Geliat Manufaktur Indonesia Lewati China dan Rusia
Kamis, 03 Februari 2022 - 09:31 WIB
JAKARTA - Industri pengolahan nonmigas di Tanah Air masih menunjukkan geliatnya pada awal tahun 2022. Geliat itu ditandai dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari yang berada di level 53,7 berdasarkan survei IHS Markit.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, capaian pada bulan pertama tersebut naik dibanding Desember tahun lalu yang mencapai 53,5. Indeks di atas 50 ini menandakan bahwa industri manufaktur dalam tahap ekspansif.
"PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 melampaui PMI Manufaktur rata-rata negara ASEAN (52,7), Malaysia (52,8), Filipina (50,0), Korea Selatan (51,9), Rusia (51,8), dan China (49,1)," papar Menperin dalam keterangan resminya, Kamis (3/2/2022).
Dia menuturkan, pencapaian tersebut membuktikan bahwa pelaku industri makin optimistis terhadap kondisi ekonomi di tengah situasi pandemi.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para pelaku industri manufaktur di Tanah Air. Kabar baik ini merupakan sinyal atau indikator bahwa pelaku industri makin optimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini,” katanya.
Menperin menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, meskipun di tengah tekanan gelombang ketiga pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan strategis telah dijalankan pemerintah dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, termasuk memberikan stimulus bagi pelaku industri agar bisa berproduksi dan berdaya saing.
Menperin meyakini, sektor industri manufaktur tetap memainkan peranan penting bagi perekonomian nasional. Peran penting ini dapat dilihat dari kinerja makro sektor industri manufaktur di beberapa indikator.
"Misalnya dari realisasi investasi, capaian ekspor, dan penambahan tenaga kerja,” ungkapnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, capaian pada bulan pertama tersebut naik dibanding Desember tahun lalu yang mencapai 53,5. Indeks di atas 50 ini menandakan bahwa industri manufaktur dalam tahap ekspansif.
"PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 melampaui PMI Manufaktur rata-rata negara ASEAN (52,7), Malaysia (52,8), Filipina (50,0), Korea Selatan (51,9), Rusia (51,8), dan China (49,1)," papar Menperin dalam keterangan resminya, Kamis (3/2/2022).
Dia menuturkan, pencapaian tersebut membuktikan bahwa pelaku industri makin optimistis terhadap kondisi ekonomi di tengah situasi pandemi.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para pelaku industri manufaktur di Tanah Air. Kabar baik ini merupakan sinyal atau indikator bahwa pelaku industri makin optimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini,” katanya.
Menperin menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, meskipun di tengah tekanan gelombang ketiga pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan strategis telah dijalankan pemerintah dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, termasuk memberikan stimulus bagi pelaku industri agar bisa berproduksi dan berdaya saing.
Menperin meyakini, sektor industri manufaktur tetap memainkan peranan penting bagi perekonomian nasional. Peran penting ini dapat dilihat dari kinerja makro sektor industri manufaktur di beberapa indikator.
"Misalnya dari realisasi investasi, capaian ekspor, dan penambahan tenaga kerja,” ungkapnya.
tulis komentar anda