Anak Usaha Grup Astra Agro Lestari Bantu Budidaya Sereh Wangi Suku Anak Dalam
Rabu, 20 November 2024 - 17:28 WIB
JAKARTA - Guna membantu Suku Anak Dalam yang telah keluar dari hutan dan mulai melakukan budidaya, anak usaha Grup Astra Agro Lestari , PT Sari Aditya Loka (SAL) menyediakan Agriculture Learning Centre (ALC) untuk memberikan pengetahuan mengenai budidaya.
Asisten CSR PT SAL Slamet Riyadi menjelaskan, program budidaya yang melibatkan warga SAD dan UMKM di sekitar kebun adalah implementasi yang sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals nomor 1, yakni mengakhiri kemiskinan dan nomor 8 yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
"Dengan terciptanya peningkatan yang lebih baik maka dapat menjadi satu kunci terciptanya kesejahteraan masyarakat yang lebih utuh dan berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations melalui program Public Contribution," jelasnya dalam siaran pers yang diterima, Rabu (20/11/2024).
Kelompok Suku Anak Dalam yang dikepalai Tumenggung Grip merupakan salah satu komunitas di Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) yang telah memanfaatkan Agriculture Learning Centre yang dinamai Suluh Rimbo tersebut. "Suluh Rimbo menjadi solusi alternatif bagi kami dalam pengembangan ekonomi masyarakat SAD yang melibatkan banyak pihak. Tentunya, dalam setiap pengelolaan kebun tersebut melibatkan langsung masyarakat kami," ujar Tumenggung Grip.
Grip menuturkan, sejak 2023 warga SAD dari kelompoknya mulai menanam sereh wangi. Menurutnya Suku Anak Dalam mau menanam sereh wangi di lahan taman nasional sebagai obat penangkal nyamuk, serangga, dan beruk yang mengganggu tanaman pangan mereka. Adapun sisa panen akan dijual ke Berkah Sereh Wangi (BSW) binaan Hendri Sumasto di Desa Pematang Kabau.
PT SAL juga mendorong pemasaran produk olahan serai wangi oleh BSW seperti sabun cuci piring, minyak gosok, dan pewangi lantai agar menciptakan rantai pasok bagi UMKM dan warga SAD. Hasil penjualan ada yang diberikan secara tunai atau dalam bentuk bantuan rutin ke warga SAD dalam upaya Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Asisten CSR PT SAL Slamet Riyadi menjelaskan, program budidaya yang melibatkan warga SAD dan UMKM di sekitar kebun adalah implementasi yang sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals nomor 1, yakni mengakhiri kemiskinan dan nomor 8 yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
"Dengan terciptanya peningkatan yang lebih baik maka dapat menjadi satu kunci terciptanya kesejahteraan masyarakat yang lebih utuh dan berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations melalui program Public Contribution," jelasnya dalam siaran pers yang diterima, Rabu (20/11/2024).
Kelompok Suku Anak Dalam yang dikepalai Tumenggung Grip merupakan salah satu komunitas di Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) yang telah memanfaatkan Agriculture Learning Centre yang dinamai Suluh Rimbo tersebut. "Suluh Rimbo menjadi solusi alternatif bagi kami dalam pengembangan ekonomi masyarakat SAD yang melibatkan banyak pihak. Tentunya, dalam setiap pengelolaan kebun tersebut melibatkan langsung masyarakat kami," ujar Tumenggung Grip.
Grip menuturkan, sejak 2023 warga SAD dari kelompoknya mulai menanam sereh wangi. Menurutnya Suku Anak Dalam mau menanam sereh wangi di lahan taman nasional sebagai obat penangkal nyamuk, serangga, dan beruk yang mengganggu tanaman pangan mereka. Adapun sisa panen akan dijual ke Berkah Sereh Wangi (BSW) binaan Hendri Sumasto di Desa Pematang Kabau.
PT SAL juga mendorong pemasaran produk olahan serai wangi oleh BSW seperti sabun cuci piring, minyak gosok, dan pewangi lantai agar menciptakan rantai pasok bagi UMKM dan warga SAD. Hasil penjualan ada yang diberikan secara tunai atau dalam bentuk bantuan rutin ke warga SAD dalam upaya Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
(fjo)
tulis komentar anda