Penyaluran Kredit Perbankan di Triwulan IV 2023 Naik 96,1%, Berikut Penopangnya
Selasa, 23 Januari 2024 - 11:48 WIB
JAKARTA - Hasil Survei Perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2023 terindikasi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 96,1% atau lebih tinggi dibandingkan 95,4% pada triwulan sebelumnya.
“Peningkatan tersebut terutama pada kredit investasi dan kredit modal kerja,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024).
Pada triwulan I 2024, penyaluran kredit baru diprakirakan melambat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 44,6%. Standar penyaluran kredit bank pada triwulan IV 2023 sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,3%.
“Kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, antara lain pada aspek agunan, plafon kredit, dan persyaratan administrasi,” ungkap Erwin.
Di sisi lain, BI menilai suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diprakirakan tetap longgar. Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2024 sebesar 10,8% (yoy).
Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit. Hasil lengkap survei dapat dilihat dalam Survei Perbankan di website Bank Indonesia.
“Peningkatan tersebut terutama pada kredit investasi dan kredit modal kerja,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024).
Pada triwulan I 2024, penyaluran kredit baru diprakirakan melambat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 44,6%. Standar penyaluran kredit bank pada triwulan IV 2023 sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,3%.
“Kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, antara lain pada aspek agunan, plafon kredit, dan persyaratan administrasi,” ungkap Erwin.
Di sisi lain, BI menilai suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diprakirakan tetap longgar. Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2024 sebesar 10,8% (yoy).
Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit. Hasil lengkap survei dapat dilihat dalam Survei Perbankan di website Bank Indonesia.
(akr)
tulis komentar anda