Bengkel UMKM Rugi Rp62,5 Triliun Akibat Pandemi Covid-19
Minggu, 31 Oktober 2021 - 19:55 WIB
(Baca juga:Depresi Terlilit Utang, Pria Paruh Baya Gantung Diri di Bengkel Ciputat)
Dengan kebutuhan biaya perawatan rutin mobil penumpang dan angkutan rata-rata Rp5 juta per tahun per mobil, atau Rp420.000 per bulan, potensi transaksi jasa dan spare part Rp104,25 triliun. Untuk sepeda motor dengan rata-rata biaya perawatan rutin Rp1 juta per tahun per motor, transaksi jasa dan toko spare part Rp112,77 triliun.
Dari total itu, sekitar 5% mobil butuh perbaikan sedang dan berat, modifikasi, restorasi, dan asesoris dengan tambahan biaya rata-rata Rp50 juta per unit, dengan transaksi Rp52,12 triliun. Untuk sepeda motor dengan rata-rata Rp10 juta per unit, nilai transaksi Rp56,39 triliun.
Dari total transaksi jasa dan komponen spare part Rp325,51 triliun, sebesar Rp195,1 triliun (60%) porsi bengkel otomotif skala UMKM dan besar, dan penjual spare part. Dari jumlah itu khusus skala besar Rp39,06 triliun (20%).
PBOIN berharap Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) memperhatikan kelangsungan usaha bengkel otomotif UMKM di Indonesia. Memberikan berbagai kemudahan, skema pembiayaan, dukungan, iklim usaha yang kondusif sesuai dengan keinginan pemerintah menaikkan kelas usaha UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sektor bengkel otomotif UMKM berperan penting dalam rantai industri otomotif nasional, menciptakan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan mengatasi masalah kemiskinan,” kata Hermas.
Menurut Hermas, saat ini terdapat sedikitnya 400.000 unit usaha bengkel otomotif di Indonesia, 95% kelompok usaha bengkel UMKM. Meliputi bengkel mobil, motor, body repair dan bagian-bagian mobil dan motor.
Dengan kebutuhan biaya perawatan rutin mobil penumpang dan angkutan rata-rata Rp5 juta per tahun per mobil, atau Rp420.000 per bulan, potensi transaksi jasa dan spare part Rp104,25 triliun. Untuk sepeda motor dengan rata-rata biaya perawatan rutin Rp1 juta per tahun per motor, transaksi jasa dan toko spare part Rp112,77 triliun.
Dari total itu, sekitar 5% mobil butuh perbaikan sedang dan berat, modifikasi, restorasi, dan asesoris dengan tambahan biaya rata-rata Rp50 juta per unit, dengan transaksi Rp52,12 triliun. Untuk sepeda motor dengan rata-rata Rp10 juta per unit, nilai transaksi Rp56,39 triliun.
Dari total transaksi jasa dan komponen spare part Rp325,51 triliun, sebesar Rp195,1 triliun (60%) porsi bengkel otomotif skala UMKM dan besar, dan penjual spare part. Dari jumlah itu khusus skala besar Rp39,06 triliun (20%).
PBOIN berharap Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) memperhatikan kelangsungan usaha bengkel otomotif UMKM di Indonesia. Memberikan berbagai kemudahan, skema pembiayaan, dukungan, iklim usaha yang kondusif sesuai dengan keinginan pemerintah menaikkan kelas usaha UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sektor bengkel otomotif UMKM berperan penting dalam rantai industri otomotif nasional, menciptakan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan mengatasi masalah kemiskinan,” kata Hermas.
Menurut Hermas, saat ini terdapat sedikitnya 400.000 unit usaha bengkel otomotif di Indonesia, 95% kelompok usaha bengkel UMKM. Meliputi bengkel mobil, motor, body repair dan bagian-bagian mobil dan motor.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda