Ekspor Kelapa Sawit Melejit Selama Pandemi, Menko Airlangga Ungkap Peran Penting Riset
Senin, 23 Agustus 2021 - 16:49 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan riset ekonomi hijau melalui kegiatan pengembangan bahan bakar hijau (green fuel) dengan B30 berhasil mendongkrak harga kelapa sawit hingga tingkat tertinggi.
“Dengan pencapaian ini kita bisa dorong lebih lagi untuk ekspor kita, dimana ekspor saat pandemi Covid-19 juga masih bisa mencapai sekitar USD 20 billion dan ini tidak turun selama pandemi,” katanya dalam diskusi virtual, Senin (23/8/2021).
Tak kalah pentingnya, ia menyampaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada periode ini mencapai Rp 1.800-2000 per kilogram.
“Sebelumnya di tahun 2019 yang lalu harganya hanya Rp 1000. Dengan demikian kebijakan menerapkan B30 ini bisa mendorong kekuatan kita di sektor energi,” tambahnya.
Diterangkan juga olehnya bahwa riset, inovasi, dan teknologi memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Adapun hal-hal yang dilakukan pemerintah di antaranya, mendorong riset ekonomi hijau, mempercepat komersialisasi hasil riset dan inovasi, serta meningkatkan kemampuan teknologi informasi.
Lebih lanjut, walaupun kini B30 sudah membuat Indonesia menjadi negara biodiesel terbesar di dunia, namun Menko menegaskan bahwa mengedepankan inovasi harus terus dilakukan. Adapun langkah yang tengah digodok pemerintah adalah mempersiapkan B100.
“Dari sisi inovasi harus satu langkah ke depan. Tapi kita juga harus menyadari harga B100 ini relatif lebih tinggi dari harga BBM sekarang. Harga BBM sekarang mulai agak melemah dari 70 dolar ke 65 dolar. Tentu ini menjadi salah satu tantangan juga buat kita,” papar Menko.
“Dengan pencapaian ini kita bisa dorong lebih lagi untuk ekspor kita, dimana ekspor saat pandemi Covid-19 juga masih bisa mencapai sekitar USD 20 billion dan ini tidak turun selama pandemi,” katanya dalam diskusi virtual, Senin (23/8/2021).
Tak kalah pentingnya, ia menyampaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada periode ini mencapai Rp 1.800-2000 per kilogram.
“Sebelumnya di tahun 2019 yang lalu harganya hanya Rp 1000. Dengan demikian kebijakan menerapkan B30 ini bisa mendorong kekuatan kita di sektor energi,” tambahnya.
Diterangkan juga olehnya bahwa riset, inovasi, dan teknologi memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Adapun hal-hal yang dilakukan pemerintah di antaranya, mendorong riset ekonomi hijau, mempercepat komersialisasi hasil riset dan inovasi, serta meningkatkan kemampuan teknologi informasi.
Lebih lanjut, walaupun kini B30 sudah membuat Indonesia menjadi negara biodiesel terbesar di dunia, namun Menko menegaskan bahwa mengedepankan inovasi harus terus dilakukan. Adapun langkah yang tengah digodok pemerintah adalah mempersiapkan B100.
“Dari sisi inovasi harus satu langkah ke depan. Tapi kita juga harus menyadari harga B100 ini relatif lebih tinggi dari harga BBM sekarang. Harga BBM sekarang mulai agak melemah dari 70 dolar ke 65 dolar. Tentu ini menjadi salah satu tantangan juga buat kita,” papar Menko.
tulis komentar anda