Biaya Renovasi Perkantoran di Jepang Paling Mahal
Selasa, 08 Desember 2020 - 01:19 WIB
JAKARTA - Menurut laporan terbaru JLL, perusahaan perlu mengantisipasi tambahan anggaran untuk mendesain ulang atau meningkatkan kualitas ruang kerja mereka pada tahun 2021. Meski di saat yang sama banyak yang berupaya mengurangi pengeluaran (capex) di tengah tekanan finansial akibat pandemi.
Laporan bertajuk Asia Pacific Fit-Out Cost Guide 2020/2021 tersebut mengungkapkan, bahwa biaya renovasi rata-rata naik 4,7% dibanding tahun lalu di wilayah Asia Pasifik. Hal ini disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja, pertimbangan untuk faktor kesehatan dan keselamatan, terbatasnya ketersediaan material, dan tingginya biaya pengiriman.
(Baca Juga: Flexible Office Jadi Tren Perkantoran Selama Pandemi )
Executive Managing Director, Project Development Services, JLL Asia Pacifik, Martin Hinge menjelaskan, kota-kota yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing memiliki kesulitan kurangnya tenaga kerja dan pemerintah telah memberlakukan langkah-langkah yang ketat. Termasuk peningkatan rutinitas inspeksi serta penegakan protokol kesehatan dan keselamatan, agar lokasi konstruksi dapat dibuka kembali.
"Ini adalah tindakan pencegahan yang penting dan diperlukan. Namun, dampak pada produktivitas serta jadwal proyek yang diperpanjang akan meningkatkan biaya," kata Martin di Jakarta, Senin (7/12/2020).
Dipicu oleh pertumbuhan konstruksi dan kekurangan tenaga kerja, Tokyo menyandang gelar sebagai wilayah dengan biaya fit-out properti kantor termahal, dengan harga USD179 per sq-ft selama 4 tahun berturut-turut dibandingkan dengan harga rata-rata di kawasan lain sebesar USD93.
(Baca Juga: Corona Masih Merajalela Hingga Akhir Tahun, Luhut Minta Perkantoran Perbaiki Sirkulasi Udara )
Di wilayah lain, harga fit-out properti juga akan naik seperti di Brisbane, Singapore, Beijing, Shanghai, Guangzhou dan sebagian besar kota di India pada tahun 2021. Beberapa hal akan tetap menjadi kendala seperti ketersediaan tenaga kerja, ketergantungan pada material impor, dan penundaan tenggat waktu penyelesaian.
Sementara itu, di Auckland, Bangkok, Manila, Seoul, dan Taipei biaya diprediksi akan stabil atau sedikit menurun, karena banyak jasa penyedia konstruksi dan kontraktor yang berusaha mengurangi margin secara keseluruhan.
“Meskipun biaya fit-out bervariasi pada masing-masing wilayah di seluruh kawasan, kami yakin tren kenaikan secara keseluruhan akan tetap berlanjut di 2021. Perkantoran akan terus berkembang, dan tetap ada motivasi yang kuat bagi perusahaan untuk berinvestasi di berbagai bidang seperti teknologi, kesehatan dan kesejahteraan, untuk memenuhi peningkatan ekspektasi dari karyawan, di saat kita semua menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru," tandasnya.
Laporan bertajuk Asia Pacific Fit-Out Cost Guide 2020/2021 tersebut mengungkapkan, bahwa biaya renovasi rata-rata naik 4,7% dibanding tahun lalu di wilayah Asia Pasifik. Hal ini disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja, pertimbangan untuk faktor kesehatan dan keselamatan, terbatasnya ketersediaan material, dan tingginya biaya pengiriman.
(Baca Juga: Flexible Office Jadi Tren Perkantoran Selama Pandemi )
Executive Managing Director, Project Development Services, JLL Asia Pacifik, Martin Hinge menjelaskan, kota-kota yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing memiliki kesulitan kurangnya tenaga kerja dan pemerintah telah memberlakukan langkah-langkah yang ketat. Termasuk peningkatan rutinitas inspeksi serta penegakan protokol kesehatan dan keselamatan, agar lokasi konstruksi dapat dibuka kembali.
"Ini adalah tindakan pencegahan yang penting dan diperlukan. Namun, dampak pada produktivitas serta jadwal proyek yang diperpanjang akan meningkatkan biaya," kata Martin di Jakarta, Senin (7/12/2020).
Dipicu oleh pertumbuhan konstruksi dan kekurangan tenaga kerja, Tokyo menyandang gelar sebagai wilayah dengan biaya fit-out properti kantor termahal, dengan harga USD179 per sq-ft selama 4 tahun berturut-turut dibandingkan dengan harga rata-rata di kawasan lain sebesar USD93.
(Baca Juga: Corona Masih Merajalela Hingga Akhir Tahun, Luhut Minta Perkantoran Perbaiki Sirkulasi Udara )
Di wilayah lain, harga fit-out properti juga akan naik seperti di Brisbane, Singapore, Beijing, Shanghai, Guangzhou dan sebagian besar kota di India pada tahun 2021. Beberapa hal akan tetap menjadi kendala seperti ketersediaan tenaga kerja, ketergantungan pada material impor, dan penundaan tenggat waktu penyelesaian.
Sementara itu, di Auckland, Bangkok, Manila, Seoul, dan Taipei biaya diprediksi akan stabil atau sedikit menurun, karena banyak jasa penyedia konstruksi dan kontraktor yang berusaha mengurangi margin secara keseluruhan.
“Meskipun biaya fit-out bervariasi pada masing-masing wilayah di seluruh kawasan, kami yakin tren kenaikan secara keseluruhan akan tetap berlanjut di 2021. Perkantoran akan terus berkembang, dan tetap ada motivasi yang kuat bagi perusahaan untuk berinvestasi di berbagai bidang seperti teknologi, kesehatan dan kesejahteraan, untuk memenuhi peningkatan ekspektasi dari karyawan, di saat kita semua menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru," tandasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda