Kata Pengamat Soal Suntikan PMN untuk 3 Perseroan Pelat Merah
Minggu, 18 Juli 2021 - 09:00 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima berserta jajarannya telah menyetujui usulan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2022 yang diajukan oleh pemerintah sebesar Rp72,449 triliun. Adapun terdapat tiga BUMN yang mendapat tambahan PMN Rp33,9 triliun di 2021 dan akan diajukan kembali mendapat PMN di tahun 2022.
Perlu diketahui PT Wasita Karya, PT Hutama Karya, dan PT KAI tidak termasuk dalam sektor esensial di mana dalam situasi sekarang pemerintah sedang menggaungkan sektor esensial yang paling diprioritaskan.
Terkait hal itu, pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, PT Wasita Karya terpukul hebat sepanjang 2020 karena banyak sekali pekerjaan yang harus tertunda, sementara selama tiga tahun terakhir Wasita Karya mendapat penugasan-penugasan dari pemerintah.
“Sebagian besar pengeluaran Wasita Karya ditanggung oleh Perseroan, maka ini menjadi beban untuk perusahaan dalam rangka untuk mengelola keuangan,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (17/7/2021).
Menurut dia, dana yang diberikan kepada Wasita Karya di tahun 2021 ini akan membantu dalam hal memperbaiki keuangan perusahaan. Sebab mereka harus menjalankan kewajiban-kewajiban dalam hal melakukan pembayaran. Dengan adanya dana suntikan PMN harapannya bisa mengembalikan kinerjanya di tahun 2022.
Kemudian, PT Hutama Karya juga diberikan PMN sebesar Rp31,35 triliun untuk mendukung pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Toto menerangkan Tol sumatera sudah setengah jalan dikerjakan pembangunannya. Sehingga suntikan ini diberikan untuk melanjutkan sebagian pekerjaan yang sudah dikerjakan sebelumnya.
“PMN yang diberikan ini bukan hanya saja untuk melanjutkan pekerjaan saja melainkan injeksi ini supaya ekonomi daerah Sumatera dimana pada daerah-daerah tertentu di Sumatera sedang ada pembangunan jalan yang akan dijalankan bisa menggeliat lebih cepat karena bagaimana pun multiplayer effect dari anggaran belanja modal perusahaan (Capital Expenditure/Capex) PT Hutama Karya akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan,” paparnya.
Perlu diketahui PT Wasita Karya, PT Hutama Karya, dan PT KAI tidak termasuk dalam sektor esensial di mana dalam situasi sekarang pemerintah sedang menggaungkan sektor esensial yang paling diprioritaskan.
Terkait hal itu, pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, PT Wasita Karya terpukul hebat sepanjang 2020 karena banyak sekali pekerjaan yang harus tertunda, sementara selama tiga tahun terakhir Wasita Karya mendapat penugasan-penugasan dari pemerintah.
“Sebagian besar pengeluaran Wasita Karya ditanggung oleh Perseroan, maka ini menjadi beban untuk perusahaan dalam rangka untuk mengelola keuangan,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (17/7/2021).
Menurut dia, dana yang diberikan kepada Wasita Karya di tahun 2021 ini akan membantu dalam hal memperbaiki keuangan perusahaan. Sebab mereka harus menjalankan kewajiban-kewajiban dalam hal melakukan pembayaran. Dengan adanya dana suntikan PMN harapannya bisa mengembalikan kinerjanya di tahun 2022.
Kemudian, PT Hutama Karya juga diberikan PMN sebesar Rp31,35 triliun untuk mendukung pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Toto menerangkan Tol sumatera sudah setengah jalan dikerjakan pembangunannya. Sehingga suntikan ini diberikan untuk melanjutkan sebagian pekerjaan yang sudah dikerjakan sebelumnya.
“PMN yang diberikan ini bukan hanya saja untuk melanjutkan pekerjaan saja melainkan injeksi ini supaya ekonomi daerah Sumatera dimana pada daerah-daerah tertentu di Sumatera sedang ada pembangunan jalan yang akan dijalankan bisa menggeliat lebih cepat karena bagaimana pun multiplayer effect dari anggaran belanja modal perusahaan (Capital Expenditure/Capex) PT Hutama Karya akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan,” paparnya.
Baca Juga
tulis komentar anda