Teten Mengakui Mayoritas UMKM di Indonesia Belum Terkoneksi Industri, Apa Dampaknya?
Sabtu, 27 April 2024 - 07:17 WIB
MALANG - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atau Menkop UKM Teten Masduki mengakui pelaku UMKM di Indonesia kian tumbuh dari waktu ke waktu. Bahkan hingga kini tercatat ada 64 juta pelaku UMKM yang berkontribusi untuk perekonomian nasional.
Dimana kata Teten, sebagian besar atau 90% merupakan industri kreatif dari 17 subsektor, dengan tiga bidang utama yakni kuliner 41%, fashion 18%, dan kriya 16%. Tapi sayang Ia menyoroti, pelaku UMKM ini belum terkoneksi dengan dunia industri.
"Jadi UMKM mandiri, tidak terhubung dengan industri, karena itu dampaknya panjang, tidak bisa mengakses teknologi produksi modern, sulit mengakses pembiayaan," ucap Teten Masduki, saat membuka PLUT SUMMITS 2024, di Gedung MCC, Kota Malang, Jumat sore (26/4/2024).
Menteri berusia 60 tahun ini membandingkan dengan negara-negara anggota APEC, yang juga didukung oleh UMKM, tetapi produknya terkoneksi dengan industrialisasi. Makanya di negara Jepang dan Korea Selatan misalnya UMKM bisa memenuhi kebutuhan industri, sehingga memunculkan ekonomi baru.
"UMKM Jepang, Korea juga sama, 98% itu UMKM cuma yang beda di negara Jepang, Korea mereka itu satu terhubung ke industri. Mereka adalah supply chance dari industri, meskipun masih ada yang usaha mandiri," beber menteri kelahiran Garut ini.
Maka pihaknya mendorong UMKM tumbuh ke arah kreatif dan inovatif, seperti aplikasi, games, fotografi, film, animasi, subtitle, bukan lagi usaha mandiri, supaya bisa terkoneksi dengan industri. Perkembangan teknologi informasi juga didorong Kementerian Koperasi dan UKM betul-betul dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.
"Masifnya perkembangan teknologi informasi UMKM lainnya juga akan menjadi driver, pengembangan atau peningkatan kontribusi UMKM, dalam ekonomi digital. Saat ini sekitar lebih dari 22,8 juta, atau 33,6 persen sudah bertransformasi digital, dan dalam menjalankan usahanya," jelasnya.
Selain itu, kata Teten pemanfaatan potensi sumber daya alam Indonesia juga perlu dimaksimalkan di sektor agrikultur dan aquakultur atau budidaya perairan. Pelaku UMKM di dua sektor itu bisa masuk ke dalam rantai industri yang terkoneksi.
"Kita harus sudah mulai mengembangkan Umkm yang menjadi suplai chance dari industri, coba desain kami dari kementerian, kita ingin berbeda, karena kekuatan kita, kita juga memiliki kekuatan domestik yang luar biasa, di agrikultur, dan aquakultur," tukasnya.
Dimana kata Teten, sebagian besar atau 90% merupakan industri kreatif dari 17 subsektor, dengan tiga bidang utama yakni kuliner 41%, fashion 18%, dan kriya 16%. Tapi sayang Ia menyoroti, pelaku UMKM ini belum terkoneksi dengan dunia industri.
"Jadi UMKM mandiri, tidak terhubung dengan industri, karena itu dampaknya panjang, tidak bisa mengakses teknologi produksi modern, sulit mengakses pembiayaan," ucap Teten Masduki, saat membuka PLUT SUMMITS 2024, di Gedung MCC, Kota Malang, Jumat sore (26/4/2024).
Baca Juga
Menteri berusia 60 tahun ini membandingkan dengan negara-negara anggota APEC, yang juga didukung oleh UMKM, tetapi produknya terkoneksi dengan industrialisasi. Makanya di negara Jepang dan Korea Selatan misalnya UMKM bisa memenuhi kebutuhan industri, sehingga memunculkan ekonomi baru.
"UMKM Jepang, Korea juga sama, 98% itu UMKM cuma yang beda di negara Jepang, Korea mereka itu satu terhubung ke industri. Mereka adalah supply chance dari industri, meskipun masih ada yang usaha mandiri," beber menteri kelahiran Garut ini.
Maka pihaknya mendorong UMKM tumbuh ke arah kreatif dan inovatif, seperti aplikasi, games, fotografi, film, animasi, subtitle, bukan lagi usaha mandiri, supaya bisa terkoneksi dengan industri. Perkembangan teknologi informasi juga didorong Kementerian Koperasi dan UKM betul-betul dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.
"Masifnya perkembangan teknologi informasi UMKM lainnya juga akan menjadi driver, pengembangan atau peningkatan kontribusi UMKM, dalam ekonomi digital. Saat ini sekitar lebih dari 22,8 juta, atau 33,6 persen sudah bertransformasi digital, dan dalam menjalankan usahanya," jelasnya.
Selain itu, kata Teten pemanfaatan potensi sumber daya alam Indonesia juga perlu dimaksimalkan di sektor agrikultur dan aquakultur atau budidaya perairan. Pelaku UMKM di dua sektor itu bisa masuk ke dalam rantai industri yang terkoneksi.
"Kita harus sudah mulai mengembangkan Umkm yang menjadi suplai chance dari industri, coba desain kami dari kementerian, kita ingin berbeda, karena kekuatan kita, kita juga memiliki kekuatan domestik yang luar biasa, di agrikultur, dan aquakultur," tukasnya.
(akr)
tulis komentar anda