Ketika Para Pedagang Daging Mogok, Kementan Bilang Stok Daging Aman
Kamis, 21 Januari 2021 - 11:06 WIB
JAKARTA - Ketika kemarin para pedagang daging mulai mogok karena naiknya harga, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa stok daging sapi dan kerbau aman. Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan, stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Di tahun 2021, kebutuhan daging sapi dan kerbau diperkirakan meningkat menjadi 696.956 ton. Sementara produksi dalam negeri di tahun 2021 juga diperkirakan meningkat dari tahun 2020 yaitu sebesar 425.978 ton. ( Baca juga:Asuransi Bisa Bantu Petani Nunukan Hindari Kerugian Akibat Gagal Panen )
Selain produksi dalam negeri, masih terdapat carry over daging sapi/kerbau impor dan sapi bakalan setara daging dari tahun 2020 sebesar 47.836 ton sehingga total produksi/stok dalam negeri tahun 2021 sebesar 473.814 ton. Artinya, masih ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton.
"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton. Stok di akhir tahun 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton dan diharapkan juga mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022," kata Fadjar dalam keterangan resminya (21/1/2021)
Fadjar menambahkan, tahun 2021 ini sejatinya terjadi penurunan impor setara daging sebesar 13,01% dibandingkan dengan impor tahun 2020. “Kita berharap tren penurunan impor ini terus berlanjut sejalan dengan meningkatnya produksi daging dalam negeri,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menyampaikan potensi produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri di bulan Januari sebanyak 28,79 ribu ton. Sementara, kebutuhan konsumsi kurang lebih sebanyak 56,72 ribu ton. Kondisi defisit ini akan dipenuhi dari stok daging sapi dan kerbau impor dan sapi bakalan.
Selanjutnya ia mengungkapkan jumlah stok daging sapi dan kerbau impor per 14 Januari ini ada sekitar 21,98 ribu ton. Rinciannya terbagi di BUMN sebanyak 15,16 ribu ton dan di pelaku usaha/asosiasi sebanyak 6,83 ribu ton.
Sementara jumlah stok sapi bakalan di kandang per 14 Januari sebanyak 144.279 ekor atau setara daging 32,33 ribu ton. Ditambah, pada bulan Februari 2021 nanti direncanakan akan dimulai pengapalan sapi dari sumber negara lain, yaitu Meksiko untuk menambah stok sapi bakalan di Indonesia. Diketahui, selama ini sumber sapi yang masuk ke Indonesia hanya dari Australia. ( Baca juga:Terus Menguat, Hari Ini Harga Emas Naik Rp9.000 Per Gram )
"Untuk masalah harga, tetap merupakan kewenangan dari Kemendag. Infonya Kemendag sudah melakukan komunikasi dengan para feedloter. Kementan (Ditjen PKH) juga sudah mengecek ketersediaan di lapangan dan relatif cukup aman sampai dengan kebutuhan lebaran 2021," tutur Nasrullah.
Seperti diketahui, mulai kemarin (20/1) para pedagang daging melakukan aksi mogok berjualan. Penyebabnya, tingginya harga daging di rumah pemotongan hewan. Rencananya mogok itu akan dilakukan hingga Jumat besok (22/1).
Di tahun 2021, kebutuhan daging sapi dan kerbau diperkirakan meningkat menjadi 696.956 ton. Sementara produksi dalam negeri di tahun 2021 juga diperkirakan meningkat dari tahun 2020 yaitu sebesar 425.978 ton. ( Baca juga:Asuransi Bisa Bantu Petani Nunukan Hindari Kerugian Akibat Gagal Panen )
Selain produksi dalam negeri, masih terdapat carry over daging sapi/kerbau impor dan sapi bakalan setara daging dari tahun 2020 sebesar 47.836 ton sehingga total produksi/stok dalam negeri tahun 2021 sebesar 473.814 ton. Artinya, masih ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton.
"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton. Stok di akhir tahun 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton dan diharapkan juga mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022," kata Fadjar dalam keterangan resminya (21/1/2021)
Fadjar menambahkan, tahun 2021 ini sejatinya terjadi penurunan impor setara daging sebesar 13,01% dibandingkan dengan impor tahun 2020. “Kita berharap tren penurunan impor ini terus berlanjut sejalan dengan meningkatnya produksi daging dalam negeri,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menyampaikan potensi produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri di bulan Januari sebanyak 28,79 ribu ton. Sementara, kebutuhan konsumsi kurang lebih sebanyak 56,72 ribu ton. Kondisi defisit ini akan dipenuhi dari stok daging sapi dan kerbau impor dan sapi bakalan.
Selanjutnya ia mengungkapkan jumlah stok daging sapi dan kerbau impor per 14 Januari ini ada sekitar 21,98 ribu ton. Rinciannya terbagi di BUMN sebanyak 15,16 ribu ton dan di pelaku usaha/asosiasi sebanyak 6,83 ribu ton.
Sementara jumlah stok sapi bakalan di kandang per 14 Januari sebanyak 144.279 ekor atau setara daging 32,33 ribu ton. Ditambah, pada bulan Februari 2021 nanti direncanakan akan dimulai pengapalan sapi dari sumber negara lain, yaitu Meksiko untuk menambah stok sapi bakalan di Indonesia. Diketahui, selama ini sumber sapi yang masuk ke Indonesia hanya dari Australia. ( Baca juga:Terus Menguat, Hari Ini Harga Emas Naik Rp9.000 Per Gram )
"Untuk masalah harga, tetap merupakan kewenangan dari Kemendag. Infonya Kemendag sudah melakukan komunikasi dengan para feedloter. Kementan (Ditjen PKH) juga sudah mengecek ketersediaan di lapangan dan relatif cukup aman sampai dengan kebutuhan lebaran 2021," tutur Nasrullah.
Seperti diketahui, mulai kemarin (20/1) para pedagang daging melakukan aksi mogok berjualan. Penyebabnya, tingginya harga daging di rumah pemotongan hewan. Rencananya mogok itu akan dilakukan hingga Jumat besok (22/1).
(uka)
tulis komentar anda