Plt. Mentan Minta Pengusaha Unggas Jangan Saling Injak
Senin, 16 Oktober 2023 - 20:45 WIB
JAKARTA - Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan perlunya kebersamaan di kalangan peternak unggas, baik skala kecil maupun besar untuk membangun sektor perunggasan dalam negeri.
“Harus hand in hand, kemudian besar bersama, jadi tidak boleh yang integrator yang besar - besar saja, tapi peternak kecilnya jatuh. Hari ini mereka harus bersama-sama, jadi majunya bersama-sama, jangan satu nginjek yang lainnya” terang Arief di Kantor Kementan, Senin (16/10/2023).
Lebih lanjut dirinya berpesan agar para pelaku bisnis perunggasan mulai dari peternak rakyat mandiri skala kecil hingga integrator, dapat secara detail melakukan perhitungan dan perencanaan secara komprehensif terkait bibit induk ayam atau grand parent stock (GPS).
“Tadi saya ketemu dengan para pelaku bisnis, baik yang mandiri, yang kecil rakyat dengan integrator juga yang besar-besar, poinnya adalah kita akan perbaiki. Satu GPS jumlahnya kita akan reviu segera bersama Badan Pangan Nasional, kemudian siapa saja yang mendapatkan GPS harus tanggung jawab sampai ke final stock,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Arief, tata kelola terkait pakan ternak juga menjadi komponen penting yang harus segera dibenahi. Persiapan cadangan pangan pemerintah juga perlu untuk dipersiapkan secara maksimal dengan melibatkan pihak BUMN di bidang pangan.
“Jadi pada saat harga itu di bawah, artinya over supply bisa dilakukan penyimpanan, di cadangan pangan pemerintah melalui BUMN di bidang pangan, tentunya ID Food dan anak perusahaannya. Pada saat harga tinggi waktunya intervensi, bisa dipakai juga untuk kegiatan pemerintah, seperti pengentasan kemiskinan, daerah rawan pangan, gizi buruk, stunting dan lainnya,” rinci Arief.
Sebagai informasi, Komoditas unggas memberikan kontribusi 60% PDB peternakan, 10% tenaga kerja nasional dan total nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp500 Triliun. Kemajuan perunggasan demikian pesat seiring dengan meningkatnya produksi daging dan telur ayam ras.
Berdasarkan data yang diolah Ditjen PKH, produksi daging ayam ras selama kurun waktu tahun 2017-2022 tumbuh rata-rata 3,98% tiap tahun dan kebutuhannya tumbuh rata-rata 2,77% tiap tahun. Sementara produksi telur ayam ras pada periode yang sama juga tumbuh 5,19% tiap tahun dan kebutuhannya juga tumbuh 2,78% tiap tahun.
“Harus hand in hand, kemudian besar bersama, jadi tidak boleh yang integrator yang besar - besar saja, tapi peternak kecilnya jatuh. Hari ini mereka harus bersama-sama, jadi majunya bersama-sama, jangan satu nginjek yang lainnya” terang Arief di Kantor Kementan, Senin (16/10/2023).
Lebih lanjut dirinya berpesan agar para pelaku bisnis perunggasan mulai dari peternak rakyat mandiri skala kecil hingga integrator, dapat secara detail melakukan perhitungan dan perencanaan secara komprehensif terkait bibit induk ayam atau grand parent stock (GPS).
“Tadi saya ketemu dengan para pelaku bisnis, baik yang mandiri, yang kecil rakyat dengan integrator juga yang besar-besar, poinnya adalah kita akan perbaiki. Satu GPS jumlahnya kita akan reviu segera bersama Badan Pangan Nasional, kemudian siapa saja yang mendapatkan GPS harus tanggung jawab sampai ke final stock,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Arief, tata kelola terkait pakan ternak juga menjadi komponen penting yang harus segera dibenahi. Persiapan cadangan pangan pemerintah juga perlu untuk dipersiapkan secara maksimal dengan melibatkan pihak BUMN di bidang pangan.
“Jadi pada saat harga itu di bawah, artinya over supply bisa dilakukan penyimpanan, di cadangan pangan pemerintah melalui BUMN di bidang pangan, tentunya ID Food dan anak perusahaannya. Pada saat harga tinggi waktunya intervensi, bisa dipakai juga untuk kegiatan pemerintah, seperti pengentasan kemiskinan, daerah rawan pangan, gizi buruk, stunting dan lainnya,” rinci Arief.
Sebagai informasi, Komoditas unggas memberikan kontribusi 60% PDB peternakan, 10% tenaga kerja nasional dan total nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp500 Triliun. Kemajuan perunggasan demikian pesat seiring dengan meningkatnya produksi daging dan telur ayam ras.
Berdasarkan data yang diolah Ditjen PKH, produksi daging ayam ras selama kurun waktu tahun 2017-2022 tumbuh rata-rata 3,98% tiap tahun dan kebutuhannya tumbuh rata-rata 2,77% tiap tahun. Sementara produksi telur ayam ras pada periode yang sama juga tumbuh 5,19% tiap tahun dan kebutuhannya juga tumbuh 2,78% tiap tahun.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda