus tersebut tidak dapat mencegah kejatuhan tajam shekel setelah serangan oleh pejuang Hamas (operasi badai Al-aqsa) pada akhir pekan kemarin.
Beberapa menit sebelum perdagangan dimulai pada hari Senin, pembuat kebijakan mengatakan, mereka akan menjual cadangan devisa (cadev) sebanyak USD30 miliar atau setara Rp469,9 triliun (Kurs Rp15.666 per USD) untuk mendukung mata uang.
Ditambah tidak menutup kemungkinan memperpanjangnya hingga USD15 miliar melalui mekanisme swap, sehingga total bisa mencapa USD45 miliar (Rp704,9 Triliun). Sementara shekel merosot ke level terlemah sejak 2016, Bank of Israel mengisyaratkan tetap optimis dan belum mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga darurat.
"Skema ini terlalu besar bagi spekulan untuk menguji kami," ujar kepala divisi pasar bank sentral, Golan Benita, kepada wartawan.
Sementara itu mata uang Israel tergelincir ke sesi rendah meskipun ada intervensi, setelah secara singkat menghapus kerugian ketika diumumkan. Mata uang shekel mencatatkan kinerja terburuk di dunia pada hari Senin, turun 2,7% menjadi 3,9506 terhadap dolar pada pukul 4 sore di New York.
Menatap pasar menyusul serangan paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa dekade, dengan ratusan orang tewas pada hari Sabtu, dimana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, status perang melawan Hamas di Jalur Gaza akan panjang dan sulit.
Intervensi luar biasa oleh bank sentral menandai pertama kalinya menjual valuta asing untuk menopang syikal (shekel) karena diizinkan untuk berdagang secara bebas.
Mata uang shekel melemah 1,63% ke level 3,90 shekel per dollar AS. Ini menjadi level terendah shekel dalam 7 tahun terakhir. mata uang shekel melemah 1,63 persen ke level 3,90 shekel per dollar AS. Ini menjadi level terendah shekel dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.
Bukan hanya pasar keuangan, eksalasi konflik Israel dengan Palestina juga berimbas terhadap pasar modal Israel. Tercatat indeks saham unggulan Israel, TA-35 Index melemah 6,47 persen pada penutupan Minggu (8/10/2023). Ini menjadi penurunan paling dalam sejak Maret 2020.
Imbas konflik Israel dan Palestina juga dirasakan oleh negara Timur Tengah lainnya. Indeks saham Mesir, EGX, jatuh 0,60 persen dan indek saham Arab Saudi Tadawul All Share Index turun 0,55% pada perdagangan Senin.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
Beberapa menit sebelum perdagangan dimulai pada hari Senin, pembuat kebijakan mengatakan, mereka akan menjual cadangan devisa (cadev) sebanyak USD30 miliar atau setara Rp469,9 triliun (Kurs Rp15.666 per USD) untuk mendukung mata uang.
Ditambah tidak menutup kemungkinan memperpanjangnya hingga USD15 miliar melalui mekanisme swap, sehingga total bisa mencapa USD45 miliar (Rp704,9 Triliun). Sementara shekel merosot ke level terlemah sejak 2016, Bank of Israel mengisyaratkan tetap optimis dan belum mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga darurat.
"Skema ini terlalu besar bagi spekulan untuk menguji kami," ujar kepala divisi pasar bank sentral, Golan Benita, kepada wartawan.
Baca Juga
Sementara itu mata uang Israel tergelincir ke sesi rendah meskipun ada intervensi, setelah secara singkat menghapus kerugian ketika diumumkan. Mata uang shekel mencatatkan kinerja terburuk di dunia pada hari Senin, turun 2,7% menjadi 3,9506 terhadap dolar pada pukul 4 sore di New York.
Menatap pasar menyusul serangan paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa dekade, dengan ratusan orang tewas pada hari Sabtu, dimana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, status perang melawan Hamas di Jalur Gaza akan panjang dan sulit.
Intervensi luar biasa oleh bank sentral menandai pertama kalinya menjual valuta asing untuk menopang syikal (shekel) karena diizinkan untuk berdagang secara bebas.
Mata uang shekel melemah 1,63% ke level 3,90 shekel per dollar AS. Ini menjadi level terendah shekel dalam 7 tahun terakhir. mata uang shekel melemah 1,63 persen ke level 3,90 shekel per dollar AS. Ini menjadi level terendah shekel dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.
Bukan hanya pasar keuangan, eksalasi konflik Israel dengan Palestina juga berimbas terhadap pasar modal Israel. Tercatat indeks saham unggulan Israel, TA-35 Index melemah 6,47 persen pada penutupan Minggu (8/10/2023). Ini menjadi penurunan paling dalam sejak Maret 2020.
Imbas konflik Israel dan Palestina juga dirasakan oleh negara Timur Tengah lainnya. Indeks saham Mesir, EGX, jatuh 0,60 persen dan indek saham Arab Saudi Tadawul All Share Index turun 0,55% pada perdagangan Senin.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(akr)
tulis komentar anda