Ungkap Rahasia Usia Panjang Merek Pionir di Indonesia
Senin, 05 April 2021 - 19:13 WIB
JAKARTA - Buku “Brands Journey, From Zero to Hero” secara virtual telah diluncurkan dengan mengungkap rahasia usia atau umur panjang dari sejumlah brand pionir di Indonesia. Buku ini menyajikan studi kasus dari 11 merek , sekaligus living legend brand di Indonesia.
Masing-masing merek adalah Bank OCBC NISP, Bintang Toedjoe, Bio Farma, Campina, Danone Indonesia (AQUA dan SGM), Kereta Api Indonesia (KAI), MY BABY, Panasonic, Sasa, Sharp, dan Telkomsel. Dalam buku setebal 235 halaman itu, diuraikan tentang bagaimana lika-liku perusahaan menghadapi berbagai tantangan dalam membangun, mengelola, dan membesarkan brand masing-masing.
Kisah mereka menunjukkan betapa kelincahan perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar dan konsumen menjadi sangat penting dalam mencetak sebuah brand yang kuat.
“Branding yang tepat akan menghasilkan merek yang kuat, merek yang bisa bertahan dalam berbagai situasi, sukses menghadapi berbagai tantangan dari masa ke masa. Tidak hanya diukur dari umurnya yang panjang, brand yang kuat bahkan bisa diberi nilai tinggi yang setara dengan sejumlah nilai mata uang (brand value) yang bisa menempatkan perusahaan pemiliknya pada posisi tawar yang tinggi,” papar Lis Hendriani, Editor Buku ‘Brands Journey, From Zero to Hero’.
Di dalam buku ini, dibahas juga tentang tantangan karena perubahan perilaku dan preferensi konsumen, tantangan di level channel distribusi dan komunikasi, tantangan akibat perubahan regulasi, tantangan karena perubahan teknologi, hingga tantangan karena pandemik Corona Virus Deasease (COVID)-19.
Menghadapi tantangan yang dinamis ini, lanjut dia, dibutuhkan brand guardianship atau perwalian merek yang militan untuk membangun, mengelola, dan membesarkan merek. Tak heran pula kalau ditemukan fakta bahwa brand yang kuat ternyata dikawal oleh para brand guardian yang konsisten dan persisten mengeksekusi strategic brand management.
“Oleh karena itu, di dalam buku ini, kami juga menyajikan satu bab khusus yang membahas tentang brand guardianship. Termasuk, militansi seperti apa yang dibutuhkan brand untuk mengawal eksistensi brand,” papar Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm ini.
Lebih jauh dia menegaskan, buku ini ditulis sebagai apresiasi kepada para pemilik brand yang telah berhasil membesarkan mereknya dan menjadikanya sebagai merek yang kuat, bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun -sampai sekarang. Sekaligus memberikan manfaat yang besar kepada konsumennya.
Bagi para praktisi branding, lanjut Lis, moral cerita di dalam buku ini diharapkan dapat menjadi teladan dalam brand guardianship merek yang berada dalam tanggung jawabnya. “Sementara itu, bagi para brand enthusiast dan mahasiswa yang sedang mempelajari ilmu branding, buku ini diharapkan dapat memperkaya wawasan tentang implementasi strategic brand management di perusahaaan-perusahaan terkemuka di Indonesia,” harapnya.
Buku yang diterbitkan SWA Group itu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian I tentang highlight pengelolaan 11 merek yang berhasil menjadi living legend brand di Indonesia; bagian II tentang pentingnya brand guardianship atau perwalian merek untuk mengawal eksistensi brand; dan bagian III tentang best practice strategic brand management di 11 merek yang menggarap pasar Indonesia.
Masing-masing merek adalah Bank OCBC NISP, Bintang Toedjoe, Bio Farma, Campina, Danone Indonesia (AQUA dan SGM), Kereta Api Indonesia (KAI), MY BABY, Panasonic, Sasa, Sharp, dan Telkomsel. Dalam buku setebal 235 halaman itu, diuraikan tentang bagaimana lika-liku perusahaan menghadapi berbagai tantangan dalam membangun, mengelola, dan membesarkan brand masing-masing.
Kisah mereka menunjukkan betapa kelincahan perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar dan konsumen menjadi sangat penting dalam mencetak sebuah brand yang kuat.
“Branding yang tepat akan menghasilkan merek yang kuat, merek yang bisa bertahan dalam berbagai situasi, sukses menghadapi berbagai tantangan dari masa ke masa. Tidak hanya diukur dari umurnya yang panjang, brand yang kuat bahkan bisa diberi nilai tinggi yang setara dengan sejumlah nilai mata uang (brand value) yang bisa menempatkan perusahaan pemiliknya pada posisi tawar yang tinggi,” papar Lis Hendriani, Editor Buku ‘Brands Journey, From Zero to Hero’.
Di dalam buku ini, dibahas juga tentang tantangan karena perubahan perilaku dan preferensi konsumen, tantangan di level channel distribusi dan komunikasi, tantangan akibat perubahan regulasi, tantangan karena perubahan teknologi, hingga tantangan karena pandemik Corona Virus Deasease (COVID)-19.
Menghadapi tantangan yang dinamis ini, lanjut dia, dibutuhkan brand guardianship atau perwalian merek yang militan untuk membangun, mengelola, dan membesarkan merek. Tak heran pula kalau ditemukan fakta bahwa brand yang kuat ternyata dikawal oleh para brand guardian yang konsisten dan persisten mengeksekusi strategic brand management.
“Oleh karena itu, di dalam buku ini, kami juga menyajikan satu bab khusus yang membahas tentang brand guardianship. Termasuk, militansi seperti apa yang dibutuhkan brand untuk mengawal eksistensi brand,” papar Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm ini.
Lebih jauh dia menegaskan, buku ini ditulis sebagai apresiasi kepada para pemilik brand yang telah berhasil membesarkan mereknya dan menjadikanya sebagai merek yang kuat, bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun -sampai sekarang. Sekaligus memberikan manfaat yang besar kepada konsumennya.
Bagi para praktisi branding, lanjut Lis, moral cerita di dalam buku ini diharapkan dapat menjadi teladan dalam brand guardianship merek yang berada dalam tanggung jawabnya. “Sementara itu, bagi para brand enthusiast dan mahasiswa yang sedang mempelajari ilmu branding, buku ini diharapkan dapat memperkaya wawasan tentang implementasi strategic brand management di perusahaaan-perusahaan terkemuka di Indonesia,” harapnya.
Buku yang diterbitkan SWA Group itu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian I tentang highlight pengelolaan 11 merek yang berhasil menjadi living legend brand di Indonesia; bagian II tentang pentingnya brand guardianship atau perwalian merek untuk mengawal eksistensi brand; dan bagian III tentang best practice strategic brand management di 11 merek yang menggarap pasar Indonesia.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda