Cara UMKM Manfaatkan Teknologi untuk Berdayakan Komunitas di Surabaya dan Makassar
Jum'at, 19 Februari 2021 - 09:59 WIB
JAKARTA - Digitalisasi menjadi bagian penting di tengah pandemi untuk memastikan bisnis dapat terus berjalan, saat pembatasan sosial diberlakukan. Teknologi juga telah menginspirasi banyak UMKM yang berani merintis bisnis, karena tahu bahwa pembeli kini bisa dijangkau dengan lebih mudah. Tak hanya disitu, sudah ada banyak kisah sukses yang membuktikan peran teknologi dalam kemajuan bisnis UMKM di Indonesia.
Riset Penelitian Tenggara & CSIS Institute pada tahun 2020 menemukan bahwa mitra merchant GrabFood misalnya, melihat adanya peningkatan penjualan masing-masing setelah bergabung dengan Grab. Hal ini tentunya terjadi berkat teknologi platform GrabFood yang memiliki basis armada pengantaran dan pelanggan di ratusan kota di Indonesia.
Riset juga menunjukkan banyak mitra merchant GrabFood menjadikan GrabFood sebagai alasan utama memulai bisnis kuliner mereka, dan sebagian besar lain mengatakan mereka bergabung dengan platform GrabFood sejak hari pertama mereka memulai bisnis kulinernya.
Tak hanya meningkatkan penjualan berkat kehadiran platform GrabFood beberapa UMKM merasakan bisnisnya bisa tumbuh berkembang dan beradaptasi meskipun usaha yang dimilikinya berada di lokasi kurang strategis. Inilah beberapa kisah sukses mereka.
Berkembang dan Beradaptasi Meskipun di Lokasi Tak Strategis
Berbeda dengan kisah Aiola Eatery, kisah sukses UMKM lainnya yang merasakan keuntungan dari kehadiran platform GrabFood meskipun usahanya berada di lokasi kurang strategis adalah Cieny, pemilik warung dari Sego Sambal Cak Brewok. Cieny merasa lokasi warung Sego Sambal Cak memiliknya kurang strategis karena harus masuk ke Jalan Gunung Lompobattang yang lebih kecil, sehingga ia berinisiatif sampai bangunan rumah toko (ruko) nomor 28 dengan spanduk warna kuning bertuliskan “Sego Sambal Cak Brewok” ukuran besar. Akan tetapi pemilihan lokasi ternyata bukan masalah besar untuk Cieny, pemilik warung tersebut.
Cieny sudah memiliki dua cabang Sego Sambal Cak Brewok yang ia rasa lokasinya sama sama kurang strategis. Di sana tidak melayani pembelian makan di tempat; seluruhnya hanya mengandalkan penjualan online.
Konsep penjualan seperti inilah yang kemudian dikembangkan oleh Cieny dengan warung Sego Sambal Cak Brewok. Cabang keduanya dibuka di Jalan Camba Jawayya, yang letaknya juga tidak strategis; agak jauh dari keramaian jalan utama. "Cabang kedua ini juga rumah tinggal, bukan ruko. Lokasinya agak masuk ke dalam," terangnya.
Kendati selalu memilih lokasi tidak strategis dan selalu mengandalkan penjualan online, jerih payah Cieny membuahkan hasil yang besar. Warung Sego Sambal Cak Brewok laris manis, bahkan ia mengatakan sekarang berniat untuk membuka dua cabang baru di lokasi berbeda.
Riset Penelitian Tenggara & CSIS Institute pada tahun 2020 menemukan bahwa mitra merchant GrabFood misalnya, melihat adanya peningkatan penjualan masing-masing setelah bergabung dengan Grab. Hal ini tentunya terjadi berkat teknologi platform GrabFood yang memiliki basis armada pengantaran dan pelanggan di ratusan kota di Indonesia.
Riset juga menunjukkan banyak mitra merchant GrabFood menjadikan GrabFood sebagai alasan utama memulai bisnis kuliner mereka, dan sebagian besar lain mengatakan mereka bergabung dengan platform GrabFood sejak hari pertama mereka memulai bisnis kulinernya.
Tak hanya meningkatkan penjualan berkat kehadiran platform GrabFood beberapa UMKM merasakan bisnisnya bisa tumbuh berkembang dan beradaptasi meskipun usaha yang dimilikinya berada di lokasi kurang strategis. Inilah beberapa kisah sukses mereka.
Berkembang dan Beradaptasi Meskipun di Lokasi Tak Strategis
Berbeda dengan kisah Aiola Eatery, kisah sukses UMKM lainnya yang merasakan keuntungan dari kehadiran platform GrabFood meskipun usahanya berada di lokasi kurang strategis adalah Cieny, pemilik warung dari Sego Sambal Cak Brewok. Cieny merasa lokasi warung Sego Sambal Cak memiliknya kurang strategis karena harus masuk ke Jalan Gunung Lompobattang yang lebih kecil, sehingga ia berinisiatif sampai bangunan rumah toko (ruko) nomor 28 dengan spanduk warna kuning bertuliskan “Sego Sambal Cak Brewok” ukuran besar. Akan tetapi pemilihan lokasi ternyata bukan masalah besar untuk Cieny, pemilik warung tersebut.
Cieny sudah memiliki dua cabang Sego Sambal Cak Brewok yang ia rasa lokasinya sama sama kurang strategis. Di sana tidak melayani pembelian makan di tempat; seluruhnya hanya mengandalkan penjualan online.
Konsep penjualan seperti inilah yang kemudian dikembangkan oleh Cieny dengan warung Sego Sambal Cak Brewok. Cabang keduanya dibuka di Jalan Camba Jawayya, yang letaknya juga tidak strategis; agak jauh dari keramaian jalan utama. "Cabang kedua ini juga rumah tinggal, bukan ruko. Lokasinya agak masuk ke dalam," terangnya.
Kendati selalu memilih lokasi tidak strategis dan selalu mengandalkan penjualan online, jerih payah Cieny membuahkan hasil yang besar. Warung Sego Sambal Cak Brewok laris manis, bahkan ia mengatakan sekarang berniat untuk membuka dua cabang baru di lokasi berbeda.
tulis komentar anda