Bisnis Kepulan Asap Sampoerna Memudar Diterjang Dua Faktor Ini
Jum'at, 18 September 2020 - 14:31 WIB
JAKARTA - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, atau Sampoerna , mencatat kinerja negatif pada semester I 2020. Dalam periode pandemi Covid-19 tersebut, total pangsa pasar perusahaan mencapai 29,3% atau turun 3,1%.
Hal ini juga diikuti oleh penurunan volume pengiriman sebesar 38,5 miliar batang atau turun sebesar 18,2%. Dengan begitu, selama semester I tahun ini, kinerja perseroan terkontraksi negatif sebesar 15%.
Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan, ada dua faktor yang memberi dampak signifikan pada kinerja perseroan yang membuat penurunan volume penjualan. Kedua faktor itu adalah dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian nasional yang membuat daya beli masyarakat menurun serta kenaikan tarif cukai rata-rata 24% dan harga jual eceran sebesar 46% yang diberlakukan sejak tahun ini.
"Pandemi Covid-19 dan tarif cukai menjadi dua faktor utama yang memberikan dampak signifikan pada kinerja industri. Itu yang telah menyebabkan penurunan volume penjualan hingga dua digit," ujar Mindaugas, di Jakarta, Jumat (18/9/2020). ( Baca juga:Alamak, Vaksin Covid-19 Bakal Bikin Harga Emas Amblas )
Selama semester I-2020, volume industri mengalami penurunan sebesar 15%, ini tidak termasuk dampak dari estimasi pergerakan inventaris perdagangan. Pnurunan tersebut secara umum terjadi pada segmen pajak golongan V1.
Mindaugas mengatakan, daya beli atau konsumen selama pandemi yang rendah memperburuk kinerja perusahaan berkode saham HMSP itu. Sebab, terjadinya penurunan konsumsi produk perusahaan.
"Daya beli konsumen yang lebih rendah memiliki tren penurunan yang kian cepat, yaitu penurunan konsumsi dari produk dengan pajak dan harga yang lebih tinggi atau tingkat pajak V1. Ini membuat produk dengan pajak lebih rendah dan akibatnya dijual dengan harga yang lebih rendah atau tingkat pajak V2 dan V3," kata dia. ( Baca juga:Pentagon: China Tak Bisa Tandingi AS Meski Kapal Militernya Lebih Banyak )
Perseroan memahami bahwa pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada perlambatan ekonomi, masih tak menentu. Kendati demikian, Mindaugas menyebut, industri hasil tembakau (IHT) harus terus bergerak sehingga turut mendorong aktivitas sosio-ekonomi dan terus mempertahankan kontribusinya kepada perekonomian nasional.
Sampoerna juga tetap mewaspadai berbagai dampak lanjutan dari pandemi yang terjadi secara global dan terus beradaptasi dengan perkembangan situasi, serta menciptakan terobosan dan inovasi di dalam perjalanan bisnis untuk mengokohkan kepemimpinan perusahaan.
Hal ini juga diikuti oleh penurunan volume pengiriman sebesar 38,5 miliar batang atau turun sebesar 18,2%. Dengan begitu, selama semester I tahun ini, kinerja perseroan terkontraksi negatif sebesar 15%.
Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan, ada dua faktor yang memberi dampak signifikan pada kinerja perseroan yang membuat penurunan volume penjualan. Kedua faktor itu adalah dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian nasional yang membuat daya beli masyarakat menurun serta kenaikan tarif cukai rata-rata 24% dan harga jual eceran sebesar 46% yang diberlakukan sejak tahun ini.
"Pandemi Covid-19 dan tarif cukai menjadi dua faktor utama yang memberikan dampak signifikan pada kinerja industri. Itu yang telah menyebabkan penurunan volume penjualan hingga dua digit," ujar Mindaugas, di Jakarta, Jumat (18/9/2020). ( Baca juga:Alamak, Vaksin Covid-19 Bakal Bikin Harga Emas Amblas )
Selama semester I-2020, volume industri mengalami penurunan sebesar 15%, ini tidak termasuk dampak dari estimasi pergerakan inventaris perdagangan. Pnurunan tersebut secara umum terjadi pada segmen pajak golongan V1.
Mindaugas mengatakan, daya beli atau konsumen selama pandemi yang rendah memperburuk kinerja perusahaan berkode saham HMSP itu. Sebab, terjadinya penurunan konsumsi produk perusahaan.
"Daya beli konsumen yang lebih rendah memiliki tren penurunan yang kian cepat, yaitu penurunan konsumsi dari produk dengan pajak dan harga yang lebih tinggi atau tingkat pajak V1. Ini membuat produk dengan pajak lebih rendah dan akibatnya dijual dengan harga yang lebih rendah atau tingkat pajak V2 dan V3," kata dia. ( Baca juga:Pentagon: China Tak Bisa Tandingi AS Meski Kapal Militernya Lebih Banyak )
Perseroan memahami bahwa pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada perlambatan ekonomi, masih tak menentu. Kendati demikian, Mindaugas menyebut, industri hasil tembakau (IHT) harus terus bergerak sehingga turut mendorong aktivitas sosio-ekonomi dan terus mempertahankan kontribusinya kepada perekonomian nasional.
Sampoerna juga tetap mewaspadai berbagai dampak lanjutan dari pandemi yang terjadi secara global dan terus beradaptasi dengan perkembangan situasi, serta menciptakan terobosan dan inovasi di dalam perjalanan bisnis untuk mengokohkan kepemimpinan perusahaan.
(uka)
tulis komentar anda