Astra International Cetak Laba Rp7,4 T di Kuartal I-2024, Turun 14,3%
Senin, 29 April 2024 - 21:18 WIB
JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih senilai Rp7,46 triliun pada kuartal I-2024. Realisasi itu merosot 14,3% year-on-year (yoy) dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu yang mencapai Rp8,71 triliun.
Alhasil laba bersih per saham dasar ASII jatuh di level Rp184 per saham, dari semula Rp215 per saham. Kinerja laba juga sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 2% yang mencapai Rp81,2 trilun.
Berdasarkan per divisi, sejumlah laba lini bisnis perseroan mengalami koreksi, seperti bisnis otomotif yang terkoreksi 9% menjadi Rp2,75 triliun, sementara alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi juga menyusut 15% menjadi Rp2,79 triliun.
Namun demikian, laba dari divisi bisnis jasa keuangan justru tumbuh 12% menjadi Rp2,08 triliun, disusul segmen iinfrastruktur dan logistik tumbuh 24% menjadi Rp251 miliar. Selanjutnya adalah agrobisnis yang mencetak laba Rp184 miliar atau naik 3%, lalu teknologi informasi tumbuh 24% menembus Rp251 miliar, dan properti yang terjaga di angka Rp45 miliar.
Presiden DIrektur PT Astra International Tbk (ASII) mengatakan penurunan kinerja grup Astra pada kuartal pertama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya.
“Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, Grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang,” terangnya, Senin (29/4/2024).
Hingga akhir Maret 2024, nilai aset bersih per saham ASII sebesar Rp5.113, alias 4% lebih tinggi dibandingkan posisi pada 31 Desember 2023. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp7,4 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan Rp29 miliar pada akhir tahun 2023. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp54,3 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan Rp52,2 triliun pada akhir tahun 2023.
Alhasil laba bersih per saham dasar ASII jatuh di level Rp184 per saham, dari semula Rp215 per saham. Kinerja laba juga sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 2% yang mencapai Rp81,2 trilun.
Berdasarkan per divisi, sejumlah laba lini bisnis perseroan mengalami koreksi, seperti bisnis otomotif yang terkoreksi 9% menjadi Rp2,75 triliun, sementara alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi juga menyusut 15% menjadi Rp2,79 triliun.
Namun demikian, laba dari divisi bisnis jasa keuangan justru tumbuh 12% menjadi Rp2,08 triliun, disusul segmen iinfrastruktur dan logistik tumbuh 24% menjadi Rp251 miliar. Selanjutnya adalah agrobisnis yang mencetak laba Rp184 miliar atau naik 3%, lalu teknologi informasi tumbuh 24% menembus Rp251 miliar, dan properti yang terjaga di angka Rp45 miliar.
Presiden DIrektur PT Astra International Tbk (ASII) mengatakan penurunan kinerja grup Astra pada kuartal pertama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya.
“Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, Grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang,” terangnya, Senin (29/4/2024).
Hingga akhir Maret 2024, nilai aset bersih per saham ASII sebesar Rp5.113, alias 4% lebih tinggi dibandingkan posisi pada 31 Desember 2023. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp7,4 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan Rp29 miliar pada akhir tahun 2023. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp54,3 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan Rp52,2 triliun pada akhir tahun 2023.
(nng)
tulis komentar anda