Bumame dan NGI Kolaborasi Hadirkan Skrining Genetik Embrio di Indonesia
Kamis, 08 Agustus 2024 - 09:15 WIB
JAKARTA - Bumame berkolaborasi dengan Naleya Genomik Indonesia (NGI) untuk meluncurkan Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGTA) yang berfungsi untuk mengidentifikasi jumlah kromosom pada embrio sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan pada pasien yang menjalankan proses fertilisasi In Vitro (IVF) dan menurunkan risiko keguguran.
Setelah kesuksesan Bumame menjadikan layanan NIFTY sebagai tes Non-invasive Prenatal Testing (NIPT) nomor satu di Indonesia dalam kurun waktu 10 bulan sejak perilisan, Bumame melanjutkan kerja sama dengan NGI untuk menghadirkan teknologi canggih PGTA dan transfer pengetahuan ilmu genomika reproduktif dengan menggunakan teknologi terkini.
Produk yang ditawarkan adalah salah satu PGTA test terbesar di dunia, yang sudah hadir di lebih dari 45 negara dan 600 institusi medis. Baca Juga: Mahasiswa UPER Kembangkan Aplikasi Skrining Diabetes Berbasis Kecerdasan Buatan
“Kolaborasi ini merupakan langkah revolusioner dalam memperluas penawaran pemeriksaan genetik untuk sistem reproduktif di Indonesia. Kami terus berusaha untuk meningkatkan aksesibilitas dan menghadirkan layanan kesehatan mutakhir dengan kualitas terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar CEO Bumame, James Wihardja.
Studi dari The Lancet menyatakan, bahwa tingkat fertilitas dunia diprediksi akan menurun. Diperkirakan 155 dari 204 negara (76%) akan memiliki tingkat kesuburan di bawah tingkat penggantian populasi pada 2050. Di Indonesia sendiri, tercatat lebih dari 7.000 siklus bayi tabung di Indonesia pada tahun 2016, dengan angka keberhasilan sebesar 28%.
Untuk memenuhi kebutuhan akan solusi kesehatan reproduksi, Bumame menghadirkan layanan inovatif yang mudah dijangkau dengan menyediakan dua jenis layanan skrining kromosom embrio, yaitu PGTA Core dan PGTA Plus.
Melalui penggabungan teknologi amplifikasi genom utuh (Whole Genome Amplification) dan preparasi pustaka (Library Preparation), proses pemeriksaan dianalisis dengan bioinformatika otomatis sehingga akurasi hasil atau sensitivitas mencapai >98% dan spesifisitas sebesar 100%.
"Seluruh pengerjaan sampel diproses secara lokal untuk mengembangkan kualitas SDM analis laboratorium genomik di Indonesia," tambah James.
Kabar baik lainnya adalah tes PGTA Plus yang sebelumnya belum tersedia di Indonesia, kini bisa diakses oleh masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau. Bumame mengundang seluruh klinik IVF di Indonesia untuk turut serta dalam langkah besar ini, demi memajukan layanan kesehatan nasional.
"Dengan teknologi terdepan, Bumame yakin dapat membawa perubahan signifikan dalam peningkatan kehamilan sehat, serta kemajuan bidang fertilitas dan genomika reproduktif di Indonesia," pungkas James.
Setelah kesuksesan Bumame menjadikan layanan NIFTY sebagai tes Non-invasive Prenatal Testing (NIPT) nomor satu di Indonesia dalam kurun waktu 10 bulan sejak perilisan, Bumame melanjutkan kerja sama dengan NGI untuk menghadirkan teknologi canggih PGTA dan transfer pengetahuan ilmu genomika reproduktif dengan menggunakan teknologi terkini.
Produk yang ditawarkan adalah salah satu PGTA test terbesar di dunia, yang sudah hadir di lebih dari 45 negara dan 600 institusi medis. Baca Juga: Mahasiswa UPER Kembangkan Aplikasi Skrining Diabetes Berbasis Kecerdasan Buatan
“Kolaborasi ini merupakan langkah revolusioner dalam memperluas penawaran pemeriksaan genetik untuk sistem reproduktif di Indonesia. Kami terus berusaha untuk meningkatkan aksesibilitas dan menghadirkan layanan kesehatan mutakhir dengan kualitas terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar CEO Bumame, James Wihardja.
Studi dari The Lancet menyatakan, bahwa tingkat fertilitas dunia diprediksi akan menurun. Diperkirakan 155 dari 204 negara (76%) akan memiliki tingkat kesuburan di bawah tingkat penggantian populasi pada 2050. Di Indonesia sendiri, tercatat lebih dari 7.000 siklus bayi tabung di Indonesia pada tahun 2016, dengan angka keberhasilan sebesar 28%.
Untuk memenuhi kebutuhan akan solusi kesehatan reproduksi, Bumame menghadirkan layanan inovatif yang mudah dijangkau dengan menyediakan dua jenis layanan skrining kromosom embrio, yaitu PGTA Core dan PGTA Plus.
Melalui penggabungan teknologi amplifikasi genom utuh (Whole Genome Amplification) dan preparasi pustaka (Library Preparation), proses pemeriksaan dianalisis dengan bioinformatika otomatis sehingga akurasi hasil atau sensitivitas mencapai >98% dan spesifisitas sebesar 100%.
"Seluruh pengerjaan sampel diproses secara lokal untuk mengembangkan kualitas SDM analis laboratorium genomik di Indonesia," tambah James.
Kabar baik lainnya adalah tes PGTA Plus yang sebelumnya belum tersedia di Indonesia, kini bisa diakses oleh masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau. Bumame mengundang seluruh klinik IVF di Indonesia untuk turut serta dalam langkah besar ini, demi memajukan layanan kesehatan nasional.
"Dengan teknologi terdepan, Bumame yakin dapat membawa perubahan signifikan dalam peningkatan kehamilan sehat, serta kemajuan bidang fertilitas dan genomika reproduktif di Indonesia," pungkas James.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda