Bahlil Tegaskan Proyek Investasi Hyundai Tidak Berubah
Sabtu, 18 April 2020 - 16:11 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang Tengah, Jawa Barat.
Kunjungan dimaksudkan untuk melihat perkembangan pembangunan pabrik dan berdiskusi untuk memastikan perusahaan asal Korea Selatan ini, bisa menyelesaikan semua target sesuai jadwal.
Proyek Hyundai senilai USD1,55 miliar ditargetkan selesai di tahun 2030 dan akan menyerap 3.720 tenaga kerja dalam 2 tahap pembangunan.
Bahlil mengatakan Indonesia dan Korea Selatan, memiliki komitmen tegas untuk mengawal, membantu dan memfasilitasi seluruh investor asal Korea Selatan yang ada di Indonesia. Ini termasuk pembangunan pabrik mobil Hyundai yang direncanakan dalam kurun waktu 2 tahun.
"Komitmen pendirian pabrik ditandatangani pada saat saya mendampingi Presiden Joko Widodo ke Korea tahun lalu. Hari ini kita melihat jelas, sekalipun di tengah pandemi Covid-19, tetapi mereka mampu menjalankan proyeknya, tentu dengan memperhatikan SOP oleh pemerintah," ujar Bahlil di Jakarta, Sabtu (18/4/2020).
Di samping itu, Bahlil meminta komitmen agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya di tengah pandemi Covid-19. BKPM meyakinkan Hyundai bahwa proyek ini penting untuk tetap berjalan agar mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk terus bergerak.
"Ini harusnya dijadikan contoh bagi industri atau investor lain yang tengah menjalankan usaha di Indonesia, bahwa di tengah Covid-19 bukan berarti usahanya tidak jalan, semuanya jalan," paparnya.
Bahlil juga mengatakan bahwa awalnya akan segera dilakukan groundbreaking pabrik namun ditunda karena pandemi Covid-19.
"Tapi saya sangat mengapresiasi karena Hyundai tetap menargetkan akan sudah berproduksi pada Desember 2021. Kita akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang akan menghasilkan mobil listrik. Kita harus dukung," ucap Bahlil optimis.
Presiden Hyundai Asia Pasific Lee Young Tack menyampaikan Hyundai memahami bahwa saat-saat ini merupakan situasi sulit yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia. Tapi semua rencana perusahaan akan tetap dijalankan tanpa penundaan.
"Karena dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia, terutama BKPM, tidak ada masalah dalam proyek kami. Terima kasih banyak. Kami akan menjalankan proyek ini sesuai yang direncanakan, dan akan mulai berproduksi pada Desember 2021. Indonesia penting bagi Hyundai karena potensi dan kapasitasnya yang sangat besar. Indonesia akan menjadi basis pusat produksi pertama Hyundai di kawasan ASEAN, dan kami akan ekspor juga ke negara-negara Asia Pasifik," ucap Lee Young Tack.
Hyundai akan memulai produksi komersialnya bulan Desember 2021 dengan kapasitas tahunan 150.000 unit dan ditargetkan mencapai 250.000 unit per tahun ketika mencapai kapasitas penuh. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal Indonesia, perusahaan juga akan mengekspor produknya ke pasar utama di kawasan Asia Pasifik, terutama Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Kunjungan dimaksudkan untuk melihat perkembangan pembangunan pabrik dan berdiskusi untuk memastikan perusahaan asal Korea Selatan ini, bisa menyelesaikan semua target sesuai jadwal.
Proyek Hyundai senilai USD1,55 miliar ditargetkan selesai di tahun 2030 dan akan menyerap 3.720 tenaga kerja dalam 2 tahap pembangunan.
Bahlil mengatakan Indonesia dan Korea Selatan, memiliki komitmen tegas untuk mengawal, membantu dan memfasilitasi seluruh investor asal Korea Selatan yang ada di Indonesia. Ini termasuk pembangunan pabrik mobil Hyundai yang direncanakan dalam kurun waktu 2 tahun.
"Komitmen pendirian pabrik ditandatangani pada saat saya mendampingi Presiden Joko Widodo ke Korea tahun lalu. Hari ini kita melihat jelas, sekalipun di tengah pandemi Covid-19, tetapi mereka mampu menjalankan proyeknya, tentu dengan memperhatikan SOP oleh pemerintah," ujar Bahlil di Jakarta, Sabtu (18/4/2020).
Di samping itu, Bahlil meminta komitmen agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya di tengah pandemi Covid-19. BKPM meyakinkan Hyundai bahwa proyek ini penting untuk tetap berjalan agar mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk terus bergerak.
"Ini harusnya dijadikan contoh bagi industri atau investor lain yang tengah menjalankan usaha di Indonesia, bahwa di tengah Covid-19 bukan berarti usahanya tidak jalan, semuanya jalan," paparnya.
Bahlil juga mengatakan bahwa awalnya akan segera dilakukan groundbreaking pabrik namun ditunda karena pandemi Covid-19.
"Tapi saya sangat mengapresiasi karena Hyundai tetap menargetkan akan sudah berproduksi pada Desember 2021. Kita akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang akan menghasilkan mobil listrik. Kita harus dukung," ucap Bahlil optimis.
Presiden Hyundai Asia Pasific Lee Young Tack menyampaikan Hyundai memahami bahwa saat-saat ini merupakan situasi sulit yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia. Tapi semua rencana perusahaan akan tetap dijalankan tanpa penundaan.
"Karena dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia, terutama BKPM, tidak ada masalah dalam proyek kami. Terima kasih banyak. Kami akan menjalankan proyek ini sesuai yang direncanakan, dan akan mulai berproduksi pada Desember 2021. Indonesia penting bagi Hyundai karena potensi dan kapasitasnya yang sangat besar. Indonesia akan menjadi basis pusat produksi pertama Hyundai di kawasan ASEAN, dan kami akan ekspor juga ke negara-negara Asia Pasifik," ucap Lee Young Tack.
Hyundai akan memulai produksi komersialnya bulan Desember 2021 dengan kapasitas tahunan 150.000 unit dan ditargetkan mencapai 250.000 unit per tahun ketika mencapai kapasitas penuh. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal Indonesia, perusahaan juga akan mengekspor produknya ke pasar utama di kawasan Asia Pasifik, terutama Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
(bon)
tulis komentar anda