Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.495 per Dolar AS
Selasa, 27 Agustus 2024 - 16:19 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 56 poin atau 0,37 persen ke level Rp15.495 setelah sebelumnya di Rp15.438 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.498 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat tipis pada hari Selasa. Hal itu dipengaruhi kekhawatiran atas ketegangan di Timur Tengah, di sisi lain sebagian mengimbangi optimisme investor terhadap pemangkasan suku bunga AS yang akan segera terjadi.
"Namun, mata uang utama bertahan mendekati level tertinggi yang bersejarah dan dolar mendekati level terendahnya dalam lebih dari setahun, dibantu oleh kemungkinan pemangkasan suku bunga AS pada bulan September setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell kurang lebih menyetujui langkah tersebut dalam pidatonya di Jackson Hole pada hari Jumat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (27/8/2024).
Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan pengurangan seperempat poin persentase dalam biaya pinjaman bulan depan mungkin terjadi. Siklus kenaikan suku bunga agresif Fed dan ekspektasi tentang seberapa jauh suku bunga AS dapat naik lebih jauh, telah menjadi pendorong besar kekuatan dolar selama dua tahun terakhir, membuat mata uang lain, tetap tertekan.
Pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga bulan depan, dan melihat pelonggaran sekitar 100 basis poin pada akhir tahun.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun bakal berkisar 4,7 sampai dengan 5,5 persen. Angka ini tak beranjak jauh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 yakni sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy).
Guna untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi ini, pemerintah perlu meningkatkan konsumsi rumah tangga. Hal ini disebabkan telah berakhirnya faktor musiman, seperti hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan dampak pelaksanaan pemilu pada semester pertama 2024.
Selain itu, Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat meningkatkan investasi, khususnya investasi swasta. Kenaikan stimulus fiskal dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari PDB diharapkan juga dapat secara efektif memberikan dampak pengganda terhadap perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.420 - Rp15.520 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat tipis pada hari Selasa. Hal itu dipengaruhi kekhawatiran atas ketegangan di Timur Tengah, di sisi lain sebagian mengimbangi optimisme investor terhadap pemangkasan suku bunga AS yang akan segera terjadi.
"Namun, mata uang utama bertahan mendekati level tertinggi yang bersejarah dan dolar mendekati level terendahnya dalam lebih dari setahun, dibantu oleh kemungkinan pemangkasan suku bunga AS pada bulan September setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell kurang lebih menyetujui langkah tersebut dalam pidatonya di Jackson Hole pada hari Jumat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (27/8/2024).
Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan pengurangan seperempat poin persentase dalam biaya pinjaman bulan depan mungkin terjadi. Siklus kenaikan suku bunga agresif Fed dan ekspektasi tentang seberapa jauh suku bunga AS dapat naik lebih jauh, telah menjadi pendorong besar kekuatan dolar selama dua tahun terakhir, membuat mata uang lain, tetap tertekan.
Pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga bulan depan, dan melihat pelonggaran sekitar 100 basis poin pada akhir tahun.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun bakal berkisar 4,7 sampai dengan 5,5 persen. Angka ini tak beranjak jauh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 yakni sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy).
Guna untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi ini, pemerintah perlu meningkatkan konsumsi rumah tangga. Hal ini disebabkan telah berakhirnya faktor musiman, seperti hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan dampak pelaksanaan pemilu pada semester pertama 2024.
Selain itu, Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat meningkatkan investasi, khususnya investasi swasta. Kenaikan stimulus fiskal dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari PDB diharapkan juga dapat secara efektif memberikan dampak pengganda terhadap perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.420 - Rp15.520 per dolar AS.
(fch)
Lihat Juga :
tulis komentar anda