Ini Alasan Dipilihnya Bali sebagai Destinasi Wisata dengan Protokol New Normal
Sabtu, 29 Agustus 2020 - 07:17 WIB
JAKARTA - Untuk menggairahkan kembali dunia pariwisata , pemerintah telah menyiapkan protokol kenormalan baru yang mencakup CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment).
Adapun, protokol ini akan berfokus pada aspek kesehatan dan kebersihan yang diperlukan untuk memastikan pengalaman wisata yang aman selama pandemi Covid-19.
Untuk menerapkan protokol tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memilih Bali untuk penerapan awal protokol kenormalan baru CHSE di destinasi wisata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, alasan dipilihnya Bali sebagai destinasi awal untuk penerapan protokol kenormalan baru CHSE karena Pulau Dewata memiliki dampak yang luas bagi pariwisata nasional.
"Apa yang kita lakukan di Bali, baik negatif maupun positif, itu berdampak. Berita negatif punya impact yang sangat besar, begitu juga hal positif. Jadi, apapun yang kita lakukan di Bali punya dampak yang luar biasa buat kemajuan pariwisata Indonesia," ujar Wishnutama dalam acara #GarudaIndonesiaTalks di Instagram Garuda Indonesia, Jumat (28/8/2020). (Baca juga: Stimulus Khusus Pariwisata Tengah Disiapkan Oleh Pemerintah )
Bicara data, Wishnutama menambahkan, dari total jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2019, lebih dari 40%-nya datang ke Bali. Ini sekaligus menandakan bahwa Bali merupakan destinasi wisata yang strategis.
"Bali itu sangat strategis, jadi sangat penting kita bisa mengimplementasikan protokol kesehatan sebaik-baiknya dan menjadikan ini model untuk destinasi-destinasi lainnya," kata dia.
Dia menyebut, dengan dibukanya kembali destinasi wisata di Bali dengan protokol kesehatan yang ada, maka hal ini bisa menjadi suatu kabar baik perihal penanganan Covid-19 di Indonesia terhadap publik mancanegara. (Baca juga: Ngobrol Bareng Wishnutama, Bos Garuda Ungkap Pakai Airbus ke Jakarta-Jayapura )
"Jadi sebenarnya, kalau kita berhasil menjalankan protokol kesehatan, memberikan persepsi positif di dunia internasional, bukan hanya sektor pariwisata saja yang mendapatkan untung, investasi dan lainnya melihat ikonnya Indonesia ini yang melakukan penerapan protokol kesehatan dan sebagainya dengan baik," ucapnya.
Adapun, protokol ini akan berfokus pada aspek kesehatan dan kebersihan yang diperlukan untuk memastikan pengalaman wisata yang aman selama pandemi Covid-19.
Untuk menerapkan protokol tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memilih Bali untuk penerapan awal protokol kenormalan baru CHSE di destinasi wisata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, alasan dipilihnya Bali sebagai destinasi awal untuk penerapan protokol kenormalan baru CHSE karena Pulau Dewata memiliki dampak yang luas bagi pariwisata nasional.
"Apa yang kita lakukan di Bali, baik negatif maupun positif, itu berdampak. Berita negatif punya impact yang sangat besar, begitu juga hal positif. Jadi, apapun yang kita lakukan di Bali punya dampak yang luar biasa buat kemajuan pariwisata Indonesia," ujar Wishnutama dalam acara #GarudaIndonesiaTalks di Instagram Garuda Indonesia, Jumat (28/8/2020). (Baca juga: Stimulus Khusus Pariwisata Tengah Disiapkan Oleh Pemerintah )
Bicara data, Wishnutama menambahkan, dari total jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2019, lebih dari 40%-nya datang ke Bali. Ini sekaligus menandakan bahwa Bali merupakan destinasi wisata yang strategis.
"Bali itu sangat strategis, jadi sangat penting kita bisa mengimplementasikan protokol kesehatan sebaik-baiknya dan menjadikan ini model untuk destinasi-destinasi lainnya," kata dia.
Dia menyebut, dengan dibukanya kembali destinasi wisata di Bali dengan protokol kesehatan yang ada, maka hal ini bisa menjadi suatu kabar baik perihal penanganan Covid-19 di Indonesia terhadap publik mancanegara. (Baca juga: Ngobrol Bareng Wishnutama, Bos Garuda Ungkap Pakai Airbus ke Jakarta-Jayapura )
"Jadi sebenarnya, kalau kita berhasil menjalankan protokol kesehatan, memberikan persepsi positif di dunia internasional, bukan hanya sektor pariwisata saja yang mendapatkan untung, investasi dan lainnya melihat ikonnya Indonesia ini yang melakukan penerapan protokol kesehatan dan sebagainya dengan baik," ucapnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda