Sudah Teken, Utang Kereta Cepat Whoosh dari China Sebentar Lagi Cair
Senin, 08 Januari 2024 - 13:30 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara ( Wamen BUMN ) Kartika Wirjoatmodjo memastikan pinjaman (loan) dar i China Development Bank (CDB) untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan segera dicairkan otoritas CDB. Utang itu akan digunakan untuk menambal anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang membukukan cost overrun alias pembengkakan biaya Rp18,2 triliun.
Lelaki yang akrab disapa Tiko itu menyebut bahwa pinjaman dari China Development Bank akan menjadi modal KAI. Dia mencatat pemerintah Indonesia dan CDB telah menandatangani kesepakatan atas pinjaman tersebut. Namun, Tiko belum merinci berapa nominal dana yang akan disuntik perbankan asing itu ke KAI.
“Sudah tanda tangan, tapi saya angkanya lupa berapa. Tapi udah tanda tangan, sudah mau cair. Itu kan nanti loan-nya di KAI, Itu kan sebenarnya injeksi modal KAI,” ujar Tiko saat ditemui wartawan, Senin (8/1/2024).
Pemerintah memang mengajukan pinjaman ke CDB senilai USD550 juta atau setara Rp8,3 triliun. Pinjaman kepada CDB sudah diajukan sejak awal 2022 lalu. Lantaran interest rate atau suku bunga yang diminta Indonesia tak sesuai dengan standar CDB, maka pencairan pun mendek sebelumnya.
Tiko menilai pihak China Development Bank bersikeras menetapkan tingkat suku bunga di kisaran 3-3,5%. Sementara itu, Indonesia ambil langkah negosiasi agar bunga pinjaman bisa diturunkan menjadi 2 persen.
“Terakhir di bawah 4 persen, kisarannya di kisar 3 persen lah, saya lupa ya, tapi antara 3-3,5 persen lah," ucap dia saat ditemui di kawasan DPR/MPR pada Oktober 2023 lalu.
Sambung Tiko memastikan utang Whoosh tidak dilunasi dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), melainkan melalui kas KAI dan hasil penjualan tiket kereta cepat. Karena pinjaman menjadi modal KAI.
"Saya mau tekankan sumber pembayarannya tiket juga, jadi bukan ditanggung rakyat Indonesia. Kan KAI juga itu kan perusahaan sehat, jadi bukan utang itu ditanggung masyarakat Indonesia, ada korporasi dan ada penjualan tiket, jadi itu narasi yang salah," bebernya.
Lelaki yang akrab disapa Tiko itu menyebut bahwa pinjaman dari China Development Bank akan menjadi modal KAI. Dia mencatat pemerintah Indonesia dan CDB telah menandatangani kesepakatan atas pinjaman tersebut. Namun, Tiko belum merinci berapa nominal dana yang akan disuntik perbankan asing itu ke KAI.
“Sudah tanda tangan, tapi saya angkanya lupa berapa. Tapi udah tanda tangan, sudah mau cair. Itu kan nanti loan-nya di KAI, Itu kan sebenarnya injeksi modal KAI,” ujar Tiko saat ditemui wartawan, Senin (8/1/2024).
Baca Juga
Pemerintah memang mengajukan pinjaman ke CDB senilai USD550 juta atau setara Rp8,3 triliun. Pinjaman kepada CDB sudah diajukan sejak awal 2022 lalu. Lantaran interest rate atau suku bunga yang diminta Indonesia tak sesuai dengan standar CDB, maka pencairan pun mendek sebelumnya.
Tiko menilai pihak China Development Bank bersikeras menetapkan tingkat suku bunga di kisaran 3-3,5%. Sementara itu, Indonesia ambil langkah negosiasi agar bunga pinjaman bisa diturunkan menjadi 2 persen.
“Terakhir di bawah 4 persen, kisarannya di kisar 3 persen lah, saya lupa ya, tapi antara 3-3,5 persen lah," ucap dia saat ditemui di kawasan DPR/MPR pada Oktober 2023 lalu.
Sambung Tiko memastikan utang Whoosh tidak dilunasi dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), melainkan melalui kas KAI dan hasil penjualan tiket kereta cepat. Karena pinjaman menjadi modal KAI.
"Saya mau tekankan sumber pembayarannya tiket juga, jadi bukan ditanggung rakyat Indonesia. Kan KAI juga itu kan perusahaan sehat, jadi bukan utang itu ditanggung masyarakat Indonesia, ada korporasi dan ada penjualan tiket, jadi itu narasi yang salah," bebernya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda