BNI Optimistis Kredit Korporasi Terus Tumbuh hingga Akhir Tahun
Senin, 07 Desember 2020 - 09:35 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( BNI ) berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 2-4% year on year (yoy).
Kredit korporasi BNI akan difokuskan pada sektor yang relatif tidak terdampak pandemi dan memiliki kontribusi positif, termasuk yang berorientasi ekspor dan padat karya. Porsi kredit korporasi BNI sendiri adalah sebesar 53% terhadap total kredit keseluruhan. Ke depannya, BNI akan menargetkan korporasi top tier. (Baca: Ekosistem Digital Bantu Percepatan Penanganan Covid-19)
Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir mengakui bahwa selama pandemi, hampir seluruh sektor ekonomi terdampak baik secara langsung atau tidak, termasuk apa yang dialami oleh BNI. Meski demikian dirinya tetap optimistis BNI berpotensi tumbuh di tengah risiko tekanan dan kontraksi ekonomi. Segmen korporasi BNI diperkirakan tumbuh 4-5% untuk kredit modal kerja dan investasi.
“Sementara untuk kredit sindikasi, kontribusinya terhadap portofolio sampai Oktober lalu adalah 17% dari keseluruhan kredit korporasi. Di tengah pandemi BNI optimis hingga akhir tahun kontribusi sindikasi bisa sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 20%,” ujar Silvano di Jakarta, kemarin.
Tahun ini, lanjut dia, BNI juga telah menyalurkan kredit pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk korporasi sebesar Rp3,7 triliun atau 15% dari total kredit yang disalurkan. Adapun untuk tahun ini, beberapa sektor korporasi masih relatif baik di tengah pandemi seperti komoditas pertambangan, sektor makanan dan minuman.
“Barang-barang yang affordable di market dan dikonsumsi khalayak. Food and beverage dan konsumer, pertambangan, komoditas yang kami lihat demand nya cukup sehat,” jelas dia. (Baca juga: Kemenag Harap Madrasah Jadi Ruang Pembudayaan Pembelajaran)
Silvano juga menyebutkan dengan kolaborasi kebijakan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia harapan ekonomi tumbuh di 2021 semakin besar. Dengan begitu, tahun depan pihaknya bisa fokus pada sektor-sektor yang akan mengalami pemulihan tahun depan.
Sektor pertanian, informasi, komunikasi, jasa, kesehatan, kegiatan sosial dan jasa pendidikan sudah menunjukan pemulihan di kuartal III/2020. Selain itu, sektor perdagangan, transportasi, pergudangan, makanan dan minuman juga diperkirakan akan pulih lebih cepat seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan adanya vaksin.
“Dengan begitu, juga dengan sektor-sektor yang lain seperti pengolahan, manufaktur, kalau background tadi bisa terjadi, sektor yang tadi bisa bergerak bertumbuh sesuai dengan permintaan masyarakat,” katanya.
Kredit korporasi BNI akan difokuskan pada sektor yang relatif tidak terdampak pandemi dan memiliki kontribusi positif, termasuk yang berorientasi ekspor dan padat karya. Porsi kredit korporasi BNI sendiri adalah sebesar 53% terhadap total kredit keseluruhan. Ke depannya, BNI akan menargetkan korporasi top tier. (Baca: Ekosistem Digital Bantu Percepatan Penanganan Covid-19)
Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir mengakui bahwa selama pandemi, hampir seluruh sektor ekonomi terdampak baik secara langsung atau tidak, termasuk apa yang dialami oleh BNI. Meski demikian dirinya tetap optimistis BNI berpotensi tumbuh di tengah risiko tekanan dan kontraksi ekonomi. Segmen korporasi BNI diperkirakan tumbuh 4-5% untuk kredit modal kerja dan investasi.
“Sementara untuk kredit sindikasi, kontribusinya terhadap portofolio sampai Oktober lalu adalah 17% dari keseluruhan kredit korporasi. Di tengah pandemi BNI optimis hingga akhir tahun kontribusi sindikasi bisa sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 20%,” ujar Silvano di Jakarta, kemarin.
Tahun ini, lanjut dia, BNI juga telah menyalurkan kredit pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk korporasi sebesar Rp3,7 triliun atau 15% dari total kredit yang disalurkan. Adapun untuk tahun ini, beberapa sektor korporasi masih relatif baik di tengah pandemi seperti komoditas pertambangan, sektor makanan dan minuman.
“Barang-barang yang affordable di market dan dikonsumsi khalayak. Food and beverage dan konsumer, pertambangan, komoditas yang kami lihat demand nya cukup sehat,” jelas dia. (Baca juga: Kemenag Harap Madrasah Jadi Ruang Pembudayaan Pembelajaran)
Silvano juga menyebutkan dengan kolaborasi kebijakan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia harapan ekonomi tumbuh di 2021 semakin besar. Dengan begitu, tahun depan pihaknya bisa fokus pada sektor-sektor yang akan mengalami pemulihan tahun depan.
Sektor pertanian, informasi, komunikasi, jasa, kesehatan, kegiatan sosial dan jasa pendidikan sudah menunjukan pemulihan di kuartal III/2020. Selain itu, sektor perdagangan, transportasi, pergudangan, makanan dan minuman juga diperkirakan akan pulih lebih cepat seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan adanya vaksin.
“Dengan begitu, juga dengan sektor-sektor yang lain seperti pengolahan, manufaktur, kalau background tadi bisa terjadi, sektor yang tadi bisa bergerak bertumbuh sesuai dengan permintaan masyarakat,” katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda