Ekonomi Suriah Babak Belur di Bawah Rezim Bashar al-Assad, Ini Faktanya
Jum'at, 13 Desember 2024 - 19:59 WIB
Ekspor Suriah turun 89% menjadi kurang dari $1 miliar dibandingkan dengan awal perang saudara, dan impor turun 81% menjadi USD3,2 miliar.
Bank Dunia mengatakan bahwa akses para petani terhadap benih, pupuk, bahan bakar, dan suku cadang mesin, yang dibutuhkan untuk bercocok tanam, menjadi semakin sulit, yang mengakibatkan berkurangnya produksi pertanian.
Sementara itu, mata uang pound Suriah terdepresiasi terhadap dolar sebanyak 270 kali dalam kurun waktu 2011-2023, yang semakin memicu inflasi. Pendapatan fiskal rezim Assad turun 35% dari tahun ke tahun secara riil pada tahun 2023 dan 85% sejak tingkat pra-konflik pada tahun 2010.
Rezim Assad memutuskan untuk mengurangi pengeluarannya sebesar 87% pada 2023 dibandingkan tahun 2010 untuk menyeimbangkan anggaran. Rezim ini juga mengesahkan undang-undang untuk penghematan anggaran kepada rakyat, memperketat program subsidi pemerintah, mengurangi porsi subsidi dalam anggaran negara dari 42% menjadi 19% secara tahunan pada tahun 2023, yang menyebabkan kenaikan harga gas, minyak, dan obat-obatan bersubsidi pada Agustus 2023.
3. Produsen Utama Penjual Obat Captagon
Selain itu, Suriah menjadi produsen utama dan penjual obat Captagon yang sangat adiktif, sebuah nama merek untuk fenetilline psiko-stimulan yang dilarang, yang dilaporkan dengan pengaruh PKK/YPG. Bank Dunia memperkirakan bahwa bisnis narkoba menghasilkan pendapatan hingga USD5,6 miliar pada 2020-2023, sementara para "aktor" yang terlibat dalam penjualan Captagon disebut-sebut meraup USD1,8 miliar per tahun, atau hampir dua kali lipat dari pendapatan Suriah dari ekspor legal.
Beberapa studi mengatakan bahwa keluarga Assad diperkirakan telah mengumpulkan kekayaan sebesar USD1 miliar hingga USD2 miliar sementara masyarakat dihadapkan pada kemiskinan yang ekstrem, sementara kekayaan keluarga Assad diyakini disembunyikan di berbagai rekening bank di luar negeri.
Gambar-gambar yang beredar di dunia maya di dalam kediaman keluarga Assad, Istana Rakyat di Damaskus, dilaporkan menunjukkan kendaraan-kendaraan mewah milik presiden yang digulingkan tersebut serta barang-barang gaya hidup mewah dan barang-barang pribadi. Para ahli mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Suriah setelah rezim Assad akan dimulai dengan dukungan dari negara-negara di wilayah tersebut, seperti Turki.
Bank Dunia mengatakan bahwa akses para petani terhadap benih, pupuk, bahan bakar, dan suku cadang mesin, yang dibutuhkan untuk bercocok tanam, menjadi semakin sulit, yang mengakibatkan berkurangnya produksi pertanian.
Sementara itu, mata uang pound Suriah terdepresiasi terhadap dolar sebanyak 270 kali dalam kurun waktu 2011-2023, yang semakin memicu inflasi. Pendapatan fiskal rezim Assad turun 35% dari tahun ke tahun secara riil pada tahun 2023 dan 85% sejak tingkat pra-konflik pada tahun 2010.
Rezim Assad memutuskan untuk mengurangi pengeluarannya sebesar 87% pada 2023 dibandingkan tahun 2010 untuk menyeimbangkan anggaran. Rezim ini juga mengesahkan undang-undang untuk penghematan anggaran kepada rakyat, memperketat program subsidi pemerintah, mengurangi porsi subsidi dalam anggaran negara dari 42% menjadi 19% secara tahunan pada tahun 2023, yang menyebabkan kenaikan harga gas, minyak, dan obat-obatan bersubsidi pada Agustus 2023.
3. Produsen Utama Penjual Obat Captagon
Selain itu, Suriah menjadi produsen utama dan penjual obat Captagon yang sangat adiktif, sebuah nama merek untuk fenetilline psiko-stimulan yang dilarang, yang dilaporkan dengan pengaruh PKK/YPG. Bank Dunia memperkirakan bahwa bisnis narkoba menghasilkan pendapatan hingga USD5,6 miliar pada 2020-2023, sementara para "aktor" yang terlibat dalam penjualan Captagon disebut-sebut meraup USD1,8 miliar per tahun, atau hampir dua kali lipat dari pendapatan Suriah dari ekspor legal.
Beberapa studi mengatakan bahwa keluarga Assad diperkirakan telah mengumpulkan kekayaan sebesar USD1 miliar hingga USD2 miliar sementara masyarakat dihadapkan pada kemiskinan yang ekstrem, sementara kekayaan keluarga Assad diyakini disembunyikan di berbagai rekening bank di luar negeri.
Gambar-gambar yang beredar di dunia maya di dalam kediaman keluarga Assad, Istana Rakyat di Damaskus, dilaporkan menunjukkan kendaraan-kendaraan mewah milik presiden yang digulingkan tersebut serta barang-barang gaya hidup mewah dan barang-barang pribadi. Para ahli mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Suriah setelah rezim Assad akan dimulai dengan dukungan dari negara-negara di wilayah tersebut, seperti Turki.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda